Sukses

Syukron Amin: Puasa Itu Ujian Jasmaniah, Hasilkan Rapor Rohaniah

Menurut Ahmad Syukron Amin, puasa adalah ujian jasmaniah yang menghasilkan rapor rohaniah. Simak wawancara selengkapnya!

Citizen6, Jakarta: Tidak bisa dipungkiri lagi, puasa sangat banyak manfaatnya, baik untuk kesehatan lahir maupun ketenangan batin. Semua muslim yang sudah dewasa menjalani ritual tahunan ini selama sebulan penuh di bulan Ramadan. Karena pentingnya, semua orang tua muslim mengajarkan anaknya puasa sejak dini.

Begitupun dengan Ahmad Syukron Amin. Laki-laki ini telah mengenal puasa sejak masa bocah. Bahkan laki-laki yang pernah belajar Islam di Yaman ini juga telah berpuasa sunnah Senin-Kamis sejak SD. Kebiasaan itu berlanjut, setelah lulus SMA, alumnus Universitas Yemania ini pernah menjalankan puasa 1 tahun penuh.

Laki-laki yang tinggal di Semarang ini cukup populer di Twitter.  Di setiap postingannya ia sering menyelipkan hal-hal yang berhubungan dengan islam. Respon dari followernya cukup baik. Sehingga kadang ia juga melakukan kultwit (Kuliah Twitter).

Selain sibuk mengisi di beberapa kajian Fiqih dan pengajian di daerah Semarang, mantan Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Yaman ini juga sedang sibuk menyiapkan proposal tesisnya tentang Hukum Islam di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.

Berikut cuplikan wawancara Liputan6.com seputar Puasa Ramadan diantara kesibukannya menemani orang tua bertani dan berkebun!

Bagaimana puasa Anda di bulan Ramadan?

Sebagai seorang yang terlahir dari keluarga Sufi, saya memahami puasa bukan hanya melalui pendekatan syariat atau hukum semata, namun juga hakikat. Saya meyakini bahwa nilai yang terkandung dalam puasa lebih didominasi oleh ajaran yang bersifat batini. Inilah yang kita kenal dengan unsur esoterik.

Orang tua saya, khususnya Ibu, di samping rutin puasa weton atau neptu kelahiran anak-anaknya, juga gigih mendidik putra-putrinya supaya puasa sehari penuh, sejak sebelum mereka duduk di bangku SD. Mungkin berkat ikhtiar itu, saya waktu SD sampai SMP terbiasa melakukan puasa Senin-Kamis dan menunaikan puasa Dawud zaman SMA. Puncaknya, setelah lulus SMA, sebelum studi di Yaman, saya mengamalkan puasa dalail-khairat Qur'an selama setahun penuh.

Jadi, menurut hemat saya, puasa ialah ujian jasmaniah yang menghasilkan rapor rohaniah.

Apakah punya pengalaman spiritual?

Salah satu pengalaman spiritual yang memorable ini saya alami pada Ramadan kedua saya di Yaman. Tepatnya ketika saya iktikaf di sebuah masjid Syi'ah di ibukota Sana'a. Ketika dalam kondisi setengah sadar di saat saya melafalkan zikir, saya merasakan berhadapan dengan sosok Syaikh yang mengatakan kepada saya dengan bahasa Arab, yang artinya,"usahamu untuk umroh yang gagal ini akan diganti oleh Allah dengan berangkat haji". Saya belum sempat mengamini dan bertanya, sosok orang tua berwibawa itu langsung menghilang.

Waktu itu saya memang sudah berusaha maksimal untuk memperoleh visa umroh, namun gagal. Uang yang ada di kantong saya, sedekah dari salah seorang dermawan Yaman itu hanya cukup untuk ongkos umroh saja.

Setelah itu, apakah ada perubahan yang terjadi dalam hidup Anda?

Yang pasti, yang tadinya jarang shalat di masjid, saya jadi rajin shalat berjamaah di masjid. Setelah peristiwa pada spiritual retreat itu, segala sesuatu yang berkaitan persiapan untuk keberangkatan haji pertama dan seterusnya diberi kemudahan. Inilah yang dimaksud dengan 'min haitsu la yahtasib'.

Pengalaman Ramadan Anda yang paling berkesan?

Ramadan yang paling berkesan buat saya itu bulan puasa terakhir saya di Yaman. Pada 2011,  keamanan di negeri Saba' tidak menentu disebabkan adanya perang saudara. Krisis BBM dan listrik yang berkepanjangan. WNI di ibukota Sana'a yang sebelum revolusi jumlahnya mencapai ratusan orang tinggal puluhan jiwa.

Hamdan lillah, Ramadan genting itu bisa saya nikmati. Karena kebetulan selain menunggu keberangkatan menjadi petugas haji, saya juga berstatus sebagai staf khusus Sekretaris II KBRI Sana'a.

Syukron Amin mengakhiri wawancaranya dengan berpesan agar pembaca Liputan6.com selalu fit selama puasa, menurutnya gampang agar kita selalu fit dan semangat selama puasa, "selalu ingat bahwa waktu yang kita pakai untuk puasa hanya sebulan, sementara sebelas bulan lainnya badan kita sangat berkuasa". (Bnu)

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.