Sukses

Survei LSI: Sebanyak 60,5% Masyarakat Tidak Percaya Pemilu 2024 Diwarnai Kecurangan

31,4 persen menganggap Pemilu 2024 diwarnai kecurangan. Namun meski begitu, angka yang tidak percaya adanya kecurangan pada Pemilu 2024 jauh lebih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan masyarakat terkait pelaksanaan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Dalam survei, memuat terkait aspek Pemilu yang disebut diwarnai kecurangan.

Menurut Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, pihaknya menanyakan tentang berita-berita yang cukup marak tentang maraknya kecurangan Pemilu 2024.

"Cara kami bertanya adalah ada yang berpendapat Pemilu 2024 diwarnai banyak kecurangan, apakah para responden setuju dengan pendapat tersebut," ujar Djayadi dalam rilis Persepsi Publik Tentang Pelaksanaan Pemilu 2024, Minggu (25/2/2024).

Dan hasilnya, lanjut dia, sebanyak 31,4 persen menyatakan setuju dengan itu, artinya menganggap Pemilu 2024 diwarnai kecurangan. Namun meski begitu, angka yang tidak percaya dengan Pemilu 2024 diwarnai kecurangan jauh lebih tinggi.

"Memang ada sebanyak 60,5 persen masyarakat tidak setuju dengan pendapat tersebut, yakni tetap menganggap pelaksanaan Pemilu tidak diwarnai kecurangan," papar Djayadi.

"Tapi angka 31,4 persen ini sangat besar, kan gitu. Kalau kita tanya satu-satu apakah jurdil, apakah puas dengan pelaksanaan Pemilu, secara umum puas, tapi kalau ditanya apakah banyak kecurangan, ada 31,4 persen," sambung dia.

Kemudian, dalam rilis survei, tercatat masyarakat yang menilai Pemilu diwarnai kecurangan dari pemilih calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di angka 38,1 persen, paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di angka 36,5 persen, dan paslon nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud Md di angka 25,4 persen.

"Sementara yang tidak percaya Pemilu diwarnai kecurangan dari pemilih Anies-Cak Imin di angka 16,9 persen, Prabowo-Gibran di angka 71 persen, dan Ganjar-Mahfud di angka 12 persen," papar dia.

"Karena memang tidak spesifik ditanyakan siapa yang melakukan kecurangan," sambung Djayadi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Angka yang Sebut Kecurangan Tinggi Mayoritas dari Paslon 01 dan 03

Menurut Djayadi, kesimpulannya, pihak yang menilai Pemilu 2024 diwarnai kecurangan mayoritas berasal dari pemilih paslon 01 dan paslon 03.

Sementara, kata dia, untuk kategori partai, yang menilai Pemilu diwarnai kecurangan lebih banyak pada pemilih PDIP dengan 21,9 persen dan PKS dengan 19,4 persen.

"Memang partai-partai yang mendukung 01 dan 03 cenderung lebih banyak proporsinya menilai pemilu diwarnai kecurangan," Djayadi menandaskan.

Survei LSI tersebut dilaksanakan pada 19 Februari 2024 sampai dengan 21 Februari 2024 dengan target populasi survei warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel, sekitar 83 persen dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yakni melalui proses pemanggilan nomor telepon secara acak terhadap 1211 responden yang dipilih secara acak, validasi, dan screening.

Adapun Margin of error survei sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden pun dilakukan lewat telepon oleh pewawancara terlatih.

 

3 dari 4 halaman

Survei LSI: Mayoritas Penerima Bansos Pilih Prabowo-Gibran

Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan masyarakat terkait pelaksanaan Pemilu 2024. Di dalamnya juga diukur soal korelasi tingkat pemilih paslon dengan penerimaan bantuan sosial (bansos), yang hasilnya lebih banyak di pemilih paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan, pihaknya menanyakan soal bansos dengan pertanyaan 'apakah menerima bansos'. Hasilnya, 24 persen masyarakat mengaku menerima bansos dan 74 persen menyatakan tidak pernah atau tidak menerima bansos.

"Bagaimana soal menerima dan tidak menerima bansos dikaitkan dengan pilihan capres. Di kalangan yang menerima bansos, yang 24 persen tadi, 69 persen mendukung 02. Hampir sama tuh 17,6 persen dan 17,8 persen mendukung pasangan 01 dan pasangan 03," tutur Djayadi dalam rilis Persepsi Publik Tentang Pelaksanaan Pemilu 2024, Minggu (25/2/2024).

Secara rinci, untuk penerima bansos sebesar 17,6 persen memilih Anies-Cak Imin; 69,3 persen memilih Prabowo-Gibran; dan 13,1 persen memilih Ganjar-Mahfud.

Sementara yang tidak menerima bansos namun memilih Anies-Cak Imin sebesar 28,2 persen; memilih Prabowo-Gibran 54 persen; dan memilih Ganjar-Mahfud 17,8 persen.

"Di kalangan penerima bansos itu dukungannya paling banyak cenderung di pasangan 02. Tapi di kalangan tidak menerima bansos juga dukungannya mayoritas di pemilih 02, 54 persen, tapi dukungannya lebih rendah," jelas dia.

"Jadi tingkat dukungan masyarakat yang tidak menerima bansos itu lebih rendah daripada yang menerima bansos di pemilih 02," sambung Djayadi.

 

4 dari 4 halaman

Korelasi Bansos dan Dukungan ke Paslon 02

Demikian juga kalau dilihat dari segi partai, kata Djayadi, masyarakat yang mengaku tidak menerima bansos cenderung lebih tinggi memilih PKB, PDIP, PKS. Sementara angka penerima bansos dan tidak menerima untuk pemilih Gerindra hampir sejajar, yakni di 12,4 persen dan 12,6 persen.

"Tingkat kepuasan penerima bansos yang 24 persen itu mengaku sangat puas dan pilihannya tentu saja menjadi lebih banyak di 02. Jadi tingkat kepuasan bansos berkorelasi positif dengan dukungan 02," Djayadi menandaskan.

Survei LSI tersebut dilaksanakan pada 19 Februari 2024 sampai dengan 21 Februari 2024 dengan target populasi survei warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel, sekitar 83 persen dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode Random Digit Dialing (RDD), yakni melalui proses pemanggilan nomor telepon secara acak terhadap 1.211 responden yang dipilih secara acak, validasi, dan screening.

Adapun margin of error survei sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden pun dilakukan lewat telepon oleh pewawancara terlatih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.