Sukses

Bertemu Tokoh Lintas Etnis dan Agama Sumbar, Mahfud MD Janjikan Ini

Selain itu, Mahfud juga diminta mengawal sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumbar, sebagai bukti bahwa pemerintahan menghargai Sumbar.

Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud Md melanjutkan safari politik di hari kedua ke Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (18/12/2023).

Usai shalat subuh berjamaah di Masjid Al Hakim Islamic Cente, Kota Padang bersama Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Mahfud melakukan pertemuan di Gedung Long See Tong, Perkumpulan Keluarga Lie-Kwee, Kota Padang.

Sejumlah perwakilan masyarakat adat ingin Mahfud mengawal perlindungan hak-hak ulayat dan adat. Selain itu, Mahfud juga diminta mengawal sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumbar, sebagai bukti bahwa pemerintahan menghargai Sumbar. Sebab, kata mereka, tak ada Sumbar, maka tak ada Indonesia.

"Kalau sudah terpilih, jangan lupakan Sumatera Barat ya pak Mahfud," tutur salah satu tokoh dari etnis Tionghoa dikutip dari keterangan tertulis.

Tokoh Mentawai, Pdt Firman Simanjuntak juga menyampaikan pesan serupa yakni perlindungan dan pembangunan masyarakat adat. Apalagi, sejak Mentawai jadi kabupaten, pembangunan mandek.

Menangapi berbagai permintaan tersebut, Mahfud berjanji untuk mengesahkan UU Masyarakat Hukum Adat. Apalagi, akademisi dan masyarakat sipil termasuk masyarakat adat di Indonesia, sudah puluhan tahun memperjuangkan dan mengadvokasi hal ini.

"Masalah perlindungan terhadap hak adat dan tanah ulayat, bukan hanya di Padang, Sumbar, tapi di daerah lain banyak. Diambil oleh pengembang. Kita belum ada peraturan pemerintah tentang hak-hak adat," tuturnya.

"Hukum adat itu kan tak tertulis. Tetapi terlukis. Sehingga rentan terjadi pencaplokan lahan. Kita akan segera merumuskan UU Masyarakat Hukum Adat. Kalau Tuhan menakdirkan, akan jadi prioritas Prolegnas Pemerintah," sambung Mahfud.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mahfud Md: Sumatera Barat Seperti Rumah Kedua

Mahfud juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dalam beragam perbedaan. Di Islam, terlebih Nahdlatul Ulama, perbedaan beragama adalah fitrah. Tidak boleh saling bermusuhan.

"Semua keyakinan di Indonesia itu dilindungi. Ini yang harus dipelihara. Siapapun yang terpilih, harus menjaga kebhinnekaan dan memelihara kerukunan," pesannya.

Soal pesan warga Sumbar agar tak melupakan Tanah Minang, Mahfud menyakinkan, dirinya tak akan pernah melupakan tanah ini.

"Jangan khawatir. Sumatera Barat ini seperti rumah kedua. Saya 20 tahun mengajar di Universitas Andalas. Saya juga diberi kehormatan oleh warga Magek, Minangkabau. Kita sama-sama berjuang menyejahterakan Sumatera Barat," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Ceramah Subuh Di Padang, Mahfud Md: Kalau Jadi Pejabat Terus Lawan Kebathilan

Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud Md melanjutkan safarinya ke Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (18/12/2023).

Di hari keduanya di Tanah Minang ini, Mahfud mengawali kegiatannya dengan salat Subuh berjamaah di Masjid Al Hakim Islamic Cente, Kota Padang. Hadir Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, dan sejumlah tokoh masyarakat seperti mantan Rektor Universitas Andalas dan mantan Kapolda Sumbar.

Mahfud berada di barisan paling depan, mendirikan salat subuh berjamaah ketika iqomah berkumandang, diapit oleh Gubernur dan Wakil Gubernur. Usai salat subuh berjamaah, Mahfud diminta memberi ceramah ba’da subuh di depan para jamaah.

Mengawali ceramahnya, Mahfud menekankan bahwa materi yang akan disampaikan tidak ada kaitannya dengan politik praktis. Mahfud bicara soal tasawwuf atau upaya yang dilakukan manusia untuk memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada agama, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Santri Ponpes Al Mardhiyyah Pamekasan ini mengungkapkan hubungan antara hal yang ghaib dan kenyataan. Kadangkala yang ghaib, oleh orang modern, disebut tidak ilmiah dan tidak benar. Padahal Islam mewajibkan percaya pada yang ghaib.

"Soal mati, ruh, itu ghaib. Itu urusan Tuhan. Tidak akan pernah mengetahui. Kematian itu rahasia," kata Mahfud dikutip dari keterangan tertulis, Senin (18/12/2023).

Mahfud berharap jamaah yang hadir dapat hidup dan nanti kelak saat mati dalam keadaan nyaman. Jangan sampai mati melainkan dalam keadaan muslim atau berserah diri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.