Sukses

TKN Prabowo-Gibran Respons Pernyataan Megawati: Pemerintahan Pak Jokowi Sangat Demokratis

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, turut mengomentari tuduhan perilaku Orde Baru yang diutarakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, turut mengomentari tuduhan perilaku Orde Baru yang diutarakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Menurut Nusron, sistem seperti Orde Baru hanya terjadi apabila ada pembungkaman suara-suara tokoh masyarakat.

“Seperti itu (Orde Baru) sudah pasti ditangkap. Tapi hari ini kebebasan berbicara diberi hak dan keleluasaan ini menandakan pemerintahan Pak Jokowi sangat demokratis. Bahkan Pak Jokowi dihina tidak ada yang dipenjarakan,” kata dia dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (29/11/2023).

Dia menambahkan, perilaku orba mungkin terjadi bila instrumen negara dipakai untuk menakuti rakyat atau pihak lainnya.

“Misalnya, apabila intelijen negara dipakai untuk menakuti bahkan membuat pakta integritas PJ-PJ bupati atau wali kota untuk memenangkan paslon tertentu."

"Kedua, sistem orba bisa terjadi manakala pendamping desa, petugas-petugas PKH dan Kemensos itu juga digunakan untuk menakuti kelompok-kelompok penerima manfaat sosial seakan-akan program itu akan dihentikan kalau tidak dukung pasangan tertentu. Hanya karena kebetulan menterinya dari partai yang bersangkutan,” jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fenomena Menakuti Pemerintah Desa

Nusron menyebut ada pula fenomena para pendamping desa menakuti pemerintah desa dan kemudian mengarahkan mereka memilih pasangan tertentu. Selain itu, pendamping Pekerja Migran Indonesia juga melakukan hal serupa.

“Jadi sebenarnya yang menerapkan orba itu siapa? Menterinya siapa? Dari partai mana?” kata Nusron.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini