Sukses

Ahmad Ali soal Kabar Dirinya Jadi Ketua Timnas AMIN: Mudah-mudahan Bukan Saya

Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali membantah menjadi ketua Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali membantah menjadi ketua Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Menurut dia, ada sosok yang lebih pantas untuk menjadi ketua tim.

Ali mengaku belum tahu siapa sosok ketua Timnas Pemenangan AMIN. Ia yakin Anies memilih sosok yang mampu mengorganisir tim.

"Siapapun orang itu orang yang dipandang oleh Mas Anies mampu mengorganisir tim dan saya berdoa, mudah-mudahan bukan saya," katanya ketika dihubungi, Kamis (2/11/2023).

Ali merasa dirinya tidak cocok untuk menjadi ketua tim pemenangan. Ada sosok yang lebih baik untuk mendampingi Anies.

"Saya selalu berusaha untuk mencari orang yang terbaik untuk mendampingi Mas Anies," katanya.

Nama ketua tim pemenangan itu kini telah dikantongi oleh Anies Baswedan. Tinggal menunggu kapan mantan gubernur DKI Jakarta itu mengumumkan secara resmi ke publik.

"Bahwa sesungguhnya itu sudah ada, sudah terbentuk sudah bekerja selama setahun ini kan. Artinya beliau sudah siapa orangnya hanya beliau yang tahu. Tinggal menunggu waktu yang pas untuk diumumkan," kata Ali.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anies dan Ganjar Bisa Jadikan Prabowo-Gibran "Musuh Bersama"

Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai bacapres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sedang saling menjajaki.

Ia menyebut tak tertutup kemungkinan Anies atau Ganjar saling dukung jika salah satu dari mereka kandas di putaran pertama Pilpres 2024.

"Jadi, itu masuk akal itu menjadi bagian dari strategi. Kemudian, nanti mereka ini, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies-Muhaimin (bergabung) menjadi satu poros," kata Emrus kepada wartawan, Rabu (1/11/2023).

Belakangan, Ganjar terlihat kian akrab dengan Anies. Setidaknya, keakraban itu terlihat di media sosial. Via Twitter terverikasi @aniesbaswedan, Anies mengucapkan selamat ulang tahun dan minta ditraktir.

"Selamet ulang tahun, Dab @ganjarpranowo! Mugi-mugi terus sehat, nek ono daladh-daladh bareng ojo lali ngundang ya," cuit Anies.

Ucapan tersebut pun direspons Ganjar dengan gurauan. Ia mengaku tidak dapat mentraktir Anies karena sedang tanggal tua. "Maturnuwun dab @aniesbaswedan, sampeyan mugo-mugo sehat terus juga yo. Duh tanggal tua lagi poya mothig e hahaha," balas Ganjar.

Keduanya juga berbalas komentar di media massa. Dalam sebuah acara di Depok, Jawa Barat, Sabtu (28/10), Anies berbicara terkait isu dinasti politik yang sedang ramai diperbincangkan publik. Tanpa spesifik menyebut nama Jokowi, Anies mengingatkan bahwa rakyat tak akan membiarkan nepotisme tumbuh di Indonesia.

"Bapak-ibu, kita ingin tidak nepotisme hidup di negeri ini lagi? Negara ini adalah milik seluruh rakyat Indonesia, bukan milik satu dua keluarga, betul tidak?" ujar Anies.

Terpisah, Ganjar mengamini pernyataan Anies itu. "Semua sudah tau, emang milik siapa? Negara milik kita, milik rakyat Indonesia," ujar Ganjar kepada wartawan di Hotel Peninsula, Jakarta.

 

3 dari 3 halaman

Kesamaan Pandangan

Kesamaan pandangan antara Ganjar dan Anies mengenai isu politik dinasti, kata Emrus, menandakan keduanya seolah sepakat menjadikan Prabowo-Gibran sebagai "musuh bersama." Bukan tidak mungkin kesamaan persepsi antara dua kandidat itu diikuti para pendukung mereka.

"Pandangan mereka sama, yaitu negara ini bukan milik keluarga, negara ini milik rakyat. Sehingga mereka bisa menjadi kesatuan di dalam pergerakan politik ke depan. Jadi, Prabowo dan Gibran jadi satu tersendiri secara eksklusif," kata Emrus.

Menurut Emrus, Ganjar dan Anies pantas berkata bila negara bukan milik segolongan keluarga. Pasalnya, pencalonan Gibran sebagai cawapres tidak melalui proses yang sehat dalam demokrasi. "Padahal, dia secara prestasi juga belum mencolok," ucap Emrus.

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini