Sukses

Ketum Partai Gelora Anis Matta Nilai Banyak Sifat Positif Ditunjukkan Bakal Capres Prabowo Subianto

Ketua Umum atau Ketum Partai Gelora Anis Matta menilai, sikap rendah hati yang dimiliki Prabowo Subianto sangat menginspirasi masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto dinilai sebagai sosok yang paling relevan untuk memimpin Indonesia. Hal tersebut dikarenakan beberapa sifat positif yang selalu ditunjukan Prabowo Subianto.

Ketua Umum atau Ketum Partai Gelora Anis Matta menilai, sikap rendah hati yang dimiliki Prabowo sangat menginspirasi masyarakat Indonesia.

"Prabowo tidak pernah malu untuk selalu belajar dengan siapa pun, bahkan dengan lawan politik yang sudah mengalahkannya dua kali yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi)," ujar Anis dikutip dari akun instagram @dekade08 melalui keterangan tertulis, Jumat (15/9/2023).

Menurut dia, seorang pemimpin harus terus belajar dan tidak malu untuk menimba ilmu dengan siapa pun, baik dengan orang yang lebih tinggi atau dengan rakyat kecil.

Anis menilai, sikap itu ada pada diri Prabowo sehingga menjadikannya sangat relevan untuk menjadi Presiden Indonesia selanjutnya menggantikan Jokowi.

"Itu yang membuat Prabowo relevan, karena pemimpin itu akan selalu relevan kalau dia bisa berkontribusi. Dan apa yang membuatnya bisa berkontribusi adalah kalau dia selalu belajar," ucap dia.

Anis Matta mengatakan, kerendahan hati yang dimiliki Prabowo sangat menunjukan jiwa besar sebagai seorang pemimpin. Sikap tersebut sangat menunjukan kelayakan Prabowo sebagai seorang kepala negara yang siap menjaga kedaulatan rakyat.

Kerendahan hati yang membuat Menteri Pertahanan tersebut ingin selalu belajar dan menimba ilmu dari semua orang. Ini menunjukan kualitas pemimpin yang siap mendengarkan aspirasi rakyat demi kemajuan Indonesia.

"Momentum seorang pemimpin menjadi pembelajar itu adalah momentum di mana dia menegaskan bahwa dia akan selamanya relevan bagi bangsanya," pungkas Anis Matta.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

SMRC: Duet Anies-Cak Imin Kalah dari Ganjar-RK dan Prabowo-ET

Sebelumnya, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang baru dideklarasikan. Hasilnya, elektabilitas Anies-Cak Imin hanya 16,5 persen.

Dalam survei, Anies-Cak Imin dihadapkan dengan Ganjar Pranowo yang dipasangkan dengan Ridwan Kamil, serta Prabowo Subianto yang dipasangkan dengan Erick Thohir.

"Sementara untuk Ganjar-RK unggul dengan angka 35,4 persen dan Prabowo-ET sebagai runner-up dengan elektabilitas 31,7 persen. Responden yang belum menjawab 16,4 persen.

Survei digelar pada 5 September melalui telepon setelah Anies-Cak Imin dideklarasikan pada 2 September 2023 lalu.

Pendiri SMRC Saiful Mujani menjelaskan, dari hasil survei itu, tidak dapat disimpulkan apakah Anies-Cak Imin mendapatkan respon positif atau negatif setelah dideklarasikan. Karena tidak ada data duet itu sebelumnya.

Hanya saja dalam survei individual, elektabilitas Anies mencapai 20 persen. Maka ketika berpasangan dengan Cak Imin memperlihatkan belum ada kenaikan.

"Artinya, ketika Anies berpasangan dengan Muhaimin, data ini menunjukkan suara Anies belum mengalami kenaikan," kata Saiful dalam keterangannya, Kamis 14 September 2023.

 

3 dari 3 halaman

Tak Ada Perubahan Suara yang Besar

Saiful juga menjelaskan, selama Anies didukung NasDem, PKS dan NasDem, suaranya ketika dijumlahkan mencapai 20 persen. Ketika dipasangkan dengan Cak Imin hanya 16 persen mencerminkan dukungan itu hanya berasal dari kekuatan dari NasDem dan PKB saja, atau NasDem dan PKS saja.

"Jika suara Anies-Muhaimin sekarang sekitar 16 persen, ini mungkin mencerminkan kekuatan dua partai, bisa PKB dengan Nasdem atau Nasdem dengan PKS," jelas Saiful.

Artinya, Anies tidak atau kurang memiliki pemilih independen karena hanya berasal dari partai pengusung. Anies tidak memberikan efek ekor jas kepada partai pengusungnya.

"Harapan bahwa suara pasangan ini akan meningkat paska deklarasi belum terjadi. Kalau kita berpikir positif, mungkin karena mesin politiknya belum panas dan pemilih butuh waktu untuk antri masuk ke kotak Anies-Muhaimin," kata Saiful.

SMRC menggelar survei melalui wawancara telepon pada 5-8 September 2023. Pemilihan sampel menggunakan metode random digit dialing. Dengan teknik itu diambil sampel sebanyak 1212 responden. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.