Sukses

6 Hasil Survei Terkini Pilpres 2024 Versi LSI Denny JA, Elektabilitas Prabowo Subianto Salip Ganjar Pranowo

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis hasil survei terbarunya terkait Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Salah satunya terkait elektabilitas calon presiden di Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis hasil survei terbarunya terkait Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Salah satunya terkait elektabilitas calon presiden di Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.

Hasilnya, dari tiga calon presiden yang digadang akan maju ke dalam Pilpres 2024 yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo, nama Prabowo Subianto menjadi yang paling unggul.

"Prabowo berada di urutan pertama dengan hasil 33,9 persen. Kemudian disusul oleh Ganjar Pranowo dengan perolehan suara responden sebesar 31,9 persen dan terakhir adalah Anies Baswedan dengan perolehan 20,8 persen. Hasil ini memiliki responden yang tidak menjawab sebesar 13,4 persen," kata Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat memaparkan survei, Jumat 19 Mei 2023.

Adjie menjelaskan alasan mengapa hanya ada tiga nama yang diuji lembaganya untuk disurvei. Menurut dia, ketiga nama itu adalah mereka yang sejauh ini paling jelas dan paling pasti akan berkontestasi.

Kemudian, Adjie mengungkap sejumlah alasan, mengapa Prabowo Subianto bisa melanggeng ke putaran kedua Pilpres 2024. Menurut penelitian lembaganya, tercatat ada empat alasan mengapa hal itu terjadi.

"Kita menemukan 4 alasan mengapa Prabowo unggul ketimbang Anies dan Ganjar, alasan pertama dari riset yang kita temukan, mayoritas responden inginkan calon presiden (capres) strong leader dan mampu tumbuhkan ekonomi," kata Adjie.

Metodologi survei menggunakan multi-stage random sampling, dengan total responden sebesar 1.200 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tatal muka dan menggunakan kuesioner.

Sedangkan untuk margin of error, diketahui sebedar +/- 2,9 persen. Kemudian, rentang waktu dilakukan survei ini adalah 3-14 Mei 2023.

Berikut sederet hasil survei terkini yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan terkait elektabilitas calon presiden di Pemilu 2024.

Hasilnya, dari tiga calon presiden yang digadang akan maju ke dalam Pilpres yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo, nama Prabowo Subianto menjadi yang paling unggul.

"Prabowo berada di urutan pertama dengan hasil 33,9 persen. Kemudian disusul oleh Ganjar Pranowo dengan perolehan suara responden sebesar 31,9 persen dan terakhir adalah Anies Baswedan dengan perolehan 20,8 persen. Hasil ini memiliki responden yang tidak menjawab sebesar 13,4 persen," kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby saat memaparkan survei, Jumat 19 Mei 2023.

Adjie menjelaskan alasan mengapa hanya ada tiga nama yang diuji lembaganya untuk disurvei. Menurut dia, ketiga nama itu adalah mereka yang sejauh ini paling jelas dan paling pasti akan berkontestasi.

"Prabowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang diisi oleh Gerindra dan PKB. Kemudian Ganjar adalah sosok bacapres dari PDIP dan sudah dideklarasikan. Berikut juga dengan Anies yang sejauh ini sudah disepakati oleh Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat, PKS) sebagai Bacapresnya," ucap Adjie.

 

3 dari 7 halaman

2. Prabowo Subianto Berpotensi Masuk Putaran Kedua Pilpres

Mengenai hasil keunggulan Prabowo dalam survei tiga nama tersebut, Adjie meyakini Prabowo adalah sosok yang paling berpotensi masuk ke putaran kedua. Alasannya, karena tidak ada satu pun capres yang berada di angka 50 persen.

"Secara logika 13,4 persen kita distribusi kita anggap semuanya memilih ke tiga nama capres tidak mungkin ada capres yang memenuhi di atas 50 persen karena itu, Pilpres 2024 berpotensi 2 putaran," jelas dia.

Adjie menambahkan, saat kemudian terjadi dua putaran setiap capres harus mencapai angka ‘the magic number’ atau angka ambang batas minimal untuk lolos putaran kedua dan saat dihitung secara matematis, maka minimal setiap capres harus memperoleh 33,3 persen untuk bisa lolos ke putaran kedua.

"Oleh karena itu, dari 3 nama saat ini yang telah memenuhi ambang batas minimal adalah capres Prabowo Subianto dengan angka 33,9 persen," terang Adjie.

 

4 dari 7 halaman

3. Alasan Suara Pendukung Ganjar Disebut Lari ke Prabowo Subianto

Adjie kemudian mengungkap sejumlah alasan, mengapa Prabowo Subianto bisa melanggeng ke putaran kedua Pilpres 2024. Menurut penelitian lembaganya, tercatat ada empat alasan mengapa hal itu terjadi.

"Kita menemukan 4 alasan mengapa Prabowo unggul ketimbang Anies dan Ganjar, alasan pertama dari riset yang kita temukan, mayoritas responden inginkan calon presiden (capres) strong leader dan mampu tumbuhkan ekonomi," kata Adjie.

Adjie menjelaskan, strong leader menjadi kebutuhan sebab Indonesia dalam tiga tahun terakhir terjadi Covid-19 yang kemudian memporak-poranda isu ekonomi yang berakibat ekonomi masyarakat makin sulit.

"Karena itu kebutuhan publik terhadap pemimpin yang strong leader untuk menumbuhkan ekonomi makin tinggi. Sekarang dari tiga capres itu siapa sosoknya? Dari data kita memang nama yang muncul adalah Prabowo Subianto," ujar Adjie.

Alasan kedua, lanjut dia, adalah alasan limpahan suara yang turun dari Ganjar Pranowo. Berdasarkan data lembaganya, dukungan terhadap Ganjar sebagai capres ada tren penurunan pada periode survei sebelumnya.

Limpahan suara tersebut pada survei kali ini berpindah dan dari hasil cross step yang dilakukan arahnya secara mayoritas kepada Prabowo Subianto.

"Mengapa ke Prabowo? Karena karakter Prabowo lebih nasionalis daripada Anies. Makanya cenderung ke Prabowo yang dinilai lebih memiliki karakter nasionalis," papar Adjie.

Dia menambahkan, alasan ketiga adalah karakter Prabowo di pemerintahan yang kian terbukti sebagai menteri pertahanan. Setelah sebelumnya sebanyak dua kali Prabowo ikut Pilpres 2014 dan 2019 publik menilai dirinya memiliki kekurangan karena tidak pernah memangku jabatan di tingkat eksekutif.

Namun pada nanti 2024, kekurangan itu sudah menjadi pembuktian sebab Prabowo sudah membuktikan kinerjanya sebagai menteri pertahanan.

"Dulu Prabowo tokoh yang kuat dalam gagasan tapi lemah dalam aspek teknis. Ini citra yang membuatnya lemah ketimbang Jokowi, karena Jokowi pernah jabat sebagai walikota dan gubernur. Tapi kemudian pasca 2019 Prabowo masuk ke pemerintahan dan menjadi sosok yang membuktikan dan berpengalaman jadi nanti 2024 dia sudah dikenal sebagai tokoh insider di dalam pemerintah,” urai Ajie.

Terakhir atah alasan keempat, Prabowo dilihat sebagai tokoh yang mampu diterima berbagai spektrum politik yang beragam tapi kalau dipetakan dua sisi yakni Islam dan Nasionalis maka Prabowo bisa kepada keduanya.

"Saat ini Prabowo ada kecendrungan ke tengah dan saat dia membangun citra itu, dia dinilai sebagai tokoh yang dapat diterima di berbagai kalangan spektrum berbeda," tutur dia.

 

5 dari 7 halaman

4. Dukungan ke Ganjar Turun Pertama Kalinya dalam Setahun, Prabowo Moncer

Adjie mengatakan tren dukungan pada Ganjar Pranowo mengalami penurunan pertama kalinya dalam setahun belakangan. Pernyataan itu diungkap Adjie dalam rilis survei terkait Pilpres 2024, Jumat (19/5).

Dalam setahun terakhir, LSI Denny JA memaparkan dukungan untuk Ganjar relatif tidak stabil. Pada Mei 2022, dukungan kepada Ganjar sebesar 27,9% yang kemudian melonjak menjadi 31,8% pada September 2022.

Angka tersebut kembali naik pada Januari 2023 dengan 37,8%, namun hanya berselang empat bulan, suara untuk Ganjar anjlok menjadi 31,9% pada Mei 2023.

“Hampir semua lembaga survei menemukan temuan yang sama, ada kecenderungan turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo, terutama setelah beberapa kasus misalnya pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah,” kata Adjie.

Kendati suara untuk Ganjar menurun, Adjie mengatakan situasi berbeda justru terjadi dalam dua capres lainnya. Dukungan untuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto justru melejit dengan perolehan suara melebihi Ganjar yaitu 33,9% saat ini dari Mei 2022 27,9%.

Sementara suara untuk Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan cenderung stagnan dan hanya berkutat sekitar 20%.

Terkait gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala U-20, Adjie menyebut mayoritas publik kecewa pada Ganjar. Mereka bahkan menilai Ganjar sebagai salah sosok yang paling bersalah atas batalnya perhelatan tersebut.

"Walau batalnya Indonesia sebagai tuan rumah U-20 bukan putusan oleh tokoh politik domestik atau PSSI, tapi ini dari FIFA. Namun, Ganjar paling disalahkan,” papar Adjie.

Selain itu, Adjie juga menyebut beberapa waktu belakangan muncul persepsi bahwa Ganjar bukan tipe pemimpin yang kuat. Menurutnya, status Ganjar yang dideklarasikan sebagai ‘petugas partai’ justru melemahkan persepsi personal Ganjar.

"Bahkan ada yang mempersepsikan Pak Ganjar sebagai boneka, ini yang kemudian melemahkan persepsi personality dari Pak Ganjar oleh publik. Dia dianggap yang tidak kuat mengambil keputusan sendiri," ujarnya.

Adjie menyebut persepsi tersebut berbanding terbalik dengan penilaian masyarakat terhadap Prabowo. Berbeda dari Ganjar, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut dipandang sosok yang kuat sekaligus terbukti mampu mengemban jabatannya sebagai Menteri Pertahanan.

Dalam sejumlah kategori pemilih seperti kalangan pemilih muda hingga pemilih yang tinggal di pedesaan, Prabowo unggul atas Ganjar. Bahkan bila Pilpres 2024 diikuti oleh 3 Capres, menurut survei ini, Prabowo adalah capres yang dipastikan melaju ke putaran kedua dengan perolehan suara.

 

6 dari 7 halaman

5. Beberkan Isu Kemiskinan dan Capres Boneka Ganggu Pencapresan Ganjar Pranowo

Pertama kali dalam satu tahun terakhir, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah yang juga capres dari PDIP Ganjar Pranowo, mengalami penurunan.

Pada survei terbaru itu ditemukan bahwa sejak Mei 2022, elektabilitas Ganjar Pranowo cenderung naik dari serial survei LSI Denny JA. Pada Mei 2022, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah ini masih di bawah Prabowo Subianto di angka 27,9 persen.

Namun, kemudian cenderung naik hingga puncaknya pada Januari 2023 dengan elektabilitas sebesar 37,8 persen. Setahun kemudian, pada Mei 2023, elektabilitas Ganjar Pranowo turun di angka 31,9 persen.

Hasil survei yang sama membeberkan bahwa ada tiga alasan mengapa dukungan terhadap Ganjar Pranowo menurun.

Pertama, munculnya persepsi Ganjar Pranowo bukan tipe pemimpin yang kuat. Statusnya yang dideklarasikan dan dibincangkan publik sebagai “Petugas Partai” melemahkan persepsi personal Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo dinilai sebagai pemimpin yang tidak mampu mengambil keputusan sendiri karena harus berkonsultasi atau direstui dulu setiap keputusannya oleh ketua umum partainya, yakni Megawati Soekarnoputri. Bahkan, dalam FGD LSI Denny JA, ada yang menyatakan bahwa Ganjar Pranowo hanyalah Capres Boneka.

Kedua, kinerja Ganjar Pranowo dalam menangani masalah kemiskinan di Jawa Tengah. Data menunjukkan, Jawa Tengah adalah provinsi kedua termiskin di Pulau Jawa.

Kemiskinan di Jawa Tengah pada 2022 mencapai 10,98 persen. Bahkan, angka kemiskinan di Jawa Tengah melampaui rata-rata angka kemiskinan nasional yang pada 2022 sebesar 9,57 persen.

“Ganjar dipersepsikan gagal menangani kemiskinan yang menjadi salah satu isu penting dan prioritas bagi publik. JIka menangani kemiskinan di satu provinsi Jawa Tengah saja dianggap gagal, bagaimana bisa sukses menyejahterahkan 38 provinsi di Indonesia?” kata Adjie Alfaribi.

Ketiga, efek negatif batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Batalnya Indonesia sebagai tuan rumah memang bukan keputusan Ganjar Pranowo, namun keputusan FIFA.

“Namun, pernyataan Ganjar Pranowo yang ikut menolak keikutsertaan Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20 dianggap sebagai salah satu faktor penyebab batalnya Indonesia sebagai tuan rumah,” kata Adjie Alfaribi.

Survei LSI Denny JA menunjukan, 72 persen publik menyatakan kecewa gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah. Dari mereka yang menyatakan kecewa, Ganjar Pranowo dianggap sebagai orang yang paling disalahkan atas gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

“Mayoritas publik Indonesia yang penggemar bola juga mendukung kemerdekaan Palestina. Tapi mengorbankan kepentingan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, dengan tak mau menerima tim Israel bermain di sini, sementara Dubes Palestina di Indonesia saja bisa memahami, itu adalah nasionalisme yang lebay,” terangnya.

 

7 dari 7 halaman

6. Prabowo Menyalip Ganjar Pranowo

Apa yang dialami Ganjar Pranowo berbanding terbalik dengan capaian Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang elektabilitasnya cenderung meningkat.

LSI Denny JA mencatat, pada survei Mei 2023, elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 33,9 persen, unggul atas Ganjar Pranowo dengan 31,9 persen, dan Anies Baswedan sebesar 20,8 persen.

LSI Denny JA menyebut ada empat alasan mengapa Prabowo Subianto unggul dalam survei periode Mei 2023.

Pertama, mayoritas pemilih menginginkan Capres di Pilpres 2024 adalah sosok strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi. Dari ketiga nama Capres, Prabowo Subianto lebih kuat asosiasinya sebagai sosok strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi.

Usai bencana COVID-19 selama tiga tahun yang sudah memporak-porandakan Indonesia, kebutuhan akan pemimpin untuk menumbuhkan ekonomi semakin tinggi.

“Spektrum politik Indonesia juga beragam dengan kepentingannya masing- masing. Prabowo dipandang sebagai pemimpin yang tegas, kuat, dan fasih dalam merangkul aneka pihak,” ungkapnya.

Kedua, limpahan menurunnya suara Ganjar Pranowo. Survei LSI Denny JA menunjukan bahwa berkurangnya dukungan terhadap Ganjar Pranowo lebih banyak beralih ke Prabowo Subianto ketimbang ke Anies Baswedan.

Ketiga, pengalaman Prabowo Subianto di pemerintah pusat. Masuknya Prabowo Subianto ke dalam kabinet Presiden Jokowi memperkuat citra kapabilitas Menteri Pertahanan itu sebagai Capres yang mampu mengelola pemerintahan. Hal itu merupakan salah satu hal yang melemahkan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Keempat, Prabowo Subianto dinilai menjadi tokoh sentral yang banyak diterima oleh berbagai spektrum politik. Jika dibentangkan spektrum politik nasionalis hingga politik Islam, posisi Prabowo Subianto ada di poros tengah dan hal ini tentu menguntungkannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.