Sukses

Ma'ruf Amin: Ganti Wakil Presiden Tidak Mudah, Ada Mekanismenya

Ma'ruf mengingatkan agar media membuat berita dengan fakta dan data.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin angkat bicara terkait pemberitaan koran Indopos yang menyebutnya akan diganti dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok apabila terpilih sebagai Wakil Presiden periode 2019-2014. Menurut dia, pemberitaan itu tidak benar. 

"Itu mungkin orang ngelamun itu ya. Orang mengandai," kata Ma'ruf di Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2/2019).

Ma'ruf menuturkan ada mekanisme dan aturan hukum untuk mengganti seorang wakil presiden.

"Proses tidak semudah itu. Ada mekanismenya konstitusi, diatur ya. Sehingga tidak orang mau begini memang maunya siapa, itu ada mekanisme," ungkap Ma'ruf Amin.

Mantan Rais Aam PBNU ini mengingatkan agar media membuat berita dengan fakta dan data. Sebab, kata dia, pemberitaan yang tidak benar cenderung bisa dimanfaatkan oleh pihak lawan untuk menyerang.

"Kalau itu orang-orang berandai-andai diberitakan, waduh itu banyak sekali pengandaiannya itu ya. Yang aneh-aneh itu bisa (muncul). Nah pers sebaiknya tidak berandai-andai," ucap Ma'ruf.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dilaporkan ke Dewan Pers

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin melaporkan sebuah surat kabar harian nasional ke Dewan Pers, Menteng, Jakarta Pusat.

Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Maruf, Ade Irfan Pulungan mengatakan pihaknya mengadukan pemberitaan surat kabar yang terbit pada Rabu, 13 Februari 2019. Dia menyebut pemberitaan itu merupakan bentuk fitnah kepada paslon nomor 01.

"Pemilu aja belum terjadi dan ini sudah diberitakan. Kedua mereka ngangkat ini berdasarkan media sosial dimana tingkat kebenarannya, diragukan," kata Ade di Jakarta, Jumat 15 Februari 2019. 

Karena hal itu, Ade meminta Dewan Pers segera memproses dan menjatuhkan sanksi kepada salah satu media tersebut.

"Kami berharap bisa diporses lebih cepat karena menyangkut masalah pencapresan," jelasnya.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.