Liputan6.com, Jakarta - Rem mobil adalah salah satu komponen paling krusial dalam kendaraan. Fungsinya yang vital untuk memperlambat atau menghentikan laju mobil menjadi penentu keselamatan di jalan raya.
Kendati demikan, tak semua situasi darurat harus dihadapi dengan menginjak rem mendadak. Salah langkah bisa berakibat fatal, bahkan menyebabkan kecelakaan.
Tidak hanya itu, sebagai komponen penting, rem mobil wajib dijaga kondisinya agar dapat bekerja optimal saat dibutuhkan. Pengguna mobil disarankan untuk rutin memeriksa takaran cairan rem—jika berkurang, bisa jadi ada kebocoran yang berbahaya.
Advertisement
Selain itu, perhatikan ketebalan kampas rem, kondisi cakram, dan tromol. Namun, lebih dari sekadar kondisi teknis, pemahaman penggunaan rem juga menjadi faktor penting untuk memastikan mobil bisa dikendalikan secara tepat sesuai situasi jalan.
Berikut ini adalah tiga kondisi yang justru tidak dianjurkan untuk langsung menginjak rem secara mendadak sepert dikutip dari siaran pers yang diterima dari Auto2000, Senin (5/5/2025).Â
1. Lubang di Jalan: Rem Mendadak Bisa Rusak Kaki-Kaki Mobil
Melihat lubang besar di jalan tentu membuat refleks ingin langsung mengerem. Tapi tunggu dulu—pengereman mendadak justru bisa memicu tabrakan dari belakang atau merusak komponen kaki-kaki kendaraan.
Jika lubang masih cukup jauh, segera kurangi kecepatan secara halus sambil cek kondisi sekitar. Namun jika sudah terlalu dekat, lepaskan kaki dari pedal gas dan rem mobil, biarkan kendaraan meluncur melewati lubang dengan sendirinya.
Menginjak rem saat ban menginjak lubang bisa memindahkan beban ke depan dan menyebabkan ban pecah, pelek rusak, hingga kerusakan pada suspensi dan sistem kemudi. Lebih parah lagi, kendaraan bisa kehilangan kendali dan mengalami kecelakaan.
2. Aquaplaning: Jangan Panik dan Hindari Injak Rem
Aquaplaning menjadi momok saat musim hujan. Ini terjadi ketika ban kehilangan traksi akibat lapisan air yang menutupi permukaan jalan. Dalam kondisi ini, mobil menjadi sulit dikendalikan, apalagi jika melaju dalam kecepatan tinggi.
Langkah terbaik saat mengalami aquaplaning adalah tidak menginjak rem atau gas, serta jaga kemudi tetap lurus. Biarkan mobil meluncur hingga kecepatannya berkurang secara alami.
Jika setir sudah bisa dikontrol, berarti ban telah kembali mencengkeram jalan.
Ban yang aus, tekanan angin tidak merata, hingga suspensi bermasalah bisa memperparah kondisi ini. Karena itu, penting untuk memastikan kondisi ban dan suspensi selalu prima, terutama saat musim hujan.
Advertisement
3. Ban Pecah: Hindari Rem Mendadak, Gunakan Engine Brake
Ban pecah di kecepatan tinggi adalah situasi darurat yang sering membuat pengemudi panik. Banyak yang langsung menginjak rem keras, padahal ini bisa memperburuk keadaan.
Gunakan engine brake untuk menurunkan kecepatan, jangan injak pedal gas, rem, atau kopling. Tahan setir lurus, terutama jika ban depan yang pecah karena mobil akan tertarik ke arah ban tersebut.
Jangan membelokkan setir ke arah berlawanan karena bisa menyebabkan mobil terpelanting atau terguling.
Setelah laju kendaraan melambat dan terkendali, nyalakan sein kiri, arahkan mobil ke bahu jalan, dan biarkan berhenti dengan sendirinya. Pastikan kondisi sekitar aman dari kendaraan lain.