Sukses

Pentingnya Lokalisasi Komponen Bagi Toyota Indonesia

Seiring perjalanannya, Toyota terus membangun ekosistem otomotif termasuk kendaraan elektrifikasi yang saat ini tengah populer. Terkait kendaraan elektrifikasi, ada beberapa persoalan yang bakal dihadapi perusahaan di masa mendatang

Liputan6.com, Jakarta - Toyota telah hadir di Indonesia sudah sejak lama. Tercatat sudah 52 tahun pabrikan asal Jepang itu mengarungi bisnis di sektor otomotif Tanah Air.

Seiring perjalanannya, Toyota terus membangun ekosistem otomotif termasuk kendaraan elektrifikasi yang saat ini tengah populer. Terkait kendaraan elektrifikasi, ada beberapa persoalan yang bakal dihadapi perusahaan di masa mendatang.

"Persoalan kami nanti ke depan adalah supply chain. Jadi karena (kendaraan elektrifikasi) menggunakan baterai, dimana komponen ini dikuasai segelintir negara, jadi kalau kita tidak melakukan lokalisasi, supply chain kita jadi gak secure," terang Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam di Karawang Plant 2 TMMIN, Kawasan Industri KIIC, Karawang, Jawa Barat, Senin (7/8/2023).

Menurut dia, dalam melakukan lokalisasi juga harus mempertimbangkan skala ekonominya. "Jadi kita harus lokalisasi tapi harus ada economic scale-nya misal setiap 100 ribu unit kita bisa melokalisasi satu komponen, jadi memang ada satu volume tertentu yang harus dicapai untuk kita bisa melakukan lokalisasi," ujar Bob.

Dirinya juga menegaskan jika Toyota Indonesia telah melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk menunjang laju roda bisnisnya.

"Jadi prinsipnya dimungkinkan untuk melakukan kerjasama terlebih dengan IBC (Indonesia Battery Corporation). Tinggal sekarang seberapa kuat kita menciptakan pasar. Jadi problem nomor satu itu adalah how to create market," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Policy Menentukan Investasi

Lebih lanjut ia menyampaikan, saat ini yang dinantikan pelaku usaha adalah kebijakan yang jelas untuk menunjang peningkatan pasar kendaraan elektrifikasi.

"Sekarang yang ditunggu adalah kebijakan apa di kita (dari pemerintah Indonesia) untuk mendorong market elektrifikasi ini bisa tumbuh. Karena investor tidak melihat 1-2 tahun ini tapi juga 5 tahun ke depan policy-nya kayak apa dan market akan tumbuh seberapa," bebernya.

"Pertumbuhan market itulah yang akan dikonversi menjadi investasi. Kalau marketnya tidak tumbuh tentu sulit untuk buat mengundang investasi. Kalaupun ada investasi, hanya me-replace player-nya saja,"

"Ini yang harus dicermati apalagi saat ini sudah memasuki era elektrifikasi yang pemainnya lebih sedikit daripada mobil konvensional," tutup Bob.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.