Sukses

Modifikasi Pikap Tahu Bulat, Minimalis dan Bermanfaat

Menggunakan mobil pikap, biasanya penjual tahu bulat goreng ini terdiri dari dua orang. Seorang sopir dan satu lagi adalah tukang masak sekaligus melayani pembeli. Posisinya di bak belakang.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan pedagang tahu bulat dadakan yang menggunakan pikap. Suara rekaman 'tahu bulat, digoreng dadakan, 500 rupiah. Yang mateng ada, yang mentah juga ada. Oleh-oleh khas Ciamis. Gurih-gurih nyoi' pasti akrab di telinga.

Menggunakan mobil pikap, biasanya penjual tahu bulat goreng ini terdiri dari dua orang. Seorang sopir dan satu lagi adalah tukang masak sekaligus melayani pembeli. Posisinya di bak belakang.

 

Salah satunya adalah adalah Ridwan. Pedagang tahu bulat yang sudah berjualan sejak 4 tahun lalu ini ditemani seorang pegawainya. Ia mulai berjualan sejak pukul 10.00 pagi sampai 21.00 dari Ulujami ke Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

"Saya yang nyetir. Satu lagi memasak dan melayani pembeli. Tidak jauh-jauh, seputaran Petukangan, Ulujami sampai Tanah Kusir. Jadi tidak mengandalkan satu tempat. Kalau lagi sepi, ya berpindah-pindah, kadang jauhan dikit. Namanya cari rezeki," ungkap Ridwan saat ditemui di jalan.

Mobil yang digunakan berjualan tahu bulat adalah milik kakaknya. Tercatat kakaknya punya 4 mobil serupa. Awalnya memakai Daihatsu Gran Max. Namun lantaran dinilai kebesaran, dia akhirnya mengandalkan mobil satunya lagi, Mitsubishi Colt T120 SS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Awalnya Dua Unit

"Awalnya kakak ada dua unit. Rezekinya nambah. Sekarang ada 4. Gran Max memang banyak muatannya, tapi kebesaran depannya. Makanya saya pakai Colt T120 SS. Pas, bandel, dan daya angkutnya lumayan banyak," ujarnya mengaku sesekali juga pakai Suzuki Carry pick up.

Saat berjualan, kecepatan mobil tahu bulatnya tidak lebih dari 40 km/jam. Lagi pula, Ridwan tetap menomorsatukan keselamatan dan keamanan. Jika pun ingin menepi, dia cari tempat yang aman, memberi sein, dan berusaha tidak mengganggu arus lalu lintas dengan berhenti di sembarang tempat dan bisa mengundang macet.

Ia tidak mau ugal-ugalan, apalagi kebut-kebutan seperti tukang tahu bulat yang lain, yang videonya sempat viral di media sosial.

Omong-omong, berapa bensin yang dibutuhkan dari pagi hingga malam? Ridwan menyebut paling banyak dia mengeluarkan Rp 70 ribu sehari. Lalu soal keuntungan per hari, ia lebih memilih tutup mulut.

"Ya namanya dagang, kadang habis, kadang masih nyisa," ujar pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat, ini.

Selama berjualan dengan pick up, Ridwan mengaku tidak pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, seperti dipalak preman atau ditilang polisi. Yang ada, kata Ridwan, polisi malah membeli tahunya.

 

 

3 dari 4 halaman

Modifikasi

 

Menurut Ridwan, untuk membawa tahu berikut alat masak seperti kompor gas, tabung gas, dan sebagainya, dia tidak menerapkan modifikasi khusus. Paling hanya tambah atap terpal dengan penyangga balok kayu, lalu terpal di kiri-kanan untuk jaga-jaga kalau hujan.

"Paling sama tambahan etalase kaca kecil buat tampung tahu sama sotong. Terus sama pasang 3 lampu tambahan buat penerangan jualan kalau malam. Kalau ban pakai pelek 16 dan ukuran ban 150. Itu aja sih," papar pria berusia 30 tahunan ini.

Mogok atau kerusakan lainnya menjadi momok bagi Ridwan. Ia tidak mau gara-gara mesin mati, rezekinya jadi ikutan mogok. Sebisa mungkin Ridwan tetap merawat kendaraan sehingga mobilnya layak digunakan jualan.

"Kalau servis mah biasa, ganti oli. Pas servis dicek lagi sana-sini biar aman buat jalan. Sudah ya Pak ngobrolnya, saya mau jalan lagi keliling," ungkapnya mengakhiri obrolan.

Sumber: Otosia.com

 

 

4 dari 4 halaman

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.