Sukses

Sering Pakai Standar Tengah Motor, Kenali Kelebihan dan Kekurangannya

Setiap sepeda motor disematkan standar untuk menopang kendaraan saat terparkir. Umumnya terdapat dua jenis standar yang bisa digunakan pengendara, yakni di bagian tengah dan samping.

Liputan6.com, Jakarta Setiap sepeda motor disematkan standar untuk menopang kendaraan saat terparkir. Umumnya tedapat dua jenis standar yang bisa digunakan pengendara, yakni di bagian tengah dan samping.

Untuk memarkirkan motor dengan aman dan nyaman, pengendara sebaiknya memilih standar tengah atau samping?

Melihat pertanyaan itu, mari kita lihat kelebihan dan kekurangan penggunaan kedua standar seperti dilasir Federal Oil, Senin (17/8/2020).

Standar samping memiliki fungsi utama menopang badan motor. Hanya terdapat di satu sisi, motor tentu akan miring saat sedang terparkir. Hal ini akan membuat motor lebih mudah rubuh jika didorong dari arah berlawanan.

Meski demikian, standar samping juga memiliki keunggulan, yakni lebih mudah saat harus memarkirkan motor. Tak memerlukan banyak tenaga, penggunaan standar ini banyak dipilih pengedara, khususnya wanita.

Namun, penggunaan standar samping akan lebih baik jika motor terparkir dalam waktu singkat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Standar Tengah

Sementara itu, standar tengah motor lebih kuat menopang beban. Hal ini tak terlepas dari beban motor yang lebih merata karena titik tumpuannya berada di bagian tengah. Dengan begitu, kemungkinan motor jatuh atau roboh sangatlah kecil.

Untuk menggunakan standar tengah, pengendara harus mengeluarkan tenaga lebih besar. Harus mengangkat lebih dulu motor agar titik tumpu standar bisa terpasang dengan sempurna, membuat banyak wanita lebih memilih memakai standar samping.

3 dari 3 halaman

Mengenal Standar Euro 4 dan 5 Pada Mobil

Emisi gas buang kendaraan bermotor saat ini menjadi perhatian secara global. Emisi gas buang kendaraan mengandung karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), volatile hydro carbon (VHC), sehingga bisa berdampak negatif pada manusia ataupun lingkungan.

Karena itu, aturan standar emisi dari kendaraan baru yang dijual perlu dilakukan. Dalam upaya mengurangi emisi, Uni Eropa (European Union – EU) menggunaan teknologi transportasi yang lebih ramah lingkungan.

 

Awal 1990 EU mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penggunaan katalis mobil bensin atau standar Euro 1. Hal ini diharapkan mampu memperkecil gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor.

Secara bertahap EU memperketat peraturan menjadi standar Euro 2 (1996), Euro 3 (2000), Euro 4 (2005), Euro 5 (2009), dan Euro 6 (2014).

Persyaratan yang sama juga diberlakukan untuk mobil diesel dan mobil komersial. Standar emisi kendaraan bermotor di Eropa juga diadopsi oleh beberapa negara di dunia.

Penerapan standar emisi juga diikuti dengan peningkatan kualitas bahan bakar. Sebagai contoh, Euro 1 mengharuskan mesin menggunakan bensin tanpa timbal. Sedangkan Euro 2 untuk mobil diesel harus menggunaan solar dengan kadar sulfur di bawah 500 ppm.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.