Sukses

Ragam Cara Isi Energi di Mobil Listrik

Ada banyak cara isi ulang baterai mobil listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Mobil listrik adalah keniscayaan. Di tengah semakin menyusutnya jumlah minyak bumi dan semakin sesaknya udara karena polusi, kendaraan ini menawarkan alternatif. Mobil ini tidak mengeluarkan emisi.

Maka tak heran kalau pemerintah Indonesia membuka lebar kesempatan para pelaku industri untuk mengembangkan kendaraan yang ramah lingkungan tersebut. Ini bahkan pernah dibahas langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat peresmian ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 di ICE, BSD, Tangerang Selatan, tengah Agustus lalu.

Di hadapan para pelaku industri otomotif, pria yang akrab disapa JK itu menyatakan pemerintah Indonesia akan memberikan kemudahan regulasi.

Meski nampaknya jadi proyek yang akan digarap serius dalam beberapa tahun ke depan, tapi di satu sisi pengetahuan masyarakat soal ini masih terbilang minim. Padahal agar program ini sukses, masyarakat perlu tahu sehingga nanti akan lebih mudah menerimanya.

Salah satu aspek yang masih belum jelas adalah informasi soal bagaimana baterai di mobil listrik diisi ulang. Selama ini yang umum diketahui adalah mobil listrik diisi ulang dengan cara disambungkan dengan sumber listrik.

Sebagaimana produk elektronika lain, ada kabel yang menghubungkan antara obyek dan sumber listrik. Kabel ini akan mengaliri listrik untuk kemudian disimpan di baterai. Saat mobil dinyalakan, barulah baterai ini menyalurkan kembali listrik ke motor.

Tapi sebetulnya tidak hanya itu cara mengisi energi baterai mobil.

Dari mesin

Pada mobil hybrid (bukan plug-in hybrid), baterai memperoleh listrik dari mesin. Mesin generator akan mengubah energi menjadi llistrik, dengan catatan bahwa memang baterai dalam keadaan perlu diisi, misal ketika energinya sudah mau habis.

Umumnya pada mobil hybrid ini rem juga jadi sumber energi. Kenapa bisa? Sebab putaran roda saat pengereman berfungsi sebagai generator. Mudahnya, energi kinetik yang dihasilkan putaran roda ketika mengerem dikonversi jadi listrik yang lagi-lagi disimpan di baterai.

Dicopot

Ada pula cara yang lumayan mudah. Yaitu dengan mencopot baterai yang energinya sudah habis dengan baterai baru yang energinya masih penuh. Tapi cara ini tidak banyak dikembangkan.

John Voelcker, Senior Editor Green Car Report, yang juga lulusan teknik industri dari Stanford University, menyebut bahwa setidaknya ada tiga alasan mengapa hal tersebut sulit direalisasikan.

Pertama, baterai adalah bagian dari kekayaan intelektual yang penting. Pabrikan tidak akan mungkin membeberkan begitu saja detail baterainya agar dapat diduplikasi hanya demi isi ulang yang lebih cepat. Kedua, mencopot baterai mobil itu sangat sulit.

Terakhir, alasan paling sederhana adalah karena baterai itu sangat berat, sehingga tidak bisa diganti secara manual. Kalaupun pakai alat, biaya bikin alatnya sangat besar. Satu-satunya perusahaan yang pernah bermain di segmen itu sekarang sudah bangkrut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada lagi

Sinar matahari

Ada lagi cara lain. Yaitu dengan memanfaatkan cahaya matahari. Hanergy Holding Group, perusahaan tenaga surya terkemuka, baru-baru ini memperkenalkan mobil yang didukung panel surya. Panel ini 'menangkap sinar matahari dan mengonversinya menjadi energi listrik.

Dijelaskan, dengan menjemur mobil di bawah terik matahari selama lima sampai enam jam, mobil Hanergy ini dapat melakukan perjalanan sekira 80 kilometer.

Meski masih prototipe, mobil ini bukan tak mungkin dikomersilkan atau diproduksi massal. Mengingat banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika hal ini tercapai. Misalnya, biaya pembuatan panel surya bisa lebih murah, bahkan hingga 90 persen.

Nirkabel

Paling mutakhir, pengisian daya untuk mobil listrik dapat dilakukan secara nirkabel (tanpa kabel). Produsen chipset ternama, Qualcomm, mengatakan telah melakukan uji coba bagaimana mobil listrik dapat diisi daya secara nirkabel saat mobil itu melaju.

Uji coba bertajuk "Dynamic Charging" itu berlangsung di jalanan Versailles, Prancis.

Uji coba ini melibatkan dua mobil Renault Kangoo yang sedang melaju sepanjang bantalan yang tertanam di jalan yang dilaluinya. Bantalan itu mengalihkan muatan listrik ke baterai mobil hingga 20 kW pada kecepatan rata-rata di jalan bebas hambatan.

Para pakar memprediksi sumber daya mobil otonomos di masa depan adalah listrik dan oleh sebab itu, mobil otonomos memerlukan cara untuk mengisi daya sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini