Sukses

Ditanya Panther Tak Segahar Dulu, Ini Jawaban Isuzu

Meredupnya performa Panther di pasar mobil penumpang merupakan imbas dari pergeseran strategi yang memang dilakukan Isuzu.

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, Panther menjadi produk roda empat yang cukup ternama di pasar dalam negeri. Terkenal dengan mesin dieselnya yang handal dan irit solar, mobil itu sempat mencatatkan penjualan tertinggi sebesar 5 ribu unit per bulan. Sayangnya, kini mobil yang berada di bawah naungan PT Isuzu Astra Motor Indonesia tersebut tengah meredup pamornya.

Menurut Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Yohannes Nangoi, meredupnya performa Panther di pasar mobil penumpang merupakan imbas dari pergeseran strategi yang memang dilakukan perusahaan.

"Dulu kami main di truk, kemudian masuk ke LCV (Light Commercial Vehicle), dan sekarang balik lagi ke truk," papar Yohannes yang juga menjabat sebagai Ketua II Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), di Jakarta, yang ditulis Sabtu (19/7/2014).

Yohannes mengakui, asal mula Isuzu bermain di segmen LCV adalah ketika mereka masuk ke grup Astra. Melihat Toyota yang kala itu sukses dengan model Kijang, Isuzu lantas tergoda untuk membuat model serupa, namun bermesin diesel.

"Pada masanya memang sukses. Tapi kami lupa root dari Isuzu sebenarnya adalah pemain di segmen truk, penjualannya sempat tembus 5 ribu unit," kenang Yohannes.

Digoyang krisis 1998

Di samping itu, selain perubahan situasi politik pada tahun 1998 dan 1999, dan turut dibukanya pintu bagi sejumlah produsen lain mulai membuat posisi Panther goyang. Karena, dia menilai, kekuatan Isuzu tetap pada kendaraan kecil tapi yang masuk di segmen CV.

"Kami tetap bisa meneruskan Panther, tapi untuk juara, kami akui berat. Kami sekarang kembali ke root kami, dan terbukti apa yang kami fokuskan segera jadi kenyataan," imbuhnya.

Lebih jauh, Yohannes menuturkan bahwa model Panther akan terus dipertahankan oleh Isuzu. Namun untuk efisiensi, mereka tak akan menetaskan model yang lebih baru. 

"Kami tentu melakukan penyegaran, tetapi tidak dengan merubah model karena tentu memakan biaya. Belum lagi, pasarnya juga hanya segitu-gitu aja," tutup Yohannes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.