Sukses

Ahok: Mending Buang Miliaran Ketimbang Rugi Rp 20 T Akibat Banjir

Rekayasa cuaca itu diperlukan untuk mencegah dampak musim penghujan yang lebih besar.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNP) menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menghambat pertumbuhan bibit hujan di Ibukota. Sejumlah pengamat menilai, hal itu hanya program jangka pendek yang tak berdampak signifikan.

Namun, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan, rekayasa itu diperlukan untuk mencegah dampak musim penghujan yang lebih besar.

"Ya, perlu. Kita ini enggak mau risiko. Ya kita enggak mau risikolah," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (15/1/2014).

Rekayasa cuaca untuk mengantisipasi banjir itu menghabiskan dana sebesar Rp 20 miliar dan tidak dikeluarkan secara mubazir oleh pemerintah. Ahok berdalih besaran nominal itu nantinya sebanding dengan hasil rekayasa cuaca tersebut.

Sebab saat ini, sungai, waduk, dan daerah resapan air di Jakarta belum sepenuhnya siap. Sehingga apabila hujan terus turun dengan intensitas tinggi, banjir besar tak dapat dielakkan lagi.

Karena itu, yang dapat dilakukan Pemprov DKI saat ini ialah mengambil tindakan jangka pendek berupa modifikasi cuaca kendati dengan dana tidak sedikit.

"Lebih baik buang Rp 20 miliar dari pada banjir yang bisa habiskan Rp 20 triliun, lebih rugi," tegas mantan bupati Belitung Timur itu. (Ali/Yus)

Baca juga:

SBY `Nombok` Rp 20 M ke Jokowi Demi Rekayasa Cuaca
Jalan Raya Kembangan Masih Terendam, Lalu Lintas Macet Parah
3 Hari Banjir Jakarta, 4 Orang Meninggal

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.