Sukses

Kisah Bu Pur dan Bu Ani dalam `Dokumen`

Dalam BAP KPK yang diterima wartawan, Bu Pur meminta pekerjaan untuk adiknya di Kemenpora.

Sylvia Soleha alias Bu Pur yang namanya disebut-sebut dalam kasus korupsi proyek pusat olahraga Hambalang merupakan istri teman satu angkatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di TNI, yakni Purnomo. Namun, Bu Pur bukanlah Kepala Rumah Tangga Cikeas seperti yang selama ini disebut-sebut.

Tapi, dalam dokumen yang beredar, Sylvia Sholeha alias Ibu Pur yang menjadi saksi atas tersangka kasus Proyek Hambalang Deddy Kusdinar mengaku pernah mengirimkan SMS atau pesan singkat kepada Ibu Negara Ani Yudhoyono. Pesan singkat itu terkait proyek pengadaan meubel untuk Rumah Sakit Cedera Atlet di Cibubur oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada pertengahan tahun 2010.

Kejadian itu bermula pada awal tahun 2010 ketika dirinya menghubungi sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Alfian Mallarangeng yang bernama IIM dan bertemu di ruangan sekretariat Menpora. Namun sayang, rencananya untuk bertemu Andi Mallarangeng pada saat itu gagal karena Andi sedang tidak ada di kantor.

"Sebenarnya saya ingin mengucapkan selamat kepada Menpora, karena beliau tidak ada, jadi saya pamit pulang. Tetapi saya terus SMS ke Fitri (istri dari Andi Mallarangeng) bahwa mengucapkan selamat atas dilantiknya menjadi Menpora," ungkap Bu Pur dalam keterangannya di dokumen yang didapat Liputan6.com di Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Beberapa hari setelah dirinya bertemu dengan IIM, Steve yang merupakan teman iparnya yang bernama Lely meminta tolong kepadanya agar menanyakan ke Menpora Andi Mallarangeng untuk mengetahui ada atau tidaknya proyek di Kemenpora yang dapat dikerjakannya. Setelah itu, dirinya kembali menghubungi IIM.

"IIM, ini teman saya mau nyari pekerjaan, apakah masih ada di Kemenpora?" tanya Bu Pur kepada IIM melalui sambungan teleponnya.

Lalu IIM menjelaskan belum tahu ada proyek atau tidak, tetapi akan ditanyakan terlebih dahulu kepada Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam. "Belum tahu bunda, tapi akan saya tanyakan ke Pak Ses (Wafid)," ungkap IIM.

Selang waktu beberapa hari, masih di awal tahun 2010, Wafid Muharam menghubungi Bu Pur melalui sambungan telepon. "Bunda, ada Proyek meubel yang akan dilelang, tapi harus disiapkan dulu proposal untuk lelang," ungkap Wafid di dokumen yang sama.

Lalu Bu Pur berjanji akan menyiapkan surat-suratnya terlebih dahulu untuk memenangkan lelang tersebut. Tak lama berselang, Bu Pur menyampaikan kepada Steve kalau nilai proyeknya kecil. Dan Steve menjawab kalau tidak ada masalah mengenai besar kecilnya proyek.

"Saya menyuruh Steve untuk menyiapkan surat-surat lengkap untuk keperluan lelang. (Perusahaan Steve ada di Jakarta, namun sudah berdomisili di Pluit Jakarta, Perusahaanya bidang meubel)," tutur Bu Pur.

Setelah surat-surat perusahaan milik Steve sudah lengkap dan diserahkan kepada dirinya. Lalu, masih di awal tahun 2010 dirinya mentarkan kepada IIM. Oleh IIM, dirinya diantar untuk diperkenalkan dan ditemui kepada Sesmenpora Wafid Muharam.

Saat pertemuan itu, Wafid langsung menanyakan proposalnya kepada Bu Pur. "Ini Pak proposal dan administrasi punya teman ipar saya," ungkap Bu Pur kepada Wafid sambil menyerahkan kelengkapan proposal dan administrasi perusahaan milik Steve dan langsung diterima oleh Wafid. "Dan dia (Wafid), menyatakan Nanti Ikut Prosedur ya Bunda," tuturnya.

Sekitar pertengahan 2010, Steve memberitahukan kalau perusahaannya menang tender di kemenpora untuk pengadaan Meubel untuk Rumah Sakit Cidera Atlet di Cibubur. Setelah itu Steve tidak terdengar di mana lagi.

Saat ada acara Partai Demokrat di JCC tahun 2010, dirinya menghampiri Menpora Andi Mallarangeng saat mau pulang. "Saya menghampirinya dan mengatakan 'Dik, Terimakasih ya sudah dibantu, perusahaan teman adik ipar saya sudah dapat proyek meubel," ungkapnya.

Namun sayang, Andi terkesan marah kepadanya. "Ibu, kok tidak bilang saya," kata Andi. "Saya sudah bilang Mak IIM," jawab Bu Pur kepada Andi.

SMS ke Bu Ani

Keesokan harinya, dirinya mengirim SMS ke nomor HP Ani Yudhoyono, bunyinya, "Ibu Negara, saya merasa tidak enak, niat saya mau melapor ke Andi Mallarangeng kalau teman adik ipar saya dapat proyek di Kemenpora. Tapi kayaknya dia marah," ungkap Bu Pur terhadap Bu Ani melalui pesan singkatnya.

Lalu Bu Ani membalas melalui SMS. "Bu Pur, jangan main-main dengan pejabat nanti dipelintir," ungkapnya.

Bu Pur pun membalasnya lagi. "Saya hanya bantu adik-adik ini." (Alv/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.