Sukses

Bom di Vihara, Marzuki: Indonesia Jadi Target Kepentingan Asing

Marzuki menilai tindakan teror itu pertanda bahwa masih ada pihak tertentu yang tak suka dengan kerukunan umat beragama di Indonesia.

Tindakan pengeboman di Vihara Ekayana, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dinilai sebagai tindakan terorisme. Dengan berbagai alasan, Indonesia dinilai menjadi target kepentingan asing.

"Teroris tidak akan pernah berhenti mengganggu kedamaian umat. Berbagai pertimbangan yang mendasari perbuatan mereka," kata Ketua DPR Marzuki Alie dalam pesan singkatnya, Senin (5/8/2013).

Meski Pemerintahan memiliki Densus 88 yang terus gencar berupaya memberantas terorisme, namun itu belum menunjukkan perubahan yang berarti. Lantaran terorisme muncul karena adanya ketidakadilan. "Ketidakadilan masih berlangsung baik di dalam negeri maupun luar negeri," ucap Marzuki.

Marzuki menilai, tindakan teror itu adalah pertanda bahwa masih ada pihak-pihak tertentu yang tak suka dengan ketentraman dan kerukunan yang terjalin di Indonesia.

"Indonesia menjadi target dari kepentingan asing. Oleh karenanya tugas kepolisian untuk mengungkapkan latar belakang kejadian itu, agar masalah ini tidak terulang kembali," tegas Marzuki.

Sementara, Menteri Agama Suryadharma Ali, yang secara langsung mendatangi lokasi ledakan bom di Vihara Ekayana mengaku mendapat pesan tertulis yang diduga dibuat oleh pelaku. Menurut dia, pesan tertulis itu berbunyi 'Kami Menjawab Jeritan Rohingya'.

Kasus kerusuhan muslim Rohingya di Myanmar memang menjadi perhatian dunia. Bahkan banyak pengungsi Rohingya yang datang menyelematkan diri ke Indonesia.  Kendati begitu, Suryadharma meminta umat Islam jangan tersulut emosi.

Dari pengembangan penyidikan polisi, ternyata ada 2 bom yang ditempatkan di Vihara ini. Namun yang meledak hanya 1. Pada saat meledak, bom memuntahkan serpihan besi, kabel, dan baterai persegi. Akibat ledakan tersebut 3 orang menjadi korban, yaitu Elisa dan Ling Ling yang luka pada telinga, serta Rice yang luka ringan di tangan. (Ali/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini