Sukses

Tak Manusiawi, Eks Napi Tanjung Gusta: Makan Nasi Sekeras Batu

Mantan tahanan LP Tanjung Gusta Kelas I, Medan, Sumatera Utara,Edo mengaku sejak dirinya ditahan kerap diberlakukan tidak manusiawi.

Mantan tahanan LP Tanjung Gusta Kelas I, Medan, Sumatera Utara, Edo mengaku sejak dirinya ditahan kerap diberlakukan tidak manusiawi.

Menurut Edo, saat mendekam di LP Tanjung Gusta, merasakan kehidupan yang tak manusiawi. Seperti nasi sekeras batu, sayur yang banyak ulatnya, dan ikan bau busuk.

"Jadi nasi sekeras batu kalau dilempar bisa benjol ke muka kita bang. Macam sayur-sayurlah ada yang berulat, ikan pun bau busuk. Ibaratnya kalau makan macam kolaklah yang enak," ungkap Edo saat berbincang dengan Liputan6.com di Medan, Sabtu (13/7/2013).

Edo pun menceritakan saat hidup di tahanan dia ditempatkan di kamar yang berisi 45 orang, dengan ruangan tak memadai.

"1 kamar 45 orang. Pokoknya kayak tembung rebus (ikan kembung di tumpukin), tidur miringlah, tak ada jarak. Kalau telentang dipukul kita, ah kayak di rumah saya kau (kata tahanan lainnya)," kata Edo yang tubuhnya penuh tato itu.

Edo ditahan di LP Tanjung Gusta selama 1 tahun lantaran kasus penganiayaan. Dia mengaku kerap disebut anak hilang atau AI (panggilan para sipir kepada napi yang tidak dijenguk keluarganya). Bagi para sipir, keluarga tahanan sangat penting untuk dapat setoran.

"Bila tidak ada keluarga kaya saya ini ya sudah saya dibilang AI. Sipir-sipir itu bisa bedain AI sama tidak. Ibaratnya AI (anak ilang) tak punya keluarga," kata Edo.

Sementara Gopy, teman Edo yang juga sempat ditahan di LP Tanjung Gusta mengamini apa yang diutarakan Edo. Menurut Gopy, pihak keluarga yang hendak besuk kerap dimintain bayaran oleh oknum sipir.

"Satu pintu goceng, kalau tidak bayar dihajar orang sipir. Mereka sudah minta keluarga, nanti minta ke tahanan pula," ungkap Gopy.

Gopy mengatakan, pemicu ketidaktersediaan air dan listrik sudah kerap terjadi. Tidak hanya di LP, tapi di kampung sekitar LP pun terjadi.

"Mati lampu itu terjadi sejak 6 bulan terakhir. Bukan hanya di lapas, warga sini pun sering mati lampu," pungkas Gopy. (Frd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini