Sukses

Motif Ledakan Hotel JW Marriott Masih Buram

Sumber SCTV di Mabes Polri memperkirakan jenis bom dan modus operandi peledakan hampir sama dengan di Bali. Polisi belum mengetahui motif dan pelaku peledakan.

Liputan6.com, Jakarta: Kepala Bagian Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Polisi Erwin Mappaseng belum bisa memastikan jenis bom yang meledak di Hotel JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Dia juga belum bisa mengaitkan dengan peledakan di depan Gedung Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Gedung MPR/DPR. Hingga Selasa (5/8) petang, polisi masih menyisir lokasi kejadian. Sejumlah petinggi Polri juga masih mengikuti rapat yang membahas masalah tersebut.

Seperti halnya Erwin Mappaseng, Kepala Pusat Laboratorium Forensik Polri Brigadir Jenderal Polisi Dudon Satyaputra juga belum bisa memastikan jenis bom. Dugaan sementara menyebutkan bom diletakkan di sebuah mobil Toyota Kijang tahun 1995-1996. Saat ini polisi masih menyelidiki nomor sasis dan mencari pemilik mobil tersebut. Sumber SCTV di Mabes Polri memperkirakan jenis bom dan modus operandi peledakan hampir sama dengan di Bali [baca: Bom di Plaza Mutiara High Explosive].

Seperti diketahui, Mega Kuningan adalah kawasan niaga strategis yang padat dengan gedung perkantoran dan hotel. Karena lokasinya strategis, Hotel Marriott yang berada di sana juga kerap menjadi pilihan untuk menginap dan resepsi pernikahan. Bahkan, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dua tahun berturut-turut menggunakan Hotel Marriott sebagai tempat peringatan hari kemerdekaan.

Hotel Marriott adalah hotel bintang lima yang terdiri 333 kamar lux. Pertama kali dibuka pada September 2001. Gedungnya diapit dua gedung lainnya, yaitu Gedung Rajawali (Grha XL) dan Plaza Mutiara. Di sekitar hotel terdapat kantor beberapa perusahaan internasional, seperti LG Electronics, ExxonMobil, Motorola, Procter dan Gamble, serta Schlumberger. Beberapa Kedubes asing juga berkantor di sekitar Hotel Marriot.

Asal tahu saja, Marriott International Inc. adalah perusahaan ternama dunia di bidang pelayanan tamu. Perusahaan ini terbentuk berawal dari sebuah kedai root beer kecil yang dibuka di Washington D.C. pada 1927 oleh J. Willard and Alice S. Marriott. Sekarang, Marriott International memiliki lebih dari 2.600 properti pemondokan di AS dan 63 lainnya di sejumlah negara.

Sebelum ledakan terjadi, Mega Kuningan adalah kawasan yang nyaman. Namun longgarnya pengamanan di luar gedung, membuat pelaku peledakan memilih Hotel Marriott sebagai sasaran. Polisi menduga, pelaku meletakkan bom di mobil yang diparkir di areal parkir Hotel Marriott [baca: Korban Tewas Bom Hotel Marriott 10 Orang].(ULF/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.