Sukses

China-AS Kompak Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo

Pernyataan Biden dimuat dalam Joint Statement atau pernyataan bersama usai pertemuan Biden-Prabowo yang diunggah di situs resmi White House atau Gedung Putih.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dalam pertemuan itu, Biden sempat menyinggung program makan bergizi gratis untuk pelajar di sekolah yang digagas pemerintahan Prabowo. Menurut Biden, program itu perlu didukung dengan baik.

Pernyataan Joe Biden itu disampaikan dalam pertemuan dengan Prabowo yang berlangsung di Gedung Putih atau White House, Washington DC, pada Selasa (12/11) waktu setempat. 

Pernyataan Biden dimuat dalam Joint Statement atau pernyataan bersama usai pertemuan Biden-Prabowo yang diunggah di situs resmi White House atau Gedung Putih. 

"Presiden Biden juga menyatakan dukungannya terhadap program nasional Indonesia untuk menyediakan makanan bergizi dan sehat bagi anak sekolah dan ibu hamil," tulis Gedung Putih, seperti dikutip Kamis (14/11/2024).

Sebelumnya, pada kunjungan Prabowo ke China, Presiden Xi Jinping mengaku akan ikut mendukung pendanaan program makan bergizi gratis. Dukungan pendanaan ini dimuat dalam "Food Supplementaion and School Feeding Programme in Indonesia" yang disepakati  Minggu (10/11/2024).

Diketahui, kesepakatan itu dibacakan dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Tiongkok yang disaksikan langsung oleh Prabowo dan Xi Jinping,.

“Tiongkok (China) yang akan mendukung program Indonesia ini telah lebih dulu melaksanakan program tersebut untuk rakyat mereka,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kepada awak media di China.

Makan bergizi gratis atau sebelumnya dinamakan makan siang gratis menjadi program yang paling diunggulkan saat musim kampanye Pilpres 2024 oleh pasangan Prabowo-Gibran. Program tersebut kini mulai disimulasi bertahap dan rencananya akan dilangsungkan serentak pada Januari 2025.

2 dari 3 halaman

Prabowo dan Joe Biden Sepakati Perluasan Latihan Bersama Militer RI-AS

Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sepakat untuk memperluas cakupan latihan militer bersama kedua negara, Super Garuda Shield dan memperkuat keamanan maritim.

Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan Prabowo dan Biden di Gedung Putih atau White House, Washington DC, Amerika Serikat pada Selasa (12/11/2024) waktu setempat.

Mengutip keterangan Fact Sheet yang diunggah di situs Gedung Putih, Super Garuda Shield telah berkembang dari landasan hubungan militer AS-RI hingga mencakup pasukan dari Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Selandia Baru, Filipina, Republik Korea, Singapura, dan Inggris.

Pada tahun ini cakupan mencapai hingga latihan siber bersama untuk pertama kalinya,” tulis lembar Fact Sheet Gedung Putih, seperti dikutip Rabu (13/11/2024).

“Pada latihan bersama tersebut, total ada lebih dari 4.000 personel dari 23 negara yang mengamati — atau berlatih berdampingan — dalam salah satu latihan multinasional terbesar di kawasan Indo-Pasifik,” tambah informasi tersebut.

3 dari 3 halaman

Hubungan Militer

Selain itu, Prabowo-Biden juga bersepakat untuk memperluas hubungan militer yang saat ini antara RI dan AS sudah melaksanakan lebih dari 200 jenis aktivitas di bidang militer setiap tahun. 

Kemudian, berdasarkan catatan AS, program Pendidikan dan Pelatihan Militer Internasional dengan Indonesia merupakan program pendidikan pelatihan AS terbesar di wilayah USINDOPACOM.

Sebagai informasi, dalam keterangan Joint Statement yang diunggah Gedung Putih, terungkap Prabowo dan Biden berkomitmen untuk memperkuat kerja sama pertahanan bilateral, menegaskan kembali komitmen bersama mereka terhadap keamanan dan stabilitas regional, dan menekankan pentingnya Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang disepakati pada tahun 2023.

“Indonesia dan AS akan bekerja sama dalam memperkuat kemampuan keamanan maritim dan memerangi penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur, serta penangkapan ikan yang terkait dengan kejahatan terorganisasi transnasional,” jelas Gedung Putih.

Video Terkini