Sukses

Kata Airlangga soal Jokowi Jadi Dewan Pertimbangan Agung di Pemerintahan Prabowo

Airlangga menekankan bahwa Golkar selalu mendukung Jokowi dan Prabowo.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi soal wacana Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi penasihat Presiden Terpilih periode 2024-2029 melalui pembentukan Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Airlangga mengatakan partainya belum membahas soal wacana tersebut.

"Golkar? Kalau itu belum pernah dibahas," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (16/2/2024).

Kendati begitu, dia menekankan Golkar selalu mendukung Jokowi dan Prabowo. Saat ditanya apakah Golkar mendukung DPA kembali diaktifkan, dia tak memberikan jawaban pasti.

"Itu bukan dukung mendukung," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo Bamsoet, mengusulkan agar Dewan Pertimbangan Agung dihidupkan kembali. Hal itu, menyusul adanya ide Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto soal pembentukan presidential club.

Dia menilai, usulan Prabowo untuk memberikan wadah bagi presiden dan wakil presiden di Indonesia sangat baik.

"Kalau bisa mau diformalkan kita pernah punya lembaga Dewan Pertimbangan Agung, yang bisa diisi oleh mantan-mantan presiden maupun wakil presiden, kalau mau diformalkan kalau pak Prabowo-nya setuju," kata Bamsoet, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5).

Kendati demikian, jika Prabowo ingin kembali menghidupkan Dewan Pertimbangan Agung maka harus melalui amandemen.

"Kalau mau diformalkan lagi kalau mau gimana gitu boleh saja tergantung Pak Prabowo, tapi ini tentu saja harus melalui amandemen kelima," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Masalah Jika Presidential Club Diformalkan

 

Namun, Bamsoet juga mengaku tak masalah jika presidential club itu tidak diformalkan dalam bentuk DPA. Dia menyerahkan sepenuhnya soal itu ke Prabowo selaku presiden terpilih.

Dia hanya menekankan gagasan itu merupakan hal yang sangat baik guna mempererat hubungan antar mantan presiden dan wapres dengan presiden yang tengah menjabat.

"Seperti Pak SBY, Pak Jokowi ya, Bu Mega ini penting untuk melihat ke depan bagaimana persoalan bangsa ini bisa kita hadapi, bisa kita selesaikan secara gotong royong," imbuh dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini