Sukses

Jago IT, 56 Siswa SMK Asal Jonggol Backpacker Keliling 20 Negara

Sebanyak 56 siswa sekaligus santri Sekolah Menengah Kejuran (SMK) Islamic Development Network (IDN) Boarding School, Sentul, Bogor, Jawa Barat, melakukan backpacker ke 20 negara.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 56 siswa sekaligus santri Sekolah Menengah Kejuran (SMK) Islamic Development Network (IDN) Boarding School, Sentul, Bogor, Jawa Barat, melakukan backpacker ke 20 negara.

Selain mencari pengalaman ilmu dan kampus tujuan mereka, kegiatan para santri yang mahir IT di Tanah Air ini juga membagikan ilmunya kepada mahasiswa di negara lain seperti di Riyadh dan Jeddah, Arab Saudi.

Para santri yang mahir dalam pemograman dan membuat robot, tidak sungkan dalam berbagi ilmu bagi yang mau belajar. Menekuni bidang ini mereka mengantongi sertifikat IT internasional.

Kepala Sekolah IDN Boarding School, Ustaz Sapriadi, menjelaskan IDN Backpacker adalah sebuah program unggul dari sekolah IDN Boarding School yang berpusat di Jonggol.

Adapun tujuan dibuatnya program ini, kata Sapriadi, adalah untuk melatih mental dan kemandirian siswa, yang sebelumnya ketika di sekolah semuanya serba jadi, akan tetapi ketika backpacker semuanya menjadi serba mandiri. Mulai dari belanja ke pasar, masak makanan, mancuci pakaian, membersihkan rumah dan lain-lain. Tentu menjadi pengalaman berharga dalam melatih mental dan kemandirian di usia mereka.

"Adapun kegiatan kujungan kami di luar negeri adalah ke Kedutaan Besar Republik Indonesia. Kita visit ke setiap Embassy (KBRI), kemudian kampus-kampus bergengsi, masjid, dan juga tempat-tempat bersejarah di negara-negara yang dikunjungi. Seperti saat napak tilas penaklukan konstantinopel di Hagia Sophia, Turki," ujar Ustaz Sapriadi dalam rilisnya yang diterima, Rabu (3/4/2024). 

Sapriadi menyebut, untuk program backpacker sudah berjalan selama 2 sesi. Sesi pertama pada tahun 2023, di mana IDN Boarding School membuat program backpacker ke 2 negara, yaitu Turki dan Saudi Arabia.

Untuk sesi tahun ini, IDN Backpacker membuat program ke 10 negara, di antaranya India, Pakistan, Saudi, Yordania, Turki, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan Malaysia, dengan estimasi waktu sekitar 6 bulan. Untuk total keseluruhan ada 64 orang, 56 siswa dan 8 guru pendamping.

"Adapun untuk program ini, kita koordinasi langsung ke KBRI dan rekan mahasiswa yang ada di negara tersebut untuk memudahkan dalam proses menjalankan program," jelas Sapriadi yang merupakan salah satu pendamping santri.

Tak berbeda dengan waktu belajar sekolah pada umumnya, kegiatan IDN Backpacker di luar negeri adalah KBM dari hari Senin sampai Jumat dan Sabtu Ahad. Santri juga difokuskan dengan program kunjungan dan wisata.

Untuk KBM sendiri ada 4 mata pelajaran, Informasi dan Teknologi (IT), Diniyyah, English, dan Tahfidz menghafal Alquran. Kegiatan KBM berjalan seperti di Indonesia mulai dari pukul 08.00 pagi sampai dengan 15.00 sore. Seluruh santri mengikuti secara offline bersama 8 guru yang diberangkatkan secara langsung untuk mendampingi saat backpaker di luar negeri.

"Untuk hari Sabtu dan Ahad kita fokuskan dengan kegiatan kunjungan ke Embassy, kunjungan ke kampus-kampus, dan wisata ke tempat bersejarah. Alhamdulillah di India kami sudah visit ke Taj Mahal, Jama Masjid India, Lodhi Garden, Wagah Border. Untuk di Pakistan kami sudah visit ke Badshahi Masjid Lahore, Monumen Pakistan, Khampur Dam, dan Masjid Faishal Islamabad," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Syarat Siswa Ikut Program Backpacker

Untuk setiap siswa selama mengikuti program backpacker diwajibkan untuk membuat minimal 1 buku dan vlog yang wajib mereka upload ke akun Instagram. Tentunya, dengan menjadi seorang vloger membutuhkan mental dan jiwa besar agar berani untuk menyampaikan hal-hal baru di depan kamera dengan tantangan akan dilihat banyak orang.

"Alhamdulillah saat ini IDN Backpacker memasuki negara ke tiga yaitu Saudi Arabia, dan saat ini semua siswa sedang fokus ibadah umrah dan itikaf di area Masjidil Haram. Tentu ini menjadi momen yang sangat mahal berhubung ke Makkah adalah cita-cita besar umat muslim di seluruh dunia. Setelah dari Saudi ini kami akan melanjutkan perjalanan pindah negara ke Yordania melalui jalur darat," ungkapnya.

Salah seorang siswa yang mengikuti program kegiatan backpacker, Athalla Dienegoro, siswa jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), mengaku mendapat pengalaman baru dari backpacker keliling negara ini. Bahkan, back packer ini mengasah kemampuan yang dimilikinya.

"Ini adalah program bagus yang dapat membangun mental dan karakter, terlebih negara yang kami lalui sangat seru. Bahkan kami bangga karena seusia kami sudah bisa pergi mandiri ke luar negeri untuk mencari pengalaman hidup," tuturnya.

Jago IT, Pintar Ngaji

IDN Boarding School mengusung jargon 'Jago IT, Pintar Ngaji'. Selain menjadi santri penghafal Alquran, siswa SMK dan siswa SMP di sekolah ini diklaim sudah mahir mengoprasikan perangkat dan sistem jaringan komputer.

Para siswanya diklaim digolongkan sebagai pratiksi cilik yang kemampuannya sama dengan sarjana IT. Deretan prestasi pernah ditorehkan siswa di sekolah ini antara lain, memperoleh sertifikat Cisco Certified Network Associate (CCNA), yang umumnya dikantongi pekerja bergelar Sarjana dan Magister. Siswa di sini juga pernah menjadi IT termuda di ajang Asian Games.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.