Sukses

Sulitnya Negosiasi dengan KKB untuk Bebaskan Pilot Susi Air: PJ Bupati Nduga Hampir Tewas Ditembak

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno menyampaikan sampai saat ini pihaknya masih berusaha membebaskan Pilot Susi Air, Kapten Philip yang dijaga ketat KKB.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah hampir satu tahun, pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens masih disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Kapten Philip disandera KKB Papua sejak Selasa, (7/2/2023).

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno menyampaikan sampai saat ini pihaknya masih berusaha membebaskan Kapten Philip.

“Pilot masih belum bisa kita selamatkan, karena posisi dijaga ketat Egianus Kogoya,” kata Bayu saat dihubungi, Kamis (25/1/2024).

Meskipun demikian, Bayu memastikan Kapten Philip dalam kondisi sehat. Bayu mengatakan, Pejabat Bupati Nduga intens berkomunikasi dengan KKB untuk melakukan negosiasi. 

“PJ Bupati Nduga yang intens (berkomunikasi). Melibatkan (Saatgas Damai Cartenz), Kami di belakang untuk gakkum nya. Karena Egianus Kogoya hanya percaya ke Pj Bupati karena ada hubungan keluarga,” ujarnya.

Namun demikian, Bayu mengungkap proses negosiasi juga tidak berjalan mulus. Karena, terkadang (Pj) Bupati Nduga Edison Gwijangge beberapa kali mendapatkan serangan dari KKB.

“Sudah sering (kendala). Hampir mati juga karena helikopter bupati ditembakkan KKB,” tuturnya.

“Pembebasan itu bukan hanya tugas ODC, kami fokusnya ke pemberantasan KKB, hal ini sesuai rencana operasi. Pembebasan sandera ini tugas negara. Seluruh aparatur dan kementerian/lembaga mengemban tugas itu karena yang disandera kan WNA,” kata dia.

Bayu menegaskan pihaknya tetap akan mengedepankan negosiasi untuk mengupayakan pembebasan Kapten Philips.  

“Apabila upaya itu gagal, maka kami akan lakukan upaya hard approach. Namun harus benar-benar diperhitungkan dengan baik agar tidak jatuh korban dari sandera maupun dari masyarakat sipil lainnya,” tambahnya.

Sekedar informasi, Pilot Philips adalah warga negara Selandia Baru yang disandera oleh KKB ketika di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023) lalu.

Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat. Sampai sekarang TNI-Polri masih melakukan upaya penyelamatan terhadap Pilot Philips.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan TNI Tidak Langsung Serang KKB Penyandera Pilot Susi Air Kapten Philips

Anggota TNI dan Polri hingga kini masih terus melakukan upaya penyelamatan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrthens. Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sebelum pesawat dengan nomor penerbangan SI 9368 dibakar.

"Mengenai penanganan penyanderaan pilot Susi Air, sampai sekarang ini satuan TNI masih kita gelar bersama Polri. Karena operasi tersebut adalah bersifat penegakan hukum, bukan bersifat operasi militer, sehingga yang lebih dikedepankan adalah bagaimana (sandera) ini selamat," kata Kepala Pusat Penerangan Umum (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) TNI Kisdiyanto kepada wartawan, Rabu (15/3/2023).

 Ia menegaskan bisa saja pasukan TNI langsung melakukan penyerangan terhadap KKB pimpinan Egianus Kogoya. Namun, langkah seperti itu menimbulkan risiko yang tinggi.

"TNI kita punya pasukan khusus, baik darat laut maupun udara, kita bisa langsung eksekusi Egianus Kogoya dan kelompoknya. Tapi tentu itu berisiko terhadap sandera," ujar Kisdiyanto.

Oleh karena itu, Kisdiyanto mengatakan, saat ini langkah yang diambil mengedepankan negosiasi.

"Bagaimana sandera ini bisa selamat. Jadi sampai saat ini satuan TNI yang ada di wilayah Papua itu sedang melaksanakan atau sedang operasi di wilayah tersebut untuk pengamanan membantu penegakan hukum tersebut," kata Kisdiyanto.

Kisdiyanto mengatakan pihaknya telah mengetahui lokasi KKB yang melakukan penyanderaan terhadap pilot Susi Air Kaptain Philips Mark Merthens.

"Sesuai informasi, kita sudah tahu beberapa titik. Karena kita memang tidak bisa fix tahu. Kita melalui sarana yang kita miliki, baik itu pesawat udara, maupun intelijen yang lain kita sudah mengetahui beberapa lokasi di wilayah Papua yang dimungkinkan itu adalah posisi mereka," kata Kisdiyanto.

Meski begitu, tidak mudah untuk langsung melakukan penyelamatan terhadap pilot Susi Air tersebut.

"Tentu dengan medan Papua yang sedemikian berat, ada risiko kalau kita langsung mendekat ke situ. Kan kelompok mereka mengancam, kalau TNI maju, sandera akan dibunuh. Itu yang kita hindari," ujar Kisdiyanto.

"Apalagi, pemerintah daerah sudah berupaya akan bernegosiasi dengan pihak KST tersebut," Kisdiyanto menambahkan.

Meski sudah mengetahui lokasi KKB, Kisdiyanto memastikan tidak ada penambahan pasukan di sana.

"Setahu kami tidak ada penambahan pasukan. Itu adalah satuan wilayah yang ada di Papua, baik itu di Papua Barat maupun di Papua sendiri," kata dia.

3 dari 3 halaman

Perluas Pencarian Pilot Susi Air Kapten Philips Marthens

Kepala Operasi Damai Cartenz 2023, Kombes Faizal Ramadani, mengatakan pihaknya saat ini terus memperluas wilayah pencarian keberadaan Kapten Philips Mark Mehrthens.

"Memang saat ini usaha kita sudah perluas pencarian di dua kabupaten yakni Kabupaten Nduga dan Lanny Jaya," kata Kombes Faizal.

Menurutnya, dengan memperluas di dua lokasi tersebut, bisa membuat keberadaan Kapten Philips diketahui. Ia menegaskan tidak ada batas waktu untuk melakukan pencarian dan penyelamatan.

Selain itu, Satgas Damai Cartenz 2023 juga telah melakukan pendekatan lunak yakni negosiasi kepada tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh adat serta meminta bantuan melalui unsur pemerintahan.

"Kita masih berusaha, tapi belum maksimal. Kami terus bertekad untuk berusaha mendapatkan, menemukan dan menyelamatkan pilot Philips Mehrthens," kata dia.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini