Sukses

Top 3 News: Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Riau pada Senin Sore 11 Desember 2023

Saat Riau diguncang gempa, getarannya terasa hingga Padang dalam skala II MMI (Modified Mercalli Intensity). Meski demikian, lindu dilaporkan BMKG tak berpotensi tsunami.

Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi mengguncang Provinsi Riau, tepatnya di wilayah Kuantan Singingi, pada Senin sore, 11 Desember 2023. Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berkekuatan magnitudo 5,8 dan terjadi pada pukul 17:16:40 WIB.

Saat diguncang gempa, getarannya terasa hingga Padang dalam skala II MMI (Modified Mercalli Intensity). Meski demikian, lindu dilaporkan BMKG tak berpotensi tsunami.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, bahwa gempa Riau merupakan jenis gempa menengah dengan memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ).

Berita terpopuler lainnya di top 3 news, Senin, 11 Desember kemarin perihal mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo yang belum lama ini dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Agus dilaporkan karena menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi pernah meminta menghentikan kasus korupsi e-KTP yang menyeret Setya Novanto. Adalah Persaudaraan Aktivis dan Warga (Pandawa) Nusantara yang melaporkan Agus Rahardjo

Aada pun langkah yang dilakukan mantan Ketua KPK tersebut dicurigai demi pencalonannya sebagai calon anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI dari Jawa Timur.

Sementara itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada mendapat kritikan dari Presiden Jokowi lantaran pernyataannya yang dinilai tidak mencerminkan sopan santun ketimuran. 

Untuk diketahui, BEM Universitas Gadjah Mada menyebut Jokowi sebagai alumni UGM paling memalukan. 

Pemberian gelar ini ditandai dengan penyerahan sertifikat penghargaan kepada mahasiswa lain yang memakai topeng wajah Jokowi usai diskusi publik di Bundaran UGM, Jumat, 8 Desember 2023 kemarin. 

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Senin, 11 Desember 2023:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Riau, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Kuantan Singingi, Riau, Senin (11/12/2023). Gempa tersebut terjadi pada pukul 17.16 WIB.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,52° LS ; 101,30° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Kuantan Singingi, Riau pada kedalaman 246 km," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada wartawan, Senin (11/12/2023).

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi di Riau ini merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Pulau Sumatra (Intra-Slab Event).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault )," terang dia.

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Padang dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang ).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.

Hingga pukul 17.40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock ).

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Agus Rahardjo Dipolisikan gegara Sebut Jokowi Minta Kasus E-KTP Setya Novanto Disetop

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Persaudaraan Aktivis dan Warga (Pandawa) Nusantara.

Agus dipolisikan karena pernyataannya yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah meminta menghentikan kasus korupsi e-KTP mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto (Setnov).

"Kami dari DPP Pandawa Nusantara berpandangan bahwa narasi yang disampaikan AR (Agus Rahardjo) itu sarat kuat dengan unsur fitnah dan pencemaran nama baik dan martabat dari seorang presiden," kata Sekjen Pandawa Nusantara, Faisal Anwar, saat ditemui di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan Senin (11/12/2023).

Terlebih, kata Faisal, pernyataan soal intervensi yang dialami Agus Rahardjo yang kala itu mengusut kasus korupsi e-KTP tidak disertai bukti-bukti hukum yang sah sesuai dengan perundangan.

"Saya sangat menyesalkan sekali, saudara AR yang notabenenya adalah sebagai seorang penegak hukum kan pasti ngerti dan paham. Ketika terjadi soal masalah hukum oleh penyelenggara negara, prosedurnya adalah diselesaikan dengan peraturan perundang-undangan yang sudah berlaku. Bukan justru dibeberkan di media," Faisal.

Faisal pun mencurigai ada motif politik Agus Rahardjo yakni demi pencalonannya sebagai calon anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI dari Jawa Timur.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Dikritik BEM UGM, Jokowi Ingatkan soal Etika dan Sopan Santun

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab soal kritikan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menyebut dirinya sebagai alumni UGM paling memalukan.

Jokowi mengatakan Indonesia merupakan negara demokrasi dimana rakyat bebas menyampaikan pendapatnya. Hanya saja, dia mengingatkan bahwa soal etika dan sopan santun ketimuran.

"Ya itu proses demokrasi boleh-boleh saja. Tetapi perlu saya ingatkan kalau kita ada etika dan sopan santun ketimuran," jelas Jokowi usai meresmikan Statiun Pompa Ancol Sentiong, Jakarta Utara, Senin (11/12/2023).

Kendati begitu, dia menanggapi santai soal kritikan dari BEM UGM. Jokowi pun enggan berbicara banyak soal dirinya dinobatkan sebagai alumni UGM paling memalukan.

"Ya biasa aja," ucap Jokowi.

Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM memberikan gelar kepada Presiden Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan.

Pemberian gelar ini ditandai dengan penyerahan sertifikat penghargaan kepada Jokowi dari BEM KM UGM usai diskusi publik di Bundaran UGM, Jumat (8/12).

Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor menyerahkan sertifikat ini kepada seorang mahasiswa lain yang memakai topeng wajah Jokowi.

Gielbran menyebut pemberian gelar alumnus paling memalukan ini dilakukan seremoninya di Bundaran UGM namun nantinya sertifikat ini akan dikirimkan pada Jokowi di Istana Negara dengan jasa pengiriman paket.

 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.