Sukses

Viral Menu Makanan Pencegah Stunting di Depok Disorot Warganet, Anggarannya Tembus Rp4,4 Miliar

Menu makanan untuk pencegahan stunting di Kota Depok viral dan menjadi sorotan warganet di media sosial. Ternyata anggarannya disebut-sebut mencapai Rp4,4 miliar

Liputan6.com, Jakarta - Menu makanan untuk pencegahan stunting di Kota Depok viral dan menjadi sorotan warganet di media sosial. Konten berisi menu pencegahan stunting itu salah satunya diunggah akun Instagram @depok24jam pada Kamis (16/11/2023).

Akun Instagram @depok24jam menulis beberapa menu makanan yang didapat anak-anak untuk mencegah stunting di Kota Depok, mulai dari bubur, bola-bola singkong dan kentang, telur puyuh, nugget tempe, sayur sawi tahu putih, hingga nasi wortel.

"Laporan dari warga:

Menu-menu stunting: dari hari ke-1 diberi bubur, hari ke-2 bola-bola singkong dan kentang, hari ke-3 makaroni telur puyuh, hari ke-4 nugget tempe, hari ke-5 sayur sawi dengan tahu putih, dan hari ke-6 bola nasi wortel.

Namun, selama enam hari tersebut, anak saya tidak mau makan makanan yang disiapkan oleh kader. Apakah menu ini sesuai untuk mencegah anak stunting?

Untuk hari ini belum dapat. Nanti diinfokan di grup kalo menunya udah ready.

Diambil di rumah kader Posyandu. Dan setiap ngambil itu ga dijelasin apa komposisi makanan itu dan harus bawa tempat wadah sendiri karena tempat toples yang ada stiker wali dan wakil itu buat nanti dibalikin lagi..

Seperti diketahui, anggaran program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk mencegah stunting di Kota Depok senilai Rp4,4 miliar menjadi sorotan.

Masyarakat menilai menu PMT yang disajikan dianggap tidak sesuai. Padahal, menurut Dinas Kesehatan Kota Depok, anggaran PMT untuk satu bayi adalah Rp18.000 per hari dengan masa program 28 hari," tulis akun Instagram @depok24jam.

Konten yang disebarkan akun Instagram @depok24jam pun mendapat beragam reaksi dari warganet. Mereka ramai-ramai mengeluhkan menu makanan pencegah stunting yang disediakan Pemkot Depok.

"4,4 milyar anjir dikasih nya nugget tempe 😂," tulis akun Instagram @pu******

"Anak sya udh 2x dpt PMT yg sblmnya makanan lengkap slama 1bln dan kali ini yg snack kya diatas mnururt sya mmng krg efektif krna gaakan kemakan . Mending kasih susu tinggi kalori yg bnerbner bisa naikin bb . Bb nya pun ga dikntrol ko diksh gnian krna cm 1x shri," tulis akun Instagram @san****

"Dapet tapi ga ada yg kemakan, kebuang semua. Mending gini, beliin mentahnya aja protein hewani, kaya telor, ayam, ikan. Ntar emaknya yg masak," tulis akun Instagram @hanif*****

"Kocak banget programnya.. masa menu stuntingnya kalah sama menu posyandu saya.. bulan ini aja menunya bubur kacang hijau + telur puyuh + buah.. lha ini apa yg katanya 18rb??😂😂," tulis akun Instagram @ani*****

Sementara, Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Tajudin Tabri menganggap, menu makanan yang viral di media sosial itu belum memenuhi standar gizi untuk mencegah stunting pada anak.

"Jadi saya harapkan pada Pemkot dalam hal ini Dinkes untuk mengkaji ulang," kata Tajudin dikutip dari kanal YouTube Liputan6, Kamis (16/11/2023).

Anggota DPRD Kota Depok, Ikravani Hilman mengeluhkan hal yang sama. Bahkan ia berencana memanggil memanggil Dinas Kesehatan Pemkot Depok untuk mengklarifikasi hal tersebut pada Jumat 17 November 2023 besok.

"Besok kami akan minta datanya," ucap Ikravani Hilman.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menu Makanan Pencegahan Stunting di Depok Sesuai Petunjuk dari Kemenkes

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal untuk balita sudah sesuai petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

"Penyaluran PMT lokal sesuai petunjuk teknis dari Kemenkes RI tentang PMT lokal, termasuk menu," kata Mary Liziawati dilansir dari Antara, Kamis (16/11/2023).

Mary Liziawati mengatakan, pemberian PMT lokal bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita berbasis pangan lokal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Sasaran PMT lokal pertama balita gizi kurang yaitu balita (6-59 bulan) dengan indeks yang sudah ditentukan, kedua balita berat badan kurang dan sangat kurang, balita gizi kurang alami stunting, dan balita dengan berat badan tidak naik.

"PMT lokal di Kota Depok diberikan selama 28 hari. Mulai tanggal 10 November sampai 8 Desember 2023," tuturnya.

Mary Liziawati mengatakan, anggaran program PMT lokal bukan dari APBD Kota Depok tapi dari dana insentif fiskal untuk penanganan stunting dari Pemerintah Pusat.

"Anggaran berasal dari insentif fiskal untuk penanganan stunting. Diberikan itu karena Pemerintah Kota Depok dapat penghargaan karena angka stunting kecil," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.