Sukses

Hari Santri Nasional, Mahfud Md: Terus Jaga NKRI Menuju Indonesia Emas 2045

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengucapkan selamat Hari Santri Nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengucapkan selamat Hari Santri Nasional. Pemerintah resmi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

"Mari kita bersyukur dan mengucapkan selamat semuanya, atas peringatan Hari Santri Nasional ke-78 pada hari ini," kata Mahfud Md di kediamannya, Minggu (22/10/2023).

Dia berharap, para santri terus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara yang menuju Baldatun Toyyibatun Warrobun Ghofur.

"Kalau dalam bahasa politik kita Baldatun Toyyibatun Warrobun Ghofur itu artinya Indonesia emas tahun 2045," ujar dia.

Mahfud menerangkan, Hari Santri 2023 mengambil tema "Jihad Santri Jayakan Negeri". Menurut dia, Itu satu pesan yang yang tidak akan pernah hilang sejak diucapkan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

"Artinya perintah kepada semua santri, semua kaum muslimin untuk berjihad, para santri berjihad, untuk apa, untuk membangun menjayakan kesatuan RI yang formalnya namanya negara kita yang secara sosial disebut negeri kita," ujar Mahfud.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hari Santri Nasional: Jaga Persaudaraan dan Politik Kemaslahatan

Hari Santri Nasional (HSN) diperingati setiap 22 Oktober, merupakan salah satu bentuk pengakuan dan apressiasi Negara terhadap jejak perjuangan, kiprah dan kontribusi kalangan santri terhadap bangsa Indonesia.

Direktur Ekskutif Said Aqil Siroj Institut (SAS) Institute Dr. H. Sa’dullah Affandy mengatakan, pemilihan tanggal 22 Oktober diketahui bertepatan dengan peristiwa sejarah "Resolusi Jihad NU", sebuah panggilan perlawanan dan perjuangan santri melawan kolonialisme Belanda di Surabaya pada 1945.

"Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA (Kiai Said) mengatakan, penetapan HSN tanggal 22 Oktober melalui Keppres No 22 Tahun 2015 menceritakan awalnya pemerintah ingin menetapkan HSN pada 1 Muharram, bertepatan dengan awal tahun Hijriyah. Namun sebagai Ketua Umum PBNU waktu itu, Kiai Said mengusulkan tanggal 22 Oktober, bertepatan dengan peristiwa sejarah perjuangan dan perlawanan santri dalam rangka membebaskan negeri ini dari kungkungan dan cengkeraman penjajah," kata pria karib disapa Kiai Sa'dun ini melalui keterangan pers diterima, Minggu (22/10/2023).

Kiai Sa'dun memastikan, Hari Santri tidak hanya berkaitan dengan peristiwa masa lalu santri. Sebab, Santri hari ini adalah penerus perjuangan santri-santri masa lalu, meneruskan cita-cita kemerdekaan, kedaulatan, dan keadilan.

"HSN sebagai bentuk kepedulian santri terhadap cita-cita dan perjuangan santri, di tahun politik ini para santri berharap pemimpin yang akan terpilih nanti bisa membawa kemaslahatan, kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat Indonesia," harap dia.

Menginjak tahun politik, lanjut Kiai Sa'dun, SAS Institute menyerukan kepada seluruh kontestan pemilu dan pilpres untuk mengedepankan etika politik, menghindari permusuhan dan perpecahan umat, tidak menggunakan politik identitas, hate speech.

"Apalagi menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Jangan! Sebab hakikat kekuasaan adalah amanat dan tanggung jawab. Sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW," ucapnya.

"Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun an raiyyatihi” yang berarti setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya," imbuhnya.

Kiai Sa'dun menjelaskan, dalam pandangan SAS kekuasaan hanyalah "wasilah" (perantara) bukan "maqasid" (tujuan). Tujuan kekuasaan adalah menciptakan dan mewujudkan kemaslahatan dan keadilan kepada seluruh umat.

Kiai Sa'dun meminta, kontestan pemilu dan pilpres hendaknya tidak berhenti pada "wasilah" berupa kekuasaan tetapi bagaimana agar kekuasaan itu berdampak dan memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi umat.

"Sebagaimana demokrasi kita tidak hanya berhenti pada demokrasi procedural melainkan beranjak pada demokrasi substantial. Tidak hanya berhenti pada demokrasi politik meliankan juga demokrasi ekonomi," harap Kiai Sa'dun.

3 dari 3 halaman

Selain Apel Hari Santri, Hari Ini Jokowi Bakal Resmikan Tower Rumah Sakit di Surabaya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara, Iriana Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerja hari keduanya di Provinsi Jawa Timur, Minggu, (22/10/2023).

Mengutip siaran pers diterima dari Biro Pers Sekretariat Presiden, Jokowi dan rombongan kenegaraan akan mengawali kegiatannya sejak pagi hari dengan menghadiri Apel Hari Santri.

"Apel Hari Santri 2023 akan digelar di Monumen Tugu Pahlawan, Kota Surabaya," tulis siaran pers diterima, Minggu (22/10/2023).

Usai menghadiri Apel Hari Santri, Kepala Negara akan menuju Lapangan Sepak Bola Jala Krida Mandala AAL, Kota Surabaya. Pada lokasi ini, Jokowi diagendakan untuk menghadiri Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa.

"Selain itu, Presiden juga diagendakan meresmikan infrastruktur kesehatan di Kota Surabaya, yakni Tower Rumah Sakit Islam Surabaya A. Yani," sambung siaran pers.

Usai seluruh kegiatan kunjungan kerjanya selesai, pada siang hari, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana beserta rombongan dijadwalkan untuk bertolak kembali ke Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan Pesawat Boeing TNI AU 737-400.

"Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam kunjungan kerjanya yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa," tutup siaran pers.

Pantauan di lapangan, Presiden Jokowi yang didampingi ibu negara Iriana mendatangi lapangan dan sesekali sejumlah peserta mencoba melakukan foto selfie saat memasuki area lapangan apel.

Jokowi tampak mengenakan peci dan jas hitam. Ibu Negara Iriana tampak mengenakan pakaian serba putih.

Presiden Jokowi didapuk menjadi pembina apel pada peringatan Hari Santri Nasional di hadapan santri, kiai, dan para ulama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini