Sukses

Air Sungai Cileungsi Menghitam dan Bau Busuk, Diduga Tercemar Limbah Industri

Air sungai menghitam terpantau dari daerah Gunung Putri, Kabupaten Bogor hingga Kali Bekasi, Kota Bekasi. Kondisi ini sudah terjadi sejak tiga pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Air Sungai Cileungsi, Kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, semakin menghitam dan bau busuk diduga akibat pembuangan limbah industri.

Air sungai menghitam terpantau dari daerah Gunung Putri, Kabupaten Bogor hingga Kali Bekasi, Kota Bekasi. Kondisi ini sudah terjadi sejak tiga pekan lalu.

"Sudah dua pekan hitam. Minggu siang hingga malam, air sungai Cileungsi makin parah, bau menyengat," kata Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), Puarman, Senin (11/8/2023).

Kondisi air sungai yang berwarna hitam ini juga menyebabkan ikan-ikan mati mengambang.

"Banyak ikan yang mati mengambang. Tak terhitung jumlahnya," keluh Puarman.

Puarman mengatakan masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai Cileungsi pun banyak yang mengeluh bau seperti parit.

"Biasanya warna kan cokelat, ini mah hitam. Memang baunya persis seperti got," ucap Puarman yang sempat meninjau aliran sungai tersebut.

Air Sungai Cileungsi menghitam diduga tercemar limbah industri. Ditambah debit air berkurang akibat musim kemarau.

Menurutnya, pencemaran Sungai Cileungsi sering terjadi dan sudah berlangsung lama, sejak sekitar tujuh tahun lalu hingga sekarang ini. Bahkan temuan ini sering dilaporkan kepada pemerintah.

"Kami juga sudah capek dan bosan melaporkan pencemaran limbah ini kepada pemerintah. Pengawasan dan pembinaan dari pemerintah ga efektif," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Diminta Tindak Tegas Pelaku Pembuangan Limbah

Puarman menyampaikan pemerintah seharusnya menindak tegas bagi pengusaha yang terbukti membuang limbah ke sungai tersebut. Sebab, pencemaran ini bukan saja merugikan masyarakat di sepanjang aliran sungai itu, tetapi juga merusak lingkungan dan ekosistem.

"Tutup pabriknya dan pidanakan pelakunya, agar ada efek jera. Jika tidak mampu dan mau menggunakan kewenangan yang dimiliki, kibarkan bendera putih," tutup Puarman

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.