Sukses

Update Covid-19 Kamis 26 Januari 2023: Positif 6.728.998, Sembuh 6.563.599, Meninggal 160.799

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak pukul 12.00 WIB, Rabu, 25 Januari 2023 hingga hari ini, Kamis (26/1/2023) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 kembali melaporkan adanya penambahan kasus positif di Tanah Air. Pada hari ini, Kamis (26/1/2023) terjadi penambahan 322 orang. 

Sehingga mereka yang dinyatakan terpapar virus Corona terhitung sejak Maret 2020 hingga kini menjadi 6.728.998 orang.

Meski demikian, kenaikan pasien positif Covid-19 juga terus diikuti dengan meningkatnya pasien yang sembuh dan dinyatakan negatif Covid di Indonesia.    

Pada hari ini bertambah 539, sehingga total akumulasi kasus sembuh telah mencapai 6.563.599 orang. 

Sementara itu, kasus kematian akibat terpapar virus Corona penyebab Covid-19 juga masih bertambah. Menurut Satgas Covid-19, angka tersebut telah menyentuh 160.799 jiwa, setelah ada penambahan 4 pasien meninggal.

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak pukul 12.00 WIB, Rabu, 25 Januari 2023 hingga hari ini, Kamis (26/1/2023) pada jam yang sama.

Untuk diketahui, saat ini subvarian Omicron XBB 1.5 atau yang dikenal dengan nama varian Kraken telah masuk ke Indonesia. 

Menyikapi hal ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat tidak panik. Menurut dia, saat ini tingkat imunitas masyarakat Indonesia terhadap Covid-19 masih tinggi.

"Kita secara populasi imunitas kita relatif lebih baik, yang kita harapkan sero survei kan akan keluar di Februari. Nah, selama populasi kita baik, terutama yang orang tua yang punya komorbid itu imunitasnya masih tinggi, Insya Allah kalau ada varian baru bisa tertangani," jelas Budi di Gedung AA Maramis Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2023).

Dia menjelaskan bahwa Kraken merupakan turunan dari varian Omicron, dimana subvarian lainnya seperti, BA.4 dan BA.5 yang juga pernah masuk ke Indonesia. Budi menyebut pemerintah telah menelusuri kontak erat dari pasien pertama varian Kraken di Indonesia.

"Jadi sekarang sedang lakukan surveilans. Tapi nomor satu saya ingin sampaikan, itu baru masuk kita langsung tahu jadi memang sistem servailans kita sudah bagus. Itukan memamg butuh genome squencing. Kedua Sekarang kita sedang melakukan kontak eratya di mana aja," jelasnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kraken Tingkat Penularannya Cepat

Budi menuturkan bahwa varian Kraken memiliki tingkat penularan yang cepat, namun cenderung lemah. Sehingga, tidak membuat tingkat perawatan rumah sakit menjadi tinggi.

Dia pun meminta masyarakat untuk tetap memakai masker apabila berada di dalam ruangan atau sedang tidak sehat. Selain itu, Budi mengingatkan masyarakat segera melakukan vaksinasi booster.

"Pesan saya ke masyarakat tidak usah panik. Kalau di dalam ruangan padat merasa batuk atau lihat temannya batuk-batuk pakai masker. Kedua di booster deh, terutama untuk yang tua dan komorbid," tutur Budi.

Masuknya varian ini pertama kali ditemukan dari Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Polandia yangs melakukan perjalanan di Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin membeberkan, hasil genom sekuensing orang Polandia yang positif varian Kraken ditemukan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Orang Polandia sudah jalan-jalan ke beberapa tempat.

"Saya sudah dengar, dilaporkan bahwa varian (Kraken) ini sudah ditemukan, dari orang Polandia, dan itu dia kenanya di Balikpapan," bebernya di sela-sela Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta pada Rabu, 25 Januari 2023.

"Tapi yang bersangkutan sudah sempat travel (melakukan perjalanan) di beberapa tempat. Hasilnya saya tahu lewat Whole Genome Sequencing (WGS), ketemunya XBB 1.5," tambah Budi.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres).

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.