Sukses

Update Covid-19 Sabtu 21 Januari 2023: Positif 6.727.847, Sembuh 6.561.463, Meninggal 160.777

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak pukul 12.00 WIB, Jumat, 20 Januari 2023 hingga hari ini, Sabtu (21/1/2023) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Kembali kasus harian positif Covid-19 di Tanah Air terjadi penambahan. Menurut catatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, pada hari ini, Sabtu (21/1/2023) terjadi kenaikan 238 pasien. 

Sehingga mereka yang dinyatakan terpapar virus Corona terhitung sejak Maret 2020 hingga kini menjadi 6.727.847 orang.

Kenaikan tersebut juga dilaporkan terjadi pada pasien yang sembuh dan dinyatakan telah negatif dari Covid-19. Pada hari ini bertambah 605, sehingga total akumulasi kasus sembuh telah mencapai 6.561.463 orang. 

Sementara itu, kasus kematian akibat terpapar virus Corona penyebab Covid-19 juga masih terjadi penambahan. Menurut Satgas Covid-19, angka tersebut telah menyentuh 160.777 jiwa, setelah ada penambahan 5 pasien meninggal.

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak pukul 12.00 WIB, Jumat, 20 Januari 2023 hingga hari ini, Sabtu (21/1/2023) pada jam yang sama.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kapasitas Indonesia sekarang termasuk cepat dalam mengidentifikasi varian COVID-19 baru. Sebut saja, varian 'anakan' Omicron BA.5, XBB, dan BF.7 yang ada di China, sudah ditemukan masuk Indonesia sejak pertengahan dan akhir bulan tahun 2022.

Upaya deteksi varian COVID-19 tersebut berkat penguatan laboratorium (lab) genom sekuens di Indonesia. Saat ini, kapasitas lab genom per bulan sudah mampu mencapai deteksi varian virus Corona di angka 8.000 genom. 

Dengan adanya deteksi varian COVID-19 yang cepat, Pemerintah dapat mengambil kebijakan antisipasi dan penanganan yang cepat juga agar penularan tidak menyebarluas. Terbukti, kasus COVID-19 Indonesia tetap terkendali walau varian baru menyebar.

"Kalau COVID, Alhamdulillah sekarang Indonesia terkendali. Kita bisa mengendalikan COVID karena kita tahu 'musuhnya' siapa, dengan metode yang namanya genom sekuens," beber Budi Gunadi saat Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023 di Sentul International Convention Centre (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 17 Januari 2023.

"Dulu, pertama kali kita, 10 bulan sejak bulan Maret 2020, baru bisa melakukan setidaknya 140 sampel genom selama 9 bulan. Sekarang setiap bulan bisa 8.000 genom," jelasnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi: Indonesia Berhasil Mengendalikan Pandemi Covid-19

Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut Indonesia berhasil mengelola dan mengendalikan pandemi Covid-19 dengan baik. Selain di sektor kesehatan, kata dia, ekonomi nasional juga masih berada pada posisi yang baik.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam Rakornas Forum Koordinasi Pimpinan Kepala Daerah (Forkompimda) di Sentul Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023). Dalam kesempatan ini, hadir para kepala daerah hingga pimpinan TNI-Polri.

"Alhamdulillah pandemi berhasil kita kelola dan kita kendalikan dengan baik dan stabilitas ekonomi juga bisa kita manage, kita pertahankan sehingga berada pada posisi yang sangat baik," ujar Jokowi sebagaimana disirkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (17/1/2023).

Menurut dia, keberhasilan ini tak lepas dari kerja keras semua pihak dalam menangani pandemi Covid-19. Jokowi ingat betul saat semuanya pontang-panting mencari alat pelindung diri (APD), masker, vaksin, hingga oksigen.

"Kita ingat saat pandemi, kita pontang-panting mencari yang namanya APD, pontang-panting mencari yang namanya masker, pontang-panting mencari yg namanya vaksin, terakhir pontang panting saat Delta mencari oksigen," katanya.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres).

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.