Sukses

Buka Sesi III KTT G20 Bali, Jokowi: I Repeat, Stop The War

Presiden Jokowi kembali menyerukan agar perang dihentikan. Hal ini disampaikan saat Jokowi membuka Sesi III Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Rabu (16/11/2022).

Liputan6.com, Bali - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyerukan agar perang dihentikan, saat membuka Sesi III Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Rabu (16/11/2022). KTT ini dihadiri langsung oleh sejumlah pemimpin negara G20.

"Mengawali sesi ketiga ini, izinkan saya mengulangi pesan yang saya sampaikan pada pembukaan KTT kemarin. Stop the war. I repeat, stop the war," ucap Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (16/11/2022).

Dia mengatakan bahwa banyak hal yang harus dipertaruhkan apabila terjadi perang. Jokowi mengingatkan perang hanya akan membuat rakyat sengsara dan pemulihan ekonomi dunia menjadi sulit.

"A lot is at stake. Banyak hal yang dipertaruhkan. Perang hanya akan menyengsarakan rakyat, pemulihan ekonomi dunia tidak akan terjadi jika situadi tidak membaik," katanya.

Menurut dia, pemimpin negara memiliki tanggung jawab untuk membuat situasi dunia menjadi kondusif.

"Sebagai pemimpin, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan situasi global yang kondusif bagi masa depan dunia," ujar Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di The Apurva Kempinski Bali, Selasa (15/11/2022). Total ada 17 pemimpin negara G20 yang hadir pada KTT ini.

Jokowi mengatakan bahwa perang harus segera dihentikan. Dia menekankan dunia akan sulit untuk maju apabila perang tak kunjung usai.

"Menjadi bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus menghentikan perang. Jika perang tidak berhenti, maka akan sulit bagi dunia untuk maju," kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (15/11/2022).

Apabila perang tak berhenti, kata Jokowi, maka akan sulit bagi dunia untuk bertanggung jawab kepada generasi penerus. Oleh sebab itu, Jokowi meminta agar negara G20 tak membiarkan dunia jatuh ke perang dingin.

"Kita seharusnya tidak membuat dunia terbelah menjadi beberapa bagian. Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh pada perang dingin lagi," jelas Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pidato Jokowi Dinilai Permalukan Negara Pendukung Perang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka KTT G20 dengan menyampaikan pidato yang dinilai cukup tegas. KTT G20 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, dihelat pada 15-16 November 2022.

Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan, perang harus segera dihentikan. Dia menekankan dunia akan sulit untuk maju apabila perang tidak kunjung usai. Perang yang disampaikan Jokowi terkait dengan konflik yang menjadi pusat perhatian dunia antara Rusia dan Ukraina.

Menurut pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI) Suzie Sudarman, pidato Jokowi pada pembukaan KTT G20 cukup menggigit dan menyentil negara yang mendorong terjadinya perang.

"Kesan saya pidato Pak Jokowi cukup menggigit dan menggugah sekaligus mempermalukan para pemimpin dunia yang telah mendorong terjadinya krisis dunia," ujarnya ketika dihubungi Liputan6.com pada Selasa (15/11/2022).

Ia juga mengatakan, dari pidato tersebut dapat terlihat uniknya ajakan pemerintahan Jokowi yang sekaligus mendorong motivasi dunia dan menyentil negara-negara yang ingin melanggar hukum internasional.

"Covid belum reda, persaingan antar negara semakin meningkat, perang terus berlangsung yang semuanya mengakibatkan terganggunya keamanan pangan, energi, keuangan yang menjadi kendala proses pembangunan," imbuhnya.

Masalah-masalah tersebut, terlebih perang di Ukraina, menyebabkan dampak yang dapat dirasakan langsung oleh warga dunia terutama negara berkembang.

"Pak Jokowi menggarisbawahi pentingnya ketersediaan pupuk yang apabila tidak segera teratasi dengan pengadaan cukup, pupuk dalam harga terjangkau maka tahun 2023 akan menjadi tahun yang teramat sulit. Ditekankan bahwa krisis yang berlangsung masa kini akan berubah menjadi krisis pangan," kata Suzie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.