Sukses

Ditemukan Banyak Artefak Peninggalan Batavia di Proyek MRT Fase 2

Penemuan sejumlah artefak peninggalan zaman kolonial, Sunda Kelapa, dan Batavia menjadi tantangan tersendiri dalam proyek pembangunan MRT fase 2 Bundaran HI-Kota.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Umum (Dirut) PT MRT Jakarta Mohamad Aprindy mengungkap adanya temuan artefak peninggalan zaman kolonial, Batavia, dan Sunda Kelapa di lokasi pembangunan MRT Fase 2 Bundaran HI-Kota.

Menurut Aprindy, penemuan artefak-artefak bersejarah ini merupakan tantangan tersendiri dalam proyek pembangunan MRT fase ini.

"Tantangan berikutnya adalah yang mendampingi kami Badan Arkeologi Nasional untuk membantu kami karena banyak temuan di fase dua ini, temuan-temuan artefak lama. Ada dari zaman Batavia (dan) Sunda Kelapa," kata Aprindy kepada wartawan di Kantor MRT Jakarta, Wisma Nusantara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2022).

<p>Sejumlah artefak peninggalan masa kolonial, Sunda Kelapa, dan Batavia ditemukan di area proyek MRT Fase 2 Bundaran HI-Kota. (Merdeka.com)</p>

Secara lebih rinci, pada Desember 2021, MRT menemukan saluran air kuno Batavia dan bagian struktur jembatan Glodok yang merupakan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

Kemudian, pada 30 Juli 2022, MRT bersama dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Tim Ahli Cagar Budaya, dan TSP menyetujui untuk melakukan proses dokumentasi yang baik dan sebagian temuan saluran air kuno Batavia akan dipajang dalam rencana stasiun MRT Kota.

<p>Sejumlah artefak peninggalan masa kolonial, Sunda Kelapa, dan Batavia ditemukan di area proyek MRT Fase 2 Bundaran HI-Kota. Salah satunya saluran air kuno Batavia. (Merdeka.com)</p>

"Makanya di stasiun BEOS (Jakarta Kota) kami buatkan visitor center gallery MRT. Itu ada di tengah stasiun kota, fungsinya selain masyarakat atau penumpang kereta yang turun di Kota itu bisa tahu informasi seputar tentang MRT juga ada display terkait peninggalan artefak didapat juga ada one stop information," jelas Aprindy.

 

Reporter: Lydia Fransisca

Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proyek MRT Fase 2 Diprediksi Rampung 2028

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pembangunan jalur kereta cepat Mass Rapid Transit (MRT) fase 2A Bundaran HI sampai Kota akan rampung pada 2028. Hal itu disampaikannya ketika menyaksikan groundbreaking CP202 MRT Jakarta Fase 2A di Plaza Beos, Kota Tua, Jakarta Barat pada Sabtu (10/9/2022).

"Kita mengharapkan nanti akan bisa dari kawasan Lebak Bulus ke kawasan Kota Tua tersambung. Menurut proyeksi, diperkirakan tahun 2028 ini semua akan selesai di Kota Tua," kata Anies.

Adapun panjang lintasan Fase 2A adalah 5,8 km dan terdiri dari tiga paket pekerjaan dengan enam stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan satu stasiun at grade (Kota).

Untuk paket pertama, paket CP20, akan mulai dari Thamrin sampai Monas dengan panjang jalur 2,62 km dan dua stasiun bawah tanah.

"Kontraknya telah ditandatangani pada tanggal 14 Februari 2020. Pekerjaannya dimulai pada tanggal 15 Juli 2020 dan saat ini progressnya telah mencapai 42,7 persen," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Mohamad Aprindy.

Untuk paket CP203, menghubungkan Glodok dan Kota sepanjang 1,3 km dengan dua stasiun di bawah tanah. Kontraknya telah ditandatangani pada 20 April 2021 dan pekerjaannya dimulai tanggal 18 September 2021. Hingga saat ini, pengerjaannya telah mencapai 15 persen.

"Dengan dimulainya paket 202 pada hari ini, tentunya akan menghubungkan Harmoni sampai dengan Sawah Besar sepanjang 1,8 km dengan 3 stasiun di bawah tanah," tambah Aprindy.

 

3 dari 3 halaman

Tantangan Proyek MRT Fase 2

Lebih lanjut, Aprindy menyampaikan bahwa pembangunan Fase 2A, khususnya CP202, memiliki sejumlah tantangan.

“Paket proyek ini memiliki karakteristik yang unik dengan lahan pembangunan terbatas dan jalur yang dibelah oleh kanal. Oleh karena itu, stasiun dan terowongan yang ada dalam paket kontrak ini, akan dibangun bertumpuk empat atau istilahnya stacked station dan stacked tunnel. Selain tantangan teknis tersebut, lokasi pembangunan yang berada di kawasan bersejarah Jakarta yang banyak dikelilingi oleh bangunan cagar budaya membuat kami harus benar-benar memperhatikan aspek ini, termasuk banyak bekerja sama dan berkoordinasi intensif dengan instansi terkait, baik dari pemerintah maupun perguruan tinggi,” jelas Aprindy.

Menurut Anies, pembangunan kereta bawah tanah ini mencerminkan Jakarta yang menjadi kota modern di Asia Tenggara.

"Jakarta sebagai kota modern yang nantinya menjadi pusat kegiatan perekonomian bukan hanya Indonesia, tapi juga kawasan Asia Tenggara. Kita harus menyiapkan transportasi massal yang bisa menjangkau seluruh wilayah di Jakarta (termasuk Kota Tua). Alhamdulillah, perkembangan selama ini dengan mengintegrasikan transportasi umum massal, 92 persen wilayah Jakarta telah terjangkau oleh kendaraan umum," kata Anies.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.