Sukses

8 Tanggapan Berbagai Pihak soal Fenomena Citayam Fashion Week

Belakangan ini masyarakat serta sosial media dihebohkan dengan fenomena Citayam Fashion Week (CFW) di kawasan SCBD dan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini masyarakat serta sosial media dihebohkan dengan fenomena Citayam Fashion Week (CFW) di kawasan SCBD dan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Zebra cross Dukuh Atas digunakan para remaja dari sejumlah daerah seperti Citayam dan Bojonggede sebagai tempat peragaan busana atau biasa disebut Citayam Fashion Week.

Sejumlah pihak pun angkat bicara. Salah satunya Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga. Menurutnya, fenomena itu timbul karena kurangnya ruang terbuka yang dapat menampung aspirasi anak-anak muda.

Dia menyebut, di Jakarta, sebetulnya ada banyak tempat yang yang diperuntukkan sebagai ruang berkreasi bagi anak-anak muda, salah satunya adalah Gedung Sarinah yang baru saja selesai dipugar atas inisiasi Menteri BUMN Erick Thohir.

"Sejak awal Sarinah menawarkan tempat itu sebagai cretive centre buat generasi muda," kata Nirwono, Jumat 22 Juli 2022.

Dia mengatakan, fenomena tersebut seharusnya mendorong pemerintah kota dan kabupaten di wilayah Jabodetabek, termasuk Citayam, Bojong Gede dan Depok, untuk menyediakan ruang-ruang publik atau taman kota yang menarik, terbuka untuk berbagai kegiatan anak muda, gratis, dan strategis.

Kemudian, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi menegaskan, trotoar dan zebra cross di Jalan Tanjung Karang, Kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, bukan berfungsi sebagai peragaan busana, melainkan fasilitas umum untuk publik.

Dia mengimbau agar kelompok remaja SCBD yang menjadikan tempat tersebut sebagai peragaan busana dapat memerhatikan pengguna kendaraan mobil dan motor yang melintasi kawasan itu.

"Sesuai dengan fungsi trotoar untuk jalan, jangan bikin acara catwalk di zebra cross, mohon bantu pengguna jalan lainnya, itu kan bukan mereka saja yang pakai. Ada pengguna jalan lainnya yang terganggu," kata Irwandi.

Berikut sederet tanggapan berbagai pihak soal fenomena Citayam Fashion Week (CFW) di kawasan SCBD dan Dukuh Atas, Jakarta Pusat dihimpun Liputan6.com:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

1. Pengamat Tata Kota

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga turut merespons fenomena Citayam Fashion Week (CFW) di kawasan SCBD dan Dukuh Atas yang mengguncang jagad maya. Menurutnya, fenomena itu timbul karena kurangnya ruang terbuka yang dapat menampung aspirasi anak-anak muda.

Di Jakarta, sebetulnya ada banyak tempat yang yang diperuntukkan sebagai ruang berkreasi bagi anak-anak muda, salah satunya adalah Gedung Sarinah yang baru saja selesai dipugar atas inisiasi Menteri BUMN Erick Thohir.

"Sejak awal Sarinah menawarkan tempat itu sebagai cretive centre buat generasi muda," kata Nirwono, Jumat 22 Juli 2022.

Dia menyatakan, fenomena ini seharusnya mendorong pemerintah kota dan kabupaten di wilayah Jabodetabek, termasuk Citayam, Bojong Gede dan Depok, untuk menyediakan ruang-ruang publik atau taman kota yang menarik, terbuka untuk berbagai kegiatan anak muda, gratis, dan strategis.

Dia menambahkan, anak-anak muda tidak akan dicegah oleh petugas keamanan jika tidak menimbulkan vandalisme di ruang publik. Untuk itu, pusat kegiatan bisa diarahkan ke Gedung Sarinah yang baru saja direvitalisasi. Fenomena CFW ini menjadi dilema setelah viral video sejumlah remaja yang tidur di area Stasiun Sudirman dan Dukuh Atas.

Namun, munculnya fenomena ini seharusnya mendorong pemda untuk menyediakan ruang publik dan taman-taman lebih banyak yang menarik, desain kekinian, serta terbuka untuk menampung berbagai kegiatan anak muda di daerahnya masing-masing.

Menurut Nirwono, tren SCBD termasuk Citayam Fashion Week tidak akan berlangsung lama, karena kegiatan ini muncul saat liburan sekolah, artinya ketika sekolah mulai masuk kembali ajaran baru dimulai, belum tentu kegiatan CFW akan berlangsung, jika tidak dikelola dengan baik kegiatan ini tidak akan berlanjut.

Untuk itu, perlu tempat yang sangat affordable dan mudah diakses pengganti kawasan Dukuh Atas. Nirwono menyarankan agar Bonge CS mau memanfaatkan Gedung Sarinah untuk berkreasi.

Sementara, menanggapi wilayah Dukuh Atas yang dijadikan pusat kegiatan, Nirwono menilai wilayah Dukuh Atas sebab lebih mudah dicapai dengan KRL yang relatif terjangkau biayanya.

Alasan lain yang dikemukakan, lokasi sangat strategis dekat pusat kota yaitu bundaran HI dan Monas yang merupakan titik transit dan lalu lalang para pekerja Bodetabek ke Jakarta. “Jika mereka berkegiatan akan banyak yang menyaksikan,” ujar Nirwono menambahkan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 9 halaman

2. Pakar UGM

Menurut sosiolog UGM Derajat Sulistyo Widhyarto, kemunculan Citayam Fashion Week bagian pembentukan budaya baru yang dilakukan oleh anak muda sehingga perlu diapresiasi.

"Salah satu karakter kaum muda adalah pencipta budaya dan kebudayaan youth culture. Fenomena Citayam Fashion Week mempunyai efek budaya dari kebudayaan tersebut," katanya, Rabu 20 Juli 2022.

Para anak muda memilih area publik di pusat kota sebagai lokasi unjuk ekspresi dan pilihan gaya busananya itu merupakan budaya baru yang sangat brilian. Sebab, gaya busana bagian dari budaya yang bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Ruang kota menawarkan tantangan baru yakni kesempatan untuk mendorong pembentukan budaya mengikuti budaya yg bisa diterima adalah fashion," ucap Derajat.

Anak muda yang juga berasal dari keluarga kelas menengah ke bawah ini menggelar peragaan busana di jalanan ibu kota umumnya berasal dari kota-kota penyangga Jakarta.

Kondisi ini seolah menunjukkan bahwa apa yang mereka lakukan melawan arus fenomena budaya konsumerisme dan pamer kemewahan yang ditunjukkan para pegiat medsos dan influencer.

"Mereka memang kalah bertarung dengan kaum muda menengah ke atas yang sudah masuk ruang bisnis kota. Maka Citayam adalah representasi kaum muda menengah ke bawah dan menjadi bagian dari eksistensi baru mereka dalam mengisi ruang kota dan sekaligus pembentuk budaya muda kota," kata Derajat.

Meski begitu, kaum muda ini, menurut Derajat Sulistyo, juga menggunakan media digital untuk memperkuat gaung ruang ekspresi budaya baru mereka.

"Kaum muda di sekitar Jakarta paham betul jika Jakarta adalah ruang yang bisa mewakili daya tarik dan meningkatkan audiens. Maka mereka dengan sadar menjadi Jakarta sebagai ruang penciptaan budaya," paparnya.

Ada hal yang disoroti Derajat dari Citayam Fashion Week, yakni cara gaya busana yang digunakan para komunitas Citayam ini yang memilih menggunakan baju pinjaman atau membeli dengan harga murah. Berbeda dengan yang dilakukan oleh kaum muda perkotaan.

"Hal inilah yang membentuk kritik konsumsi fashion kaum muda kota yang terjebak memakai baju produk industri," jelas Derajat.

 

4 dari 9 halaman

3. Wakil Wali Kota Jakarta Pusat

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat menegaskan trotoar dan zebra cross di Jalan Tanjung Karang, Kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, bukan berfungsi sebagai peragaan busana, melainkan fasilitas umum untuk publik.

Irwandi mengimbau agar kelompok remaja SCBD yang menjadikan tempat tersebut sebagai peragaan busana dapat memerhatikan pengguna kendaraan mobil dan motor yang melintasi kawasan itu.

"Sesuai dengan fungsi trotoar untuk jalan, jangan bikin acara catwalk di zebra cross, mohon bantu pengguna jalan lainnya, itu kan bukan mereka saja yang pakai. Ada pengguna jalan lainnya yang terganggu," kata Irwandi.

Menurut Irwandi, ia tidak melarang masyarakat untuk berkunjung dan meramaikan kawasan Dukuh Atas. Namun, dengan syarat tetap patuhi peraturan sesuai ketentuan-ketentuan yang ditetapkan.

"Kami Jakarta tidak tertutup dengan pendatang, silakan mereka manfaatkan. Gubernur (Anies Baswedan) juga bilang silakan pakai, tapi sesuai dengan ketentuan," kata dia.

Irwandi telah mengerahkan petugas yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Suku Dinas Perhubungan, dan Suku Dinas Lingkungan Hidup untuk menjaga ketertiban dan kebersihan kawasan Dukuh Atas.

"Kami sudah turunkan pengawas, jadi mereka enggak boleh berkerumun karena Covid-19 masih ada jadi saya berharap mereka tertib protokol kesehatan," jelas dia.

 

5 dari 9 halaman

4. Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Sabtu 16 Juli 2022 malam. Kawasan Dukuh Atas - Sudirman diketahui tengah ramai usai viral istilah 'Citayam Fashion Week'.

Anies membagikan momen saat sidak tersebut melalui akun resmi Instagram @aniesbaswedan. Berdasarkan sejumlah video yang diunggah melalui fitur story Instagram itu, Anies tampak berjalan dari Terowongan Kendal, Dukuh Atas, dan sekitarnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengenakan kemeja putih dengan rompi berwarna biru dan celana hitam. Dia didampingi oleh Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP).

Anies terlihat berbincang dengan Satpol PP, sesekali dia juga mendengarkan penjelasan dan laporan dari petugas Satpol PP terkait kebersihan dan ketertiban nongkrong muda-mudi 'SCBD' di Dukuh Atas.

Dari video yang diunggah tersebut, para remaja yang asik nongkrong juga berebut salim ke Anies secara bergantian. Diantaranya mereka juga meminta berswafoto dengan Gubernur DKI Jakarta itu.

Kemudian, Anies menanggapi pernyataan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi yang meminta agar para remaja dari sejumlah daerah seperti Citayam dan Bojonggede tidak menjadikan zebra cross Dukuh Atas sebagai tempat peragaan busana atau biasa disebut Citayam Fashion Week.

Anies lantas mempertanyakan apakah surat larangan sudah diterbitkan atau belum. Menurut Anies, apabila tidak ada surat larangan, maka tidak ada ketentuan yang bisa diikuti.

"Selama belum ada surat, maka belum ada larangan," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat 22 Juli 2022.

Anies menjelaskan sebuah aturan harus jelas surat keputusannya untuk selanjutnya dapat ditetapkan di lapangan. Termasuk soal larangan zebra cross Dukuh Atas yang dinyatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat.

"Sebuah aturan, maka tanya ada tidak surat keputusannya. Kalau ada surat keputusannya berarti itu sebuah ketetapan. Kalau tidak ada surat keputusannya maka itu bukan ketentuan. Bagaimana bisa ditegakkan di lapangan kalau tidak ada surat ketentuan," jelas Anies.

Sehingga, Anies menilai komentar atau pernyataan tertentu tidak dapat dijadikan tolak ukur yang mengikat. Negara kata dia, diatur berdasarkan regulasi.

"Jadi tidak bisa, negara itu tidak mengatur lewat doorstop. Negara itu tidak diatur lewat komentar. Negara diatur lewat regulasi. Selama tidak ada regulasinya berarti tidak ada larangan," kata Anies.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga menanggapi soal catwalk di Dukuh Atas yang dianggap sejumlah pihak telah melanggar Undang-Undang Lalu Lintas.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, kata Riza, berencana mencari alternatif ruang publik lain untuk Citayam Fashion Week.

"Seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Kapolsek, Pak Kapolres, teman-teman dari kepolisian bahwa zebra cross itu digunakan untuk menyebrang. Tidak boleh untuk kegiatan lain termasuk fashion show," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu 23 Juli 2022.

 

6 dari 9 halaman

5. Gubernur Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut meramainkan Citayam Fashion Week di Sudirman, Jakarta Pusat. Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil mengikutinya usai menghadiri rapat di kawasan SCBD.

"Sehabis menerima award pakai batik, tetiba harus rapat di kawasan SCBD Sudirman, dan terpaksalah diminta ikutan #citayamfashionweek bersama para model dunia yang tergabung dalam agency modelpadahalojol.inc," demikian dikutip dari Instagram Ridwan Kamil, Rabu 20 Juli 2022.

Dalam reels yang dibagikan, Ridwan Kamil tengah bersama para driver ojek online (ojol). Tak lama berselang, Ridwan Kamil yang awalnya mengenakan kemeja batik tiba-tiba berubah mengenakan jas krem dengan celana senada.

Ridwan Kamil juga menggunakan topi dengan kacamata hitam bersepatu putih. Ridwan Kamil pun memperlihatkan kemampuannya berjalan seoalah tengah berada di catwalk.

Sepanjang Ridwan Kamil berjalan layaknya model di kawasan Sudirman, para driver ojek online terlihat mengawal di sisi kanan dan kiri Ridwan Kamil.

Dalam video itu juga Ridwan Kamil menyebutkan bila dirinya berada di kawasan Sudirman atas undangan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Saya ada di Dukuh Atas, diundang Pak Anies untuk meramaikan ruang publik di Jakarta, ternyata yang nongkrong bukan hanya anak Citayam, daerah Jawa Barat tapi juga teman-teman dari driver ojol juga akan akan meramaikan fashion show di pagi hari ini," kata dia.

Tak lupa, Ridwan Kamil juga berpesan kepada mereka yang kerap berada di kawasan SCBD, Jakarta Pusat. Ridwan Kamil meminta mereka tetap menjaga Ibu Kota.

"Pesan untuk anak-anak Citayam, Bojong Gede, Depok, pertama jaga kebersihan dan jangan nyampah, kedua jaga ketertiban jangan bikin macet. Pulang kembali ke rumah, jangan menggelandang, serta bikin konten yang positif dan kreatif," kata Ridwan Kamil.

Ridwan menyebut, pesan itu tidak hanya keluar dari dirinya. Melainkan pesan dari Anies.

"Kira-kira itu titipan pesan dari Gub Kajarta (Kawasan Jakarta Raya) @aniesbaswedan untuk kamu-kamu semua," kata Ridwan Kamil seraya mention Instagram Anies Baswedan.

 

7 dari 9 halaman

6. Aparat Kepolisian

Disampaikan Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin, penggunanaan zebra cross sebagai tempat lenggak-lenggok Citayam Fashion Week dinilai melanggar aturan.

Komarudin menegaskan, penyebrangan jalan atau zebra cross bukan diperuntukkan untuk catwalk. Ditambah lagi, kegiatan mereka tidak mengantongi izin dari pihak kepolisian.

"Untuk kegiatan catwalk di Citayam Fahsion Week, saya pastikan bahwa kegiatan tersebut tidak memiliki izin," kata Komarudin saat dihubungi, Jumat 22 Juli 2022.

Komarudin mengatakan, remaja Citayam dan Bojonggede awalnya memang sebatas kumpul-kumpul dan nongkrong. Itu, kata dia tidak memerlukan izin.

Seiring berjalannya waktu aktivitas yang mereka lakukan mengundang keramaian.

"Dan itu tidak memiliki izin," ujar dia.

Karena itu, Komarudin mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat mengambil sikap. Mengingat, para remaja menggunakan fasilitas pedestrian dan zebra cross untuk menggadakan 'Citayam Fashion Week'.

"Ini tentunya melanggar aturan Undang-Undang Lalu lintas dan Angkutan Jalan salah satunya termasuk ketertiban umum," ujar dia.

Komarudin mengatakan, kepolisian dalam hal ini membantu Satpol PP untuk menertibkan aktivitas mereka. Menurut dia, seandainya nanti ada pihak-pihak yang siap memfasilitas silahkan saja.

"Silahkan dicarikan tempat asalkan tidak menggangu keteriban umum," jelas dia.

Sementara itu, Kasat Lantas Wilayah Jakarta Pusat Kompol Purwanta menambahkan, zebra cross maupun jalur pedestrian tidak boleh digunakan untuk kegiatan Citayam Fahsion Week. Disamping menganggu kelancaran lalu lintas juga berpotensi menganggu ketertiban umum.

"Tidak boleh menggunakan jalur jalan itu jelas menganggu arus lalu lintas," ujar dia.

Purwanta menerangkan, fungsi zebra cross dan jalur pedestrian bukan untuk kegiatan 'Citayam Fahsion Week'.

"Makanya kemarin ada penindakan. Trotoar tidak boleh digunakan untuk kegiatan apapun selain sirkulasi orang lalu-lalang," jelas Purwanta.

 

8 dari 9 halaman

7. Menteri Perdagangan

Fenomena Citayam Fashion Week menarik perhatian sejumlah kalangan, seperti para pejabat negara. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan salah satunya.

Mendag Zulkifli Hasan memandang gelaran feyen jalanan ini menjadi salah satu bukti bahwa industri ini bisa diterima di berbagai kalangan masyarakat.

Hal ini juga bisa menjadi tolak ukur industri fesyen muslim tanah air juga bisa diterima, tidak hanya di dalam negeri, juga luar negeri. Dengan begitu target Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada 2024 sesuai arahan Presiden Joko Widodo bisa tercapai.

Masyarakat diajak semakin menggaungkan tren fesyen muslim di pasar dalam negeri sehingga semakin memantapkan industri fesyen muslim dan modest fashion Indonesia.

Demikian penegasan Mendag Zulkifli Hasan saat menerima perwakilan penyelenggara Indonesia Modest Fashion Week (IMFW) pada Kamis 21 Juli 2022.

"Kami mendukung betul upaya-upaya menyemarakkan tren fesyen muslim dan modest fashion. Tujuan kita jelas, yaitu menjadikan Indonesia kiblat fesyen muslim dunia tahun 2024. Kementerian Perdagangan dapat mendukung ekspor fesyen muslim Indonesia lewat berbagai skema kerja sama perdagangan dengan negara mitra," kata Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan juga mendukung penyelenggaraan IMFW 2022 dan akan menggerakkan 46 kantor perwakilan perdagangan di luar negeri untuk mempromosikan acara tersebut agar semakin banyak peserta yang bergabung.

Mendag Zulkifli Hasan menilai, kesadaran masyarakat terhadap fesyen kian hari kian terlihat. Contohnya fenomena Citayam Fashion Week.

Menurutnya, Citayam Fashion Week menjadi sinyal bahwa fesyen menjadi semakin inklusif dan diminati berbagai kalangan. Untuk itu, Mendag Zulkifli Hasan berharap inklusivitas fesyen muslim tecermin dalam acara-acara peragaan busana IMFW.

Hal ini juga sebagai cara untuk semakin mengukuhkan industri fesyen muslim dengan menggaet semakin banyak lapisan masyarakat.

“Citayam Fashion Week menunjukkan pada kita bahwa fesyen dapat diekspresikan oleh siapa saja. Kita kemudian menyadari bahwa sifat inklusivitas ini juga dimiliki oleh fesyen muslim. IMFW dapat mendorong inklusivitas ini dengan menggaet anak-anak muda penikmat fesyen, agar dapat diarahkan untuk mencintai fesyen muslim dan modest fashion,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan juga mengatakan, IMFW dapat berkolaborasi dengan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2022 pada 19–20 Oktober 2022. JMFW 2022 akan dilaksanakan serempak dengan pameran dagang terbesar di Indonesia yaitu Trade Expo Indonesia pada 19–23 Oktober 2022.

 

9 dari 9 halaman

8. Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut angkat bicara tentang fenomena Citayam Fashion Week. Ia merujuk pada keberadaan remaja-remaja berbusana nyentrik yang berkumpul di dekat Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, yang disebut dengan remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok).

Jokowi menilai apa yang dilakukan remaja-remaja dalam kegiatan Citayam Fashion Week merupakan bentuk kreativitas yang positif dan harus didukung selama tidak melanggar aturan.

"Asalkan positif, saya kira nggak ada masalah. Jangan diramaikanlah. Hal-hal yang positif itu diberikan dukungan dan didorong asal tidak menabrak aturan. Itu kan kreatif, karya-karya seperti itu," ujar Presiden Jokowi usai menghadiri acara Peringatan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu 23 Juli 2022, dilansir Antara.

Presiden justru mempertanyakan mengapa kreativitas para remaja tersebut harus dilarang.

"Kenapa harus dilarang, asal tidak menabrak aturan, tidak melanggar aturan. Prinsipnya di situ," tegas Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.