Sukses

Atasi Persoalan Sampah, DKI Jakarta Segera Bangun Dua FPSA

Proyek pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) di DKI Jakarta disebut telah memasuki proses lelang.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Sarana Jaya berencana membangun dua Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) di Ibu Kota.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan pembangunan FPSA diyakini akan memberikan dampak besar pada pengelolaan sampah di Ibu Kota. FPSA tersebut sudah masuk proses lelang.

"Mudah-mudahan ke depan nanti setelah dibangun berproses kita tidak ada lagi masalah dengan sampah. Insyaallah nanti kita punya pengelolaan sampah yang berteknologi tinggi baik seperti negara-negara maju di dunia," kata Riza di Jakarta, Sabtu (16/10/2021).

Menurut dia, jumlah sampah di Jakarta dalam setiap harinya mencapai 7.800 ton. Nantinya pengolahan sampah tersebut tidak hanya dengan pendekatan teknologi ramah lingkungan.

Riza menyatakan penanganan sampah perkotaan akan dilakukan dengan pendekatan kolaborasi, yaitu mengajak seluruh elemen masyarakat agar bisa mengolah sampah sejak dari sumber dengan gerakan Jakarta Sadar Sampah.

Direktur Keuangan Perumda Sarana Jaya, Bima Priyo Santosa berharap dengan adanya fasilitas FSPA dapat membantu menuntaskan masalah sampah di Ibu Kota.

Kata dia, TPST Bantargebang di Kota Bekasi, Jawa Barat diprediksi akan penuh kalau tidak ada penanganan sampah.

"Sampah itu orang mungkin tidak terlalu sadar, bahwa pengolahan sampah itu sangat signifikan sangat penting bagi perkotaan, dan itu yang menjadi tugas kita," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perhatikan Dampak Lingkungan

Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Enri Damanhuri menyarankan agar pembangunan dua FPSA mempertimbangkan kapasitasnya agar pengelolaan berjalan maksimal.

"Karena pengolahan sampah sasarannya bukan menghasilkan sesuatu, tapi mengurangi produksi sebanyak mungkin," kata Enri.

Selain itu, Enri meminta Sarana Jaya agar memperhatikan penggunaan lahan yang ada. Lalu mengenai dampak pencemaran lingkungan seperti bau atau polusi lainnya saat mengoperasikan FPSA.

"Jangan asal membeli yang murah meriah dua bulan dipakai setelah Tidak bisa digunakan kembali yang paling penting yang terakhir ini apa purna delivery-nya," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.