Sukses

VIDEO: Bentrokan di Tambang Emas, 5 Tewas

Bentrok antara penambang emas liar dan warga adat kembali terjadi di tambang emas Gunung Botak, Waeyapo, Pulau Buru, Maluku.

Bentrok antara penambang emas liar dan warga adat kembali terjadi di tambang emas Gunung Botak, Waeyapo, Pulau Buru, Maluku. Akibatnya, lima orang tewas dan sejumlah warga lainnya terluka dalam bentrok berdarah ini.

Situasi yang makin mencekam membuat ribuan penambang meninggalkan lokasi penambangan. Untuk mencegah korban kembali jatuh, pemerintah daerah akhirnya menutup penambangan rakyat itu.

Puluhan tenda milik penambang dan pos petugas di pintu masuk tambang di Perbukitan Wamsait, Waeyapo, Kabupaten Buru dibakar massa. Bentrok antara penambang emas dan warga adat yang sudah terjadi beberapa hari ini pun tak terelakan lagi hingga memuncak pada Rabu (5/12/2012).

Penambang dan warga adat berhadapan dan saling serang menggunakan berbagai senjata tajam dan bom molotov. TNI dan Polri tidak bisa berbuat banyak karena jumlah mereka terbatas. Tembakan peringatan yang sesekali ditembakkan ke udara pun tidak dihiraukan warga.

Kapolda Maluku Brigjen Pol Muktiono, Panglima Kodam XVI Patimura Mayor Jenderal Eko Sumaryono, Wakil Gubernur Maluku Said Asegaf dan Bupati Buru Ramli Umasugi berusaha menenangkan warga dan mengamankan senjata tajam dan bom molotov.

Selain menutup lokasi tambang, bupati berharap pemerintah pusat segera mengeluarkan izin pertambangan. Dengan izin, tambang dapat dikelola pemerintah daerah untuk menghindari penambangan ilegal yang memicu kerusuhan dan kerusakan parah pada ekositem hutan.

Adapun dua korban konflik masih kritis di Rumah Sakit Dr M Haulussy Kudamati, Kota Ambon. Kedua korban terkena tikaman tombak yang masih menancap di punggung. Salah satu korban meninggal saat dievakuasi ke rumah sakit tersebut.

Tak ingin ikut menjadi korban, ribuan penambang dari luar Pulau Buru akhirnya kembali ke kampung halamannya masing masing. Dua batalion gabungan Polri dan TNI dikerahkan ke Gunung Botak untuk mengantisipasi terjadinya bentrok susulan kembali. Penambang mengatakan, konflik sudah lama terjadi, tapi tak dihiraukan petugas keamanan. Hingga saat ini, belum diketahui pasti penyebab konflik yang menelan banyak korban jiwa. (RIZ)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.