Sukses

Covid-19 Melonjak, Anggota Komisi IX: Ini Bukan Momentum Politik untuk Berebut Kekuasaan

Anggota Komisi IX DPR Darul Siska meminta kebijakan yang pemerintah buat untuk mengendalikan Covid-19, harus didukung masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia kini sedang dihantam krisis akibat pandemi Covid-19. Menurut anggota Komisi IX DPR Darul Siska, Kondisi ini harus dihadapi dengan semangat kebersamaan menyelesaikan masalah, bukan menyalahkan salah satu pihak.

"Dalam keadaan begini seyogyanya kita tidak saling menyalahkan, tetapi saling introspeksi dan mengingatkan jika ada kekurangan salah satu pihak. Ini bukan momentum politik untuk berebut kekuasaan," kata Darul kepada wartawan, Rabu, 7 Juli 2021.

Dia pun mengajak masyarakat melupakan perbedaan pilihan politik. Sehingga apapun kebijakan yang pemerintah buat untuk mengendalikan Covid-19, harus didukung masyarakat.

"Apapun program yang pemerintah buat, jika tidak mendapat dukungan masyarakat, kecil kemungkinan berhasil," ujar anggota Komisi IX DPR ini.

Darul juga berharap semua kalangan ikut mensosialisasikan kebijakan penanganan Covid-19. Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, semua berperan penting untuk mengajak orang-orang terdekat agar mentaati peraturan.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Butuh Persatuan Melawan Covid-19

Harapan yang sama juga disampaikan anggota Komisi IX Rahmad Handoyo.

"Kita butuh bersatu, kita butuh persatuan melawan Covid-19. Bukan mencari panggung, bukan mencari momentum berkomentar yang tidak-tidak, seolah pemerintah salah. Bukan momentum untuk saling menyalahkan," kata Rahmad.

Dengan bersatu, dia meyakini Indonesia bisa menang melawan pandemi. Rahmad mengakui, perbedaan pendapat itu penting di negara demokrasi. Keberadaan oposisi juga penting dalam pembangunan bangsa.

"Tetapi ingatlah saudaraku para politisi dan para pengamat yang sering bicara di media. Ketika perang, ketika musuh negara sudah ada, sudah terlihat, tidak ada satu kata berbeda," tegas Rahmad.

Rahmad meminta siapapun yang ingin komentar mengenai Covid-19 dan dampaknya seharusnya berhati-hati. Jangan sampai komentar seorang tokoh membuat masyarakat terbelah. Jika demikian, rakyat yang akan rugi.

"Apalagi di saat perang melawan Covid-19, ada yang menginginkan Presiden mundur. Itu sangat kita sayangkan," ujarnya.

Dia mengingatkan bahwa Indonesia dalam sejarahnya pernah menang melawan penjajahan. Semangat para pejuang melawan penjajahan bisa ditiru untuk menghadapi pandemi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.