Sukses

Kisah Perjalanan Anton Medan Si Preman Kelas Kakap yang Insaf hingga Tutup Usia

Mantan narapidana yang kini menjadi pendakwah Muhammad Ramdhan Effendi alias Anton Medan meninggal dunia di kediamannya di Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan narapidana yang kini menjadi pendakwah Muhammad Ramdhan Effendi alias Anton Medan dikabarkan meninggal dunia.

Kabar duka terkait wafatnya Anton Medan ini dibenarkan Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Ipong Hembiring Putra.

"Iya Pak Anton Medan meninggal dunia. Beliau meninggal di rumahnya, di Cibinong," ujar Ipong saat dihubungi, Senin (15/3/2021).

Senada, keponakan Anton Medan yang bernama Ibrahim juga membenarkan kabar wafatnya Anton Medan di usia ke 63 tahun itu.

Lantas siapakah sosok Anton Medan? Pria bernama asli Tan Hok Liang ini rupanya memiliki cerita panjang dalam sejarah kriminalitas di Tanah Air.

Anton Medan dikenal sebagai preman kelas kakap yang sudah bolak-balik dan tak kapok mendekam di balik dinginnya jeruji besi.

Perjalanan Anton Medan dalam dunia kelam kejahatan sudah dimulai sejak usianya 12 tahun. Kala itu, ia pertama kali mengenal dunia kriminal.

Di akhir usianya, Anton Medan sudah menjadi seorang mualaf yang memeluk agama Islam dan insaf. Sebelum akhirnya tutup usia, ia sempat sakit sejak 2020 lalu.

Berikut kisah singkat perjalanan hidup Tan Hok Liang yang sudah berganti nama menjadi Muhammad Ramdhan Effendi alias Anton Medan hingga tutup usia dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Pertama Kali Rasakan Penjara

Tan Hok Liang yang sudah berganti nama menjadi Ramdhan Effendi alias Anton Medan lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

Kisah kelam Anton Medan sudah dimulai saat dirinya masih berumur belasan tahun. Kala itu, ia merantau ke Tebing Tinggi sejak umur 12 tahun. Ia bahkan sudah menjadi tulang punggung keluarga dan harus putus sekolah.

Anton Medan kemudian menjadi anak jalanan yang bekerja sebagai calo di Terminal Tebing Tinggi. Ia bertugas membantu sopir bus untuk mencari penumpang.

Namun, suatu hari Anton terlibat masalah dengan salah satu supir karena tak mendapatkan upah kerja yang semestinya.

Singkat cerita, Anton memukul sopir itu dengan balok dan membuatnya harus berurusan dengan polisi untuk pertama kalinya.

Kejadian serupa kembali terjadi saat kembali pulang ke Kota Medan. Anton kembali terlibat perkelahian dengan sopir bus dan dipukuli.

Anton yang saat itu membalas dengan sabetan parang hingga membuat satu supir tewas. Akibat kejadian itu, Anton harus mendekam di penjara selama empat tahun.

 

3 dari 8 halaman

Tak Diterima Keluarga, Merantau ke Ibu Kota

Usai menjalani hukumannya di penjara, Anton Medan kembali ke rumahnya. Namun tak disangka, ia justru tidak diterima oleh orangtuanya karena malu memiliki anak yang pernah masuk penjara.

Anton pun akhirnya merantau ke Jakarta. Ia berniat untuk menemui pamannya. Anton bahkan rela susah payah menggelandang demi menemukan alamat sang paman.

Nasib malang kembali menimpanya karena usai berhasil bertemu, sang paman juga tidak mau menerima kehadiran Anton.

Dan sejak saat itulah Anton Medan hidup sebatang kara di tengah kerasnya kehidupan Ibu Kota.

 

4 dari 8 halaman

Mulai Merampok hingga Jadi Bandar Judi

Hidup seorang diri di Ibu Kota tentu tidak mudah bagi Anton Medan saat itu. Kerasnya keadaan membuatnya terpaksa mencoba melakukan aksi kejahatan.

Dulu, Anton Medan mulai mencoba dunia kriminal dimulai dari menjambret dan merampok. Kemudian sejak saat itu, kejahatan yang pernah dilakukannya tak terbendung lagi.

Anton lalu mulai beralih menjadi pengedar obat-obatan terlarang. Ia pun pernah menjadi bandar judi kelas kakap.

Seorang Anton Medan pernah membuka rumah-rumah judi di Jakarta hingga memiliki kasino. Saat itu, ia meraup untung dari bisnis gelapnya hingga mencapai miliaran Rupiah per hari.

 

5 dari 8 halaman

Jadi Mualaf dan Mulai Insaf

Sepak terjang Anton Medan di dunia kriminal telah membuatnya berulang kali keluar-masuk jeruji besi. Sudah banyak penjara atau lembaga permasyarakatan yang disinggahi Anton selama hidupnya.

Tetapi siapa sangka, dari balik dinginnya jeruji besi justru Anton Medan mendapatkan hidayah hingga akhirnya insaf.

Anton Medan terlahir beragama Buddha dan sempat pindah menjadi penganut Protestan dipenjara Cipinang sebelum akhirnya memilih memeluk Islam hingga saat ini.

Perjalanan mualaf Anton tidak mulus. Ia sempat ditolak oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Yayasan Karim Oei untuk memeluk Islam karena masa kelamnya.

Namun, Anton terus membuktikan keseriusannya. Pada 1992, Ia akhirnya resmi mengucapkan syahadat yang dituntun oleh Almarhum KH Zainuddin MZ, 'Si Dai Sejuta Umat'.

Sejak saat itu, penjahat kelas kakap itu berganti nama dengan Muhammad Ramdhan Effendi.

 

6 dari 8 halaman

Dirikan Masjid dan Pesantren

Setelah masuk Islam, Anton Medan mendirikan Majelis Taklim Ata'ibin yang menampung para mantan narapidana dan pengangguran.

Ia sengaja mendirikan majelis taklim untuk membina serta menampung para mantan narapidana dan pengangguran agar bisa kembali ke jalan yang benar.

Tak puas dengan mendirikan majelis taklim, Anton Medan mendirikan pondok pesantren. Tujuannya adalah ingin mengabdi lebih banyak untuk masyarakat. Pondok pesantren ini juga untuk membina para mantan narapidana dan pengangguran.

Pondok pesantren milik Anton Medan berada di daerah Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor. Di dalam pondok pesantren, Anton mendirikan sebuah masjid megah dan unik dengan khas Tionghoa yang dinamai Masjid Tan Kok Liong.

 

7 dari 8 halaman

Sempat Sakit dan Jalani Aktivitas dari Kursi Roda

Lama tak terlihat di hadapan publik, pada Senin, 26 Oktober 2020 lalu, aktor Miller Khan membagikan momen kebersamaannya dengan Anton Medan dan kerabat lain melalui akun Instagram miliknya.

Dalam salah satu fotonya, Miller terlihat menggenggam erat tangan Anton Medan. Meski sampai saat ini belum diketahui pasti hubungan kekerabatan apa yang dimiliki antara aktor asal Malaysia tersebut dengan Anton Medan.

Dalam keterangan fotonya, Miller juga menuliskan sebuah kalimat yang mengisyaratkan jika Anton Medan sedang dalam kondisi tidak terlalu baik.

"Cepet sembuh ya pah," tulis Miller dengan emoji hati.

Dalam unggahan tersebut, Anton Medan terlihat terduduk lesu di kursi rodanya. Ia juga terlihat menggenggam erat tangan Miller Khan.

Di unggahan Instagram Story miliknya, Miller juga membagikan momen saat tengah menyuapi Anton Medan yang terduduk di atas kursi rodanya.

"Suapin papah kuw," tulis Miller.

 

8 dari 8 halaman

Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun

Mantan narapidana yang kini menjadi pendakwah Ramdhan Effendi alias Anton Medan meninggal dunia. Anton Medan meninggal dunia di kediamannya di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

"Iya Pak Anton Medan meninggal dunia. Beliau meninggal di rumahnya, di Cibinong," kata Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Ipong Hembiring Putra saat dihubungi, Senin (15/3/2021).

Senada, keponakan Anton Medan bernama Ibrahim juga membenarkan kabar wafatnya Anton Medan.

"Benar, saat ini saya sedang menuju ke lokasi. Beliau meninggal diusia 63 tahun," ucap Ibrahim saat dihubungi Liputan6.com.

 

Reporter : Fatimah Rahmawati

Sumber : Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.