Sukses

BPOM Setujui Vaksin Astrazeneca Dipakai untuk Vaksinasi Covid-19 Massal

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat AstraZeneca sebagai vaksin Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat AstraZeneca sebagai vaksin Covid-19. Vaksin ini dapat diberikan bagi kelompok dewasa hingga lansia.

Kepala BPOM, Penny Lukito, menyampaikan pemberian izin penggunaan darurat ini setelah melihat data kualitas mutu dan efikasi vaksin Astrazeneca yang dipublikasi oleh beberapa negara, khususnya negara Eropa.

"Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan pertimbangan manfaat dan risikonya, maka BPOM menerbitkan persetujuan emergency use authorization pada 22 Februari yang lalu," ucap Penny dalam konferensi pers, Selasa (9/3/2021).

Penny menuturkan, berdasarkan data yang diterima BPOM, efek samping dari vaksin AstraZeneca rendah hingga sedang. Efek samping rendah seperti rasa nyeri di lokasi penyuntikan (nyeri lokal), kemerahan, gatal, dan pembengkakan.

Sedangkan efek samping sedang dari vaksin buatan United Kingdom itu adalah kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, mual, demam, dan muntah.

Dia mengatakan hasil evaluasi dari vaksin Astrazeneca dapat merangsang pembentukan antibodi baik populasi dewasa atau lansia.

"Pembentukan antibodi terhadap dewasa usia 18-60 tahun peningkatan antibodi sebanyak 32 kali. Sedangkan lansia di atas 65 tahun 21 kali," ujar Penny.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terima 1,1 Juta Vaksi AstraZeneca

Indonesia diketahui telah menerima sekitar 1,1 juta lebih vaksin Covid-19 AstraZeneca sesi pertama melalui jalur multilateral. Vaksin tersebut tiba melalui Bandara Soekarno Hatta hari ini, Senin (8/3).

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyampaikan upaya pemerintah Indonesia bekerja sama dalam mendukung prinsip kesetaraan akses vaksin membuahkan hasil.

"Saya menyampaikan surat Expression of Interest pemerintah Indonesia kepada Gavy Covac Facility. Surat tersebut ditandatangani Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Sejak saat itu, proses untuk mendapatkan akses vaksin dari jalur multilateral terus bergulir," katanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (8/3).

"Selain berupaya mengamankan kebutuhan dalam negeri, dukungan Indonesia mengenai prinsip equal access to vaccin for all atau kesetaraan akses vaksin bagi semua negara juga terus dijalankan. Prinsip ini harus terus disuarakan. Prinsip ini terus kita dukung antara lain melalui posisi saya sebagai salah satu co chairs dari Covax AMC engagement group," kata Retno.

Dia mengungkapkan, lewat forum yang mempertemukan semua pihak dalam rangka mendukung kesetaraan akses vaksin itu, Indonesia akhirnya pada Februari 2021 berhasil mendapatkan pengiriman pertama vaksin melalui jalur multilateral.

"Dan pada hari ini Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 vaksin jadi dengan total berat 4,1 ton," jelasnya.

Menurut dia, total Indonesia akan menerima 11.704.800 vaksin jadi dengan pengiriman bertahap hingga Mei 2021. Dia pun berterima kasih kepada semua pihak atas kerja sama tersebut.

"Pihak internasional, negara donor, Gavy, WHO, Unicef, dan lain-lain. Untuk itu kami sampaikan apresiasi tinggi atas semua kerja sama yang diberikan," kata Retno.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.