Sukses

Pemprov DKI: Jakarta Keluar dari 10 Besar Kota Paling Macet di Dunia

Data yang diunggah Pemprov DKI berdasarkan hasil dari lembaga TomTom Traffic Index.

Liputan6.com, Jakarta - DKI Jakarta saat ini telah keluar dari 10 kota paling macet di dunia. Hal tersebut berdasarkan unggahan Pemprov DKI Jakarta dalam akun Instagram @dkijakarta pada Minggu (17/1/2021).

Data yang diunggah Pemprov DKI berdasarkan hasil dari lembaga TomTom Traffic Index.

"Menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang," bunyi unggahan tersebut.

Pemprov DKI juga menjelaskan hasil penilaian tingkat kemacetan tahun 2020 yang kini berada di angka rata-rata 36 persen.

Bahkan hasil tesebut berkurang bilang dibandingkan tahun 2019 kemacetan di Ibu Kota mencapai 53 persen dan berada di peringkat 10 kota termacet.

"Sejak tahun 2017 peringkat Jakarta terus membaik hingga tahun ini keluar dari 10 besar," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan adanya penurunan penumpang akibat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pengetatan pada hari pertama, Senin (11/1/2021).

"Secara keseluruhan kinerja lalu lintas turun. Dibandingkan dengan hari yang sama pada Minggu lalu, Senin 4 Januari 2021, volume lalu lintas turun 3,86 persen," kata Syafrin melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/2/2021).

Selain itu kata dia, terjadi juga penurunan jumlah penumpang perkotaan sebesar 6,63 persen. Jumlah tersebut terdiri dari penumpang Transjakarta sebesar 1,88 persen.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

MRT Turun, LRT Meningkat

Lalu, penumpang MRT Jakarta sebesar 10,13 persen, pengguna KRL menurun 10,83 persen, dan KA Bandara sebesar 40,91 persen.

"Sedangkan untuk penumpang LRT Jakarta mengalami peningkatan sebesar 0,92 persen," jelas Syafrin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.