Sukses

Polisi: Pengeroyokan Bocah SMP Peretas Situs NASA Tak Terkait IT

Kapolsek menilai, bila aksi tawuran tersebut hanya disebabkan oleh kenakalan remaja biasa.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolsek Ciledug Kompol Ali Yusron memastikan, bila penganiayaan terhadap Putra Aji Adhari, bocah peretas situs NASA bukan lantaran pekerjaannya sebagai tenaga IT.

"Tidak ada hubungannya dengan retas meretas, tapi motif masih didalami," ungkap Kapolsek, Minggu (2/8/2020).

Kapolsek menilai, bila aksi tawuran tersebut hanya disebabkan oleh kenakalan remaja biasa. Namun berujung pada penganiayaan berat yang mengakibatkan Putra Aji masih kritis di rumah sakit.

"Itu kan korban anak muda, pelaku yang diamankan seorang juga sama. Jadi kenakalan biasa. Anak-anak suka tawuran itu," ujarnya.

Polisi pun mengaku masih mendalami kasus dugaan penganiayaan tersebut. Namun kesulitan lain adalah, korban Putra Aji masih dalam kondisi kritis, sehingga tidak bisa dimintai keterangan.

"Kita akan tunggu sampai korban pulih dan bisa dimintai keterangan,"kaa Kapolsek.

Seperti diketahui sebelumnya, Putra Aji bocah yang pernah meretas situs NASA, diduga menjadi korban pengeroyokan orang tak dikenal. Hingga kini, korban masih terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bobol Situs Nasa

Beberapa waktu lalu, nama Putra Adhari tengah menjadi perbincangan panas dunia internet di Tanah Air.

Walau masih berusia 15 tahun, Putra bikin warganet terkesima oleh prestasi dan aksinya dengan menembus pertahanan situs NASA pada Mei 2018.

Saat itu, Putra langsung melaporkan kepada NASA melalui subdomain perusahaan antariksa milik Amerika Serikat tersebut.

"Saya menemukan celah RCE di situs, dari bug tersebut saya bisa melakukan inject via URL dan execute command Linux," tutur remaja yang masih bersekolah di MTS Manbaul Khair, Ciledug, Kota Tangerang, Selasa (2/4/2019).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.