Sukses

Bima Arya Akan Cabut Bansos Jika Digunakan Belanja Baju Lebaran

Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku geram melihat kondisi di kawasan Pasar Anyar yang disesaki masyarakat yang berburu kebutuhan jelang Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Idul Fitri, pasar tradisional di Kota Bogor dipadati masyarakat. Padahal, Pemerintah Kota Bogor tengah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengatasi penyebaran Covid-19.

Salah satunya di kawasan Pasar Anyar atau kini disebut Pasar Kebon Kembang. Sepanjang Jalan Dewi Sartika dan MA. Salmun dipadati pedagang kaki lima (PKL) dan warga tanpa mematuhi peraturan jaga jarak sesuai dengan himbauan pemerintah.

Para pedagang nekat turun ke pinggir jalan karena sejak kios mereka ditutup, mereka tidak mendapatkan penghasilan, padahal biasanya menjelang Lebaran dapat meraup untung besar.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku geram melihat kondisi di kawasan Pasar Anyar yang disesaki masyarakat yang berburu kebutuhan jelang Lebaran. Padahal, Pemerintah Kota Bogor maupun tenaga medis sedang berjuang untuk menyelamatkan nyawa manusia dari penularan Covid-19.

"Kalau masih terpikir untuk jalan-jalan pakai baju baru, itu keterlaluan. Menyakiti orang-orang yang kelaparan," kata Bima Arya, Minggu (17/5/2020).

Bagi masyarakat yang terdampak ekonomi, pemerintah juga sedang menyalurkan bantuan sosial baik berupa sembako maupun uang. "Semua kita lakukan untuk menyelamatkan nyawa manusia," terangnya.

Kerena itu, ia meminta semua pihak untuk bekerja sama agar penularan virus corona bisa ditekan bahkan pandemi Covid-19 ini cepat berakhir.

"Saya kaget, masa ada yang mau belanja untuk Lebaran. Ya kalau belanja bahan pokok masih bisa dipahami," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Bima Arya mencurigai bantuan sosial yang disalurkan pemerintah kepada masyarakat terdampak Covid-19 digunakan untuk membeli baju Lebaran. "Jangan sampai ada penerima bantuan yang malah uangnya dibelanjakan untuk membeli baju baru," kata dia.

Ia berjanji akan menyelidiki adanya dugaan bansos yang disalahgunakan oleh penerima bantuan. "Kita akan dalami. Kalau ternyata salah sasaran bantuan itu akan kita cabut," tegas Bima.

Bima Arya juga akan menertibkan lapak PKL khususnya yang menjual pakaian maupun di luar kebutuhan pokok.

"Saya engga mau tahu, kosongkan ini. Keterlaluan," tutupnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Disesaki Pengunjung

Sebuah video yang menunjukkan sesaknya Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor oleh pengunjung di tengah pandemi Corona, viral. Pada video tersebut, pasar yang lebih dikenal dengan Pasar Anyar Bogor itu penuh dengan warga yang berbelanja pakaian.

Padahal, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih berlaku di Kota Bogor.

Minggu (17/5/2020), masyarakat memadati pasar dengan menyerbu lapak pedagang kali lima (PKL) di pasar tradisional tersebut. Suasana kawasan Pasar Anyar begitu padat dijejali warga, tak ada jarak sama sekali antarpengunjung di tengah pandemi Corona.

Para pengunjung sibuk melihat barang dagangan yang mayoritas adalah pakaian dan perlengkapan ibadah di lapak PKL di pinggir Jalan Dewi Sartika dan MA Salmun.

Masyarakat seolah tak takut dengan pandemi. Tak jarang, para pengunjung saling bertabrakan bahu atau badan, dengan pengendara motor dan becak sekalipun. Selain itu, sejumlah warga membawa anaknya ke pasar tersebut.

Lapak pedagang sandal, makanan, minuman, dan buah-buahan juga tak luput dari serbuan warga.

Pengamatan Liputan6.com, juru parkir pun sibuk merapikan sepeda motor yang berderet di pinggir jalan.

Kuli panggul juga terlihat mulai bekerja memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya.

Muslihat (34) pegadang pakaian di Pasar Anyar mengaku tidak merisaukan dengan wabah Corona. Terpenting, dia sudah menjalankan anjuran pemerintah dengan memakai masker dan selalu mencuci tangan.

"Kalau diam di rumah dalam jangka waktu lama, siapa yang akan menanggung hidup kami. Bansos yang dikucurkan sangat tidak cukup," kata Muslihat.

Lain halnya dengan Ilham (37) pedagang perlengkapan ibadah.

Menurut dia, jika pandemi virus Corona sangat berbahaya dan di pasar berisiko besar terjadinya penularan, kemungkinan besar masyarakat yang ada di pasar terpapar Covid-19 sejak minggu lalu. Namun, hal itu tak terjadi menurut dia.

Terlebih, dalam peraturan PSBB, pasar termasuk tempat yang boleh tetap buka.

"Logikanya kan begitu. Dari sebelum puasa sudah ramai, tapi apa di rumah sakit ada penambahan kasus signifikan? Minggu lalu juga disini ada rapid test dan hasilnya nihil," kata Ilham.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.