Sukses

Hardiknas di Tengah Corona, IGI: Pastikan Tol Langit Jangkau Seluruh Pelosok

Di tengah masa pandemi Corona, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud menggelar upacara peringatan Hardiknas secara virtual.

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini begitu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tengah masa pandemi Corona, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud menggelar upacara peringatan Hardiknas secara virtual.

Di tengah ancaman Covid-19 ini, Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyebut, betapa perlunya pembangunan infrastruktur telekomunikasi guna kelancaran proses pembelajaran jarak jauh.

"Memastikan tol langit menjangkau seluruh pelosok Tanah Air," kata Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim kepada Liputan6.com, Sabtu (2/5/2020).

Tol langit ini, kata Ramli merupakan infrastruktur guna memfasilitasi kelancaran teknologi telekomunikasi dan informasi. Selain itu perlu juga untuk memastikan keberlanjutan program digitalisasi sekolah. Ramli meminta digitalisasi mesti memprioritaskan daerah terbelakang di Indonesia.

"Melanjutkan program digitalisasi sekolah dan memprioritaskan daerah miskin dan terbelakang agar membantu mereka yang tak mampu membeli device sendiri," kata dia.

Ia juga meminta agar pemerintah memastikan semua guru di Indonesia mampu menguasai teknologi dalam rangka menjalankan pembelajaran kelas jarak jauh. Supaya tidak ditemukan lagi seperti saat ini bahwa masih banyak guru yang gagap akan teknologi.

"Jika Kemendikbud tidak mampu, boleh meminta bantuan IGI secara resmi tanpa harus memberikan anggaran," pinta Ramli.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minta Pemerintah Susun Belajar Jarak Jauh Tanpa Internet

Terakhir, IGI berharap pemerintah bisa menyusun pedoman dasar tata kelola pembelajaran kelas jarak jauh dan pembelajaran tanpa internet dengan tetap melibatkan siswa dan guru secara penuh tanpa melibatkan layanan pendidikan berbayar atau media lain seperti TV dan Radio.

"Disebut dasar karena guru seharusnya boleh melakukan lebih dari apa yang dipedomankan," kata Ramli.

Ia pun menegaskan agar pemangku kebijakan tidak perlu membuat kurikulum darurat karena proses pembuatan kurikulum yang cukup lama di masa pandemi ini.

"Guru insyaallah mampu mengelola itu dengan baik menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Ini pun IGI bisa membantu pemerintah jika pemerintah membutuhkan. Apalagi jika kurikulum darurat itu masih membutuhkan bimtek lagi," tandas Ramli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.