Sukses

Top 3 News: Perseteruan Kemenkumham Vs Pemkot Tangerang Pupus dengan Pelukan

Top 3 news mengungkap akhir perseteruan antara Kemenkumham dan Wali Kota Tangerang, yaitu dengan saling mencabut laporan yang telah dilayangkan ke polisi.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News hari ini, pertemuan antara Kementerian Hukum dan HAM  (Kemenkumham) dengan Pemerintah Kota Tanggerang, Kamis, 18 Juli 2019, menandakan berakhirnya perseteruan di antara mereka.

Hubungan yang memanas serta komunikasi yang buruk melalui saling sindir selama 10 hari terakhir, pupus melalui jabat tangan dan pelukan.

Dengan berakhirnya perseteruan di antara mereka, Pemkot Tangerang dan Kemenkumham saling mencabut laporan yang telah dilayangkan ke polisi. 

Sementara itu, berita yang tak kalah menarik dan menjadi sorotan masyarakat adalah tentang 130 orang meninggal akibat kelaparan di pengungsian Nduga, Nduga. 

Tim Solidaritas untuk Nduga, Hipolitus Wangge mengungkap ada seorang balita asal Nduga yang meninggal karena kelaparan. Maka jumlah pengungsi yang meninggal di Wamena seluruhnya berjumlah 129 orang.

Tim relawan Nduga berharap pemerintah memberikan bantuan makanan bergizi untuk seluruh pengungsi wilayah Papua yang terdampak pascaperistiwa penembakan di Nduga, Papua. Relawan juga merekomendasikan supaya negara menarik aparat di wilayah Nduga.

Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Jumat, 19 Juli 2019:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. HEADLINE: Kemenkumham dan Pemkot Tangerang Berdamai, Siapa Mengalah?

Perseteruan Kementerian Hukum dan HAM dengan Pemerintah Kota Tangerang berakhir sudah. Hubungan yang memanas serta komunikasi yang buruk melalui saling sindir selama 10 hari terakhir pupus melalui jabat tangan dan pelukan.

Kamis petang, 18 Juli 2019, bertempat di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menjabat erat serta memeluk Sekretaris Jenderal Kemenkumham Bambang Sariwanto untuk menghapus semua perseteruan di antara mereka.

Hasil kesepakatan antara Kemenkumham dan Pemkot Tangerang antara lain akan menarik seluruh pengaduan dan pelayanan publik dipulihkan. Terkait hal-hal normatif dalam perizinan lahan dan tata ruang akan diselesaikan sebaik-baiknya.

Kesepakatan yang dibangun Kemenkumham dan Pemkot Tangerang, termasuk soal status lahan dari Kemenkumham yang belum diserahkan ke Pemkot Tangerang sesuai ketentuan yang berlaku.

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Akhir Perseteruan Menkumham dengan Wali Kota Tangerang

Menkumham Yasonna H Laoly yang sebelumnya berseteru dengan Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah menjadi perhatian publik dalam dua pekan terakhir. Perseteruan ini mengenai perizinan dan pengelolaan lahan milik Kemenkumham di Kota Tangerang, Banten.

Perseteruan diawali perang pernyataan antara Menkumham dengan Wali Kota Tangerang. Yasonna mengatakan Arief tidak ramah soal izin pembangunan dua kampus milik Kemenkumham.

Hal-hal yang menjadi perseteruan di antara mereka, yaitu Wali Kota layangkan surat nota keberatan dan klarifikasi atas pernyataan Menkumham, Pemkot Tangerang setop layanan publik ke kantor dan Lapas milik Kemenkumham, dan lain sebagainya.

Akhir dari perseteruan yaitu adanya perdamaian yang diawali dengan Kemendagri mempertemukan kedua belah pihak, hingga akhirnya saling mencabut laporan.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. 130 Orang Meninggal Akibat Kelaparan di Pengungsian Nduga

Tim Solidaritas untuk Nduga, Hipolitus Wangge mengungkap ada seorang balita asal Nduga yang meninggal karena kelaparan. Anak tersebut tinggal di kamp pengungsian Wamena. Anak-anak tersebut terpaksa mengungsi pascaperistiwa penembakan di Nduga, Papua pada akhir tahun lalu.

Doly Ubruwangge selaku relawan solidaritas Nduga berharap pemerintah memberikan bantuan makanan bergizi untuk seluruh pengungsi wilayah Papua yang terdampak pascaperistiwa penembakan di Nduga, Papua. 

Doly menuturkan, satu rumah pengungsian terdapat lima keluarga yang menampung 20 hingga 40 orang. Mereka memiliki beras sebanyak 50 kilogram dan hanya masak satu hari sekali.

 

 

Selengkapnya...

 

 

Reporter : Nabila Bilqis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.