Sukses

Pesan Penting Sutopo Purwo Nugroho, Ingat Orangtua dalam Hadapi Tantangan

Banyak dari pesan serta pengalaman pribadi Sutopo Purwo Nugroho di akunnya yang menyentuh hati para netizen.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia di rumah sakit di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019) pukul 02.00 WIB. Ia wafat saat mejalani pengobatan kanker paru stadium akhir yang diderita sejak awal 2018.

Sutopo dikenal sebagai sosok yang gigih dan berdedikasi. Dia juga aktif di media sosial Twitter dan Instagram untuk menginformasikan masyarakat Indonesia tentang bencana alam.

Banyak dari pesan serta pengalaman pribadi Sutopo di akunnya yang menyentuh hati para netizen. Salah satunya ketika Sutopo bercerita tentang perjuangannya dalam menyelesaikan skripsi saat kuliah.

Dalam unggahan fotonya, Sutopo menunjukkan tulisan ungkapan hatinya saat masih menjadi mahasiswa.

“Pernahkah kalian mengalami patah semangat menyelesaikan skripsi? Lalu mengabaikan skripsi, dan akhirnya insaf untuk menyelesaikan. Saya pernah mengalami itu. Gara-gara data sulit diperoleh, gagal statistik multivariat, dan permintaan dosen pembimbing juga aneh. Menyalahkan tapi tidak memberi solusi. Akhirnya skripsi saya tinggalkan dengan penuh kebingungan. Mau ganti tema juga nanggung. Berbulan-bulan penuh ketikpastian dan tak ada kemajuan,” tulis Sutopo dalam unggahan foto Instagramnya pada 31 Mei 2019.

 
 
 
View this post on Instagram

Pernahkah kalian mengalami patah semangat menyelesaikan skripsi? Lalu mengabaikan skripsi, dan akhirnya insaf untuk menyelesaikan. . Saya pernah mengalami itu. Gara-gara data sulit diperoleh, gagal statistik multivariat, dan permintaan dosen pembimbing juga aneh. Menyalahkan tapi tidak memberi solusi. . Akhirnya skripsi saya tinggalkan dengan penuh kebingungan. Mau ganti tema juga nanggung. Berbulan-bulan penuh ketikpastian dan tak ada kemajuan. . Saat ditanya orangtua, "Kamu kapan wisuda? Jangan lama-lama kuliahnya karena biayanya mahal. Adikmu juga bayar SPPnya mahal. Apalagi adikmu kuliah di swasta lebih mahal." . Selalu mengingat orangtua, selalu membangkitkan semangat belajar. Membayangkan betapa bahagianya orangtua hadir di tengah wisudaku. . Semua itu tertuang dalam catatan di blocknote Mei 1993. 26 tahun yang lalu. Blocknote pemberian temen dari UI. . Jadi jangan patah semangat. Saat ada hambatan menyelesaikan skripsi. Ingst selalu orangtua. Bayangkan mereka hadir di tengah wisuda. Pasti bahagia.

A post shared by Sutopo Purwo Nugroho (@sutopopurwo) on

Sutopo kemudian mengingatkan agar seseorang tetap gigih dalam menjalani tantangan yang dihadapinya. Dia mengatakan, saat itu, dia menguatkan diri untuk tetap menyelesaikan skripsi karena ingat akan perjuangan orang tuanya untuk membiayai uang kuliah.

“Selalu mengingat orangtua, selalu membangkitkan semangat belajar. Membayangkan betapa bahagianya orangtua hadir di tengah wisudaku. Semua itu tertuang dalam catatan di blocknote Mei 1993. 26 tahun yang lalu. Blocknote pemberian temen dari UI. Jadi jangan patah semangat. Saat ada hambatan menyelesaikan skripsi. Ingst selalu orangtua. Bayangkan mereka hadir di tengah wisuda. Pasti bahagia,” lanjutnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berguna Bagi Orang Lain

Meski dalam keadaan sakit, Sutopo tetap gigih bekerja agar masyarakat Indonesia tahu mengenai bencana alam yang terjadi. Kata-kata terakhirnya yang sangat membekas adalah bagaimana Sutopo ingin berguna bagi banyak orang.

Meski kanker paru stadium 4B, saya tetap berusaha melayani media dan masyarakat dengan baik. Untuk rekan penyintas kanker. Jangan patah semangat. Tetap sabar, kerja dan berdoa. Hidup itu bukan panjang-pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain,” ujarnya lewat akun Twitter @Sutopo_PN, Selasa (2/10/2018).

Ucapan belasungkawa untuk Sutopo dari netizen juga terus mengalir. Tagar #ripsutopo menjadi trending topic nomor satu di Twitter Indonesia. Salah satunya adalah Dedi Dinarto lewat akun @dedidinarto.

"I always go to your Twitter's account to update myself with disaster news. Thank you for your contribution and dedication to the country Pak @Sutopo_PN Rest in Peace #ripsutopo #cancersurvivor."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.