Sukses

Cegah Bom Sri Lanka Terulang, Kemenpora Ajak Pemuda Tangkal Radikalisme

Kemenpora menilai, pemuda memiliki peran signifikan dalam menangkal tumbuh dan berkembangnya paham radikalisme.

Liputan6.com, Jakarta - Ledakan bom yang terjadi di Sri Lanka menimbulkan ratusan korban jiwa. Peristiwa itu terjadi lantaran dipicu oleh pemahaman radikalisme.

Agar tragedi itu tak terulang, Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Niam Sholeh menilai, pemuda memiliki peran signifikan dalam menangkal tumbuh dan berkembangnya paham radikalisme.

Hal itu dikatakan dia saat membuka acara Mid-Term Review Workshop of the ASEAN Work Plan on Youth di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Rabu malam, 24 April 2019.

Karena itu, Indonesia menginisiasi dialog kepemudaan antaragama sebagai bentuk komitmen menjaga perdamaian dan memperkuat budaya keberagaman bagi pemuda.

"Kami ingin memperkuat relasi kepemudaan di ASEAN khususnya penguatan toleransi di kalangan pemuda agar menjadi penangkal tumbuhnya radikalisme atas nama agama, politik, ras atau apa saja yang didasari perbedaan," kata Niam.

Menurutnya, hal ini penting dan harus menjadi komitmen semua pihak. Seluruh perwakilan negara ASEAN hadir dalam pertemuan dan workshop yang merupakan program pendampingan kepemudaan antarnegara tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jangan Terulang Lagi

Dalam kesempatan itu, Niam yang juga menjabat Chairman ASEAN SOMY (Senior Officials Meeting on Youth), mengajak seluruh delegasi untuk mengucapkan bela sungkawa atas tragedi ekstrimisme atau kekerasan yang terjadi di Sri Lanka dan New Zeland. Semua peserta diminta untuk mendoakan agar peristiwa intoleransi yang berujung terorisme tidak terjadi lagi.

"Semoga ini yang terakhir. Kita berharap semua anak muda di dunia khususnya ASEAN harus memperkuat toleransi serta membiasakan menghargai perbedaan. Toleransi adalah kunci perdamaian," tuturnya.

Niam juga menegaskan bahwa fenomena radikalisme di kalangan pemuda dipicu oleh sentimen atau cara pandang tidak tepat yang mendasarkan atas ras, agama, politik yang tidak bisa menerima perbedaan satu dengan yang lainnya.

Untuk itu, seluruh negara ASEAN mengirimkan delegasi untuk melakukan evaluasi workshop program pendampingan kepemudaan antarnegara.

Delegasi diutus dari perwakilan kementerian bidang pemuda se-ASEAN. Selain di bidang toleransi dan deradikalisasi, juga ditekankan pendampingan wirausaha muda, kepedulian sosial dan kepemimpinan maupun peningkatan kualitas kompetensi di bidang teknologi sebagai prioritas kerja sama antarnegara.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.