Sukses

Di Balik Rutan Medaeng, Ahmad Dhani Menulis Surat untuk Menhan

Dhani yang sebelumnya menulis surat untuk sang mama dan pengakuannya sebagai NU, kali ini dia menulis surat curhat tentang persoalan hukum yang dihadapi dan ditujukan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu.

Liputan6.com, Surabaya - Terdakwa dugaan kasus pencemaran nama baik, ujaran Idiot, Ahmad Dhani Prasetyo kembali merilis surat curahan hati (curhat) yang ditulisnya di dalam Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Surabaya, di Medaeng Sidoarjo.

Dhani yang sebelumnya menulis surat untuk sang mama dan pengakuannya sebagai NU, kali ini dia menulis surat curhat tentang persoalan hukum yang dihadapi dan ditujukan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu.

Salah satu sahabat dan juga simpatisan Ahmad Dhani, Fika menyampaikan bahwa inti dari surat itu mengeluhkan atas ditahan dirinya, padahal putusannya belum inkrach.

"Surat curhatan Mas Dhani pada jenderal. Inti dari isi surat itu Mas Dhani mengeluhkan belum ada putusan inkrach kok ditahan padahal yang lain kalau masih banding tidak ditahan," kata Fika di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Selasa (26/2/2019).

Menurut Fika, atas penahanan tersebut Ahmad Dhani sedih. Apalagi hari ini ulang tahun putrinya, Safeea, yang kedelapan. Ahmad Dhani tidak bisa menghadiri ultah putrinya.

"Saya lihat sendiri kemarin Safeea bilang pada Mas Dhani supaya keluar izin 4 hari dari pondok ini (rutan medaeng). Surat curhatan Mas Dhani saya terima tadi pagi," ujar Fika.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Isi Surat Ahmad Dhani

Berikut adalah isi surat curhat dari Ahmad Dhani Prasetyo yang berjudul Surat kepada Jenderal Ryamizard Ryacudu :

Siap Jenderal, lapor

Saya divonis hakim PN, pengujar kebencian berdasarkan SARA.

Saya divonis Anti Cina Saya divonis Anti Kristen

Kakanda Jenderal pasti tidak percaya bahwa saya Anti Cina dan Anti Kristen. Apalagi Saudara saya yang nasrani, dan partner bisnis saya yang kebanyakan dari Tionghoa. Tapi kenyataannya saya divonis begitu.

Kakanda Jenderal adalah saksi hidup bagaimana darah NKRI saya bergelora. Saat Kakanda adalah Kepala Staf AD pada tahun 2003. Kakanda perintahkan band Dewa 19 untuk memberi semangat warga Aceh untuk tetap setia kepada NKRI.

Di atas tank, kami keliling Kota Aceh untuk meneriakkan NKRI harga mati. Bisa saja GAM waktu itu menembaki kami, banyak kelompok separatis yang bisa saja mendekat dan menembak kami.

Namun saat ini situasi negara aneh. Saat saya mengajukan banding atas vonis hakim, saya malah ditahan dengan dua surat ketetapan. Salah satunya atas perkara yang seharusnya saya tidak ditahan.

Jangan salah paham jenderal, saya tidak sedang bercerita soal keadaan saya, tapi saya sedang melaporkan tentang situasi politik negara kita.

Apakah saya korban perang total seperti yang dikabarkan Jenderal Moeldoko, mudah-mudahan bukan. Tapi di penjara, saya merasakan tekanan yang luar biasa.

Demikianlah Kakanda Jenderal, saya melaporkan dari Sel Penjara Politik.

Tertanda Ahmad Dhani Kangen SOP Buntut buatan Nyonya Ryamizard Ryacudu

Rutan Medaeng 26 Februari 2019

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.