Sukses

Polri: Distrik Yigi Jadi Zona Merah Sejak Dihuni Kelompok Egianus Kogoya

Menurut Iqbal, Egianus pindah ke Distrik Yigi karena terdesak kejaran TNI-Polri dari Distrik Kenyam, Nduga.

Liputan6.com, Jakarta - Distrik Yigi, lokasi pembantaian pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua semula merupakan zona aman. Namun situasi berubah setelah kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menghuni distrik tersebut.

"Daerah kejadian, Distrik Yigi, semula aman. Tapi kelompok Egianus Kogoya pindah ke sana," ujar Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal, Jakarta, Kamis (6/12/2018).

Menurut Iqbal, Egianus pindah ke Distrik Yigi karena terdesak kejaran TNI-Polri dari Distrik Kenyam, Nduga. Sejak saat itu, Distrik Yigi masuk dalam kategori zona merah dari sisi keamanan.

"(Kepindahan Egianus dan kelompoknya) karena dikejar pasukan TNI-Polri dari Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua sehingga lokasi insiden penembakan adalah zona merah," tutur dia.

Sementara itu, Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi mengatakan, lokasi pembunuhan di Distrik Yigi merupakan daerah terisolir. Karena itu, pihaknya kesulitan menembus lokasi pembunuhan karyawan PT Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

"Jadi, itu memang kawasan terisolir. Kondisi dan medan di sana cukup berat. Dari Wamena saja, butuh waktu 8 sampai 12 jam bila melalui perjalanan darat,” ujar Aidi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/12/2018).

Karena letaknya yang terisolir, ia tak menampik jalur di Distrik Yigi kerap dilalui kelompok bersenjata. Agar tidak terisolir, sejumlah pembangunan infrastruktur seperti jembatan dilakukan di sejumlah titik.

"Salah satu jembatan yang dibangun, yaitu jembatan yang menghubungkan Kali Yigi dan Kali Aurak. Ini jembatan yang dibangun para pekerja yang dibunuh kelompok bersenjata,” kata Aidi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Eksekusi Keji Kelompok Bersenjata

Penyanderaan terhadap pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan Trans Papua, berdasarkan kesaksian korban selamat berinisial JA, terjadi pada Sabtu, 1 Desember 2018.

Para pekerja, dalam kondisi tangan terikat, kemudian dieksekusi dengan tembakan pada keesokan paginya, Minggu 2 Desember 2018.

Empat pekerja berhasil melarikan diri dan diselamatkan TNI di Pos TNI Mbua, Kabupaten Nduga, Papua. Menurut JA, ada 19 rekan kerjanya yang tewas akibat tembakan. Sementara dua lainnya melarikan diri dan terpisah dari rombongan, sehingga tak diketahui nasibnya hingga kini.

Selain mengevakuasi korban, aparat gabungan TNI-Polri juga fokus mengejar kelompok teroris Papua tersebut. Ratusan personel gabungan telah diterjunkan ke Distrik Yigi dan Mbua, Kabupaten Nduga, Papua.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.