Sukses

Memburu Biang Kaburnya Napi Lapas Lambaro Aceh

Adek menjelaskan, Lapas kelas II-A Lambaro, Banda Aceh dihuni 726 narapidana sedang menjalani hukuman karena tejerat Kasus kriminal.

Liputan6.com, Jakarta Suara Azan berkumandang di Lembaga Permasyarakatan (LP) kelas II-A Lambaro, Banda Aceh. 300-an penghuni LP bergegas ke masjid untuk menunaikan ibadah salat Magrib.

Namun, ada narapidana yang tidak salat. Mereka malah berteriak-teriak di ornames atau pagar, lokasinya persis di antara masjid dengan ruang kantor.

Aksinya pun di tegur Kepala KPLP dan Kasi Keamanan dan Ketertiban. Napi tersebut tidak terima lalu melemparkan botol yang diduga air cabe. Rupanya, tindakan tersebut menyulut emosi narapidana lain. Mereka pun ikut melawan pegawai lapas.

Akibatnya beberapa pintu, jendela jebol dan petugas pun berhasil dilumpuhkan. Sebanyak 113 Narapidana berhamburan keluar.

Namun saat ini, 26 Narapidana sudah kembali.

"Sampai hari ini masih dilakukan pengejaran bersama temen-temen kepolisian dan bekerjasama dengan TNI," kata Kepala Bagian Humas Ditjen PAS Kemenkumham Adek Kusmanto, Jumat (30/11/2018).

Adek menjelaskan, Lapas kelas II-A Lambaro, Banda Aceh dihuni 726 narapidana sedang menjalani hukuman karena tejerat Kasus kriminal. Mayoritasnya kasus narkoba.

Saat kejadian berlangsung, hanya tiga orang yang terindidentifikasi melakukan provokasi. Mereka merusak fasilitas lapas menggunakan barbel dan batu.

"Ada tiga provokator. Salah satu bentuk provokasinya melawan petugas dan dilihat sama temen-temennya yang lain," ujar dia.

Adek menyatakan, masih menyelidiki kasus kaburnya para narapidana tersebut.

"Tiga provokator kalau tidak salah napi kasus narkoba. Ini yang sedang di dalami. Apa ada hubungannya dengan narkoba atau hal-hal lain," tandas dia..

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aturan Ketat

Terpisah, Direktur Jenderal Permasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami menduga tindakan beringas para Napi karena menolak beberapa aturan yang diterapkan pemimpin Lapas Kelas II A Banda Aceh.

Sebab, Standart Operasional Prosedur (SOP) sekarang lebih ketat dibandingkan yang lalu.

"Kami memprediksi ini karena SOP yang sedemikian ketat diberlakukan ka Lapas dan jajaran mungkin ini bentuk perlawanan karena sebelumnya relatif longgar. Inilah mungkin yang jadi alasan mereka lari," jelas dia.

Namun, Sri menyatakan hal itu sebatas dugaan. Pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah hal tersebut pemicunya. Sebab masih dalam penyelidikan tim satgas.

"Mudah mudahan segera ditemukan otak pelaku," tandas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.