Sukses

Tim Gabungan Temukan 2 Turbin Lion Air di Dasar Laut

Ada lebih dari 100 penyelam yang dikerahkan berbagai stakeholder untuk mencari pesawat Lion Air.

Liputan6.com, Jakarta - Tim gabungan SAR kembali menemukan serpihan dari pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Salah satu yang ditemukan adalah turbin alias mesin pendorong pesawat.

"Jadi sampai siang ini, walaupun saya belum dapat kabar, tapi sudah banyak temuan barang besar seperti dua turbin, kemudian dua roda yang lain juga sudah terlihat," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi di JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).

Selain itu, anggota tim SAR juga sudah ada yang melihat badan pesawat Lion Air. "Kemudian juga sudah ada yang melihat bodi," ujarnya.

Dia mengatakan, ada lebih dari 100 penyelam yang dikerahkan berbagai stakeholder untuk mencari pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh pada Senin 29 Oktober 2018 pagi.

"Tim penyelam ini banyak sekali di atas 100 penyelam. Jadi saya mengatur dan membagi lokasi penyelaman, tidak bisa penyelam ini bebas menyelam," pungkas Syaugi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyelam Meninggal

Seorang penyelam, anggota tim pencari korban Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, dikabarkan meninggal dunia, saat bertugas Jumat, 2 November kemarin.

Dansatgas SAR, Kolonel Laut (P) Isswarto, saat dihubungi Merdeka.com, membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan, kecelakaan terjadi sekitar Pukul 16.30 WIB.

"Korban dari sipil, penyelam Basarnas, di bawah Basarnas, bukan kita," kata Isswarto, Sabtu (3/11).

Isswarto menegaskan, pihaknya telah mengakhiri proses penyelaman untuk mencari korban Lion Air jatuh pada pukul 16.00 WIB. Dia pun heran mengapa masih ada tim yang berada di bawah air pada pukul 16.30 WIB.

Dari informasi yang diperoleh, korban diketahui bernama Syachrul Anto, merupakan anggota Indonesia diver rescue.

Dansatgas SAR, Kolonel Laut (P) Isswarto mengatakan, korban meninggal karena dekompresi.

"Diduga dekompresi karena tekanan, bekerja tidak tahu waktu, harusnya naiknya pelan-pelan, lima meter berhenti dulu, sampai muncul (ke permukaan), dia mungkin langsung," kata Isswarto saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (3/11/2018).

Menurut Isswarto, harusnya penyelaman pencarian korban Lion Air berakhir pada pukul 16.00 WIB, karena kondisi gelap dan cuaca yang kurang bersahabat. Namun, korban masih berada di bawah laut hingga pukul 16.30 WIB. "Korban dari sipil, penyelam Basarnas," kata Isswarto.

 

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.