Sukses

Pengelola GBK: Tak Ada Pilihan Lain, Lapangan Tembak Senayan Dibuat Indoor

Jika ingin direnovasi, sebaiknya lapangan tembak dibuat menjadi lebih tertutup. Sehingga tidak akan terjadi lagi tragedi peluru nyasar ke objek vital seperti Kompleks Parlemen.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) Winarto menilai, tidak ada pilihan lain untuk lapangan latihan tembak ke depannya dibuat tertutup atau indoor. Hal ini ia katakan menindaklanjuti peristiwa peluru nyasar dari Lapangan Tembak, Senayan, ke gedung DPR beberapa waktu lalu.

"Saya kira kalau dibangun tidak ada pilihan selain menjadi indoor karena itu yang paling aman," kata Winarto sebelum rapat dengan Komisi II DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/10).

Winarto menjelaskan, jika ingin direnovasi, sebaiknya lapangan tembak dibuat menjadi lebih tertutup. Sehingga tidak akan terjadi lagi tragedi peluru nyasar ke objek vital seperti Kompleks Parlemen.

"Dibangun sangat tertutup sehingga berada di bawah benteng dan itu memang standar yang ada sekarang, tidak ada peluang sekecil apapun agar peluru itu keluar ya atau yang kedua harus relokasi," ungkapnya.

Menurut dia, saat ini baik PPK GBK yang berada di bawah Kementerian Sekretariat Negara dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan pihak lainnya tengah mematangkan dua opsi. Mulai dari relokasi atau renovasi lapangan tembak.

"Jadi ini masih dalam pematangan solusi apa yang akan diambil termasuk juga tentu saja teman-teman di DPR ini terbaiknya seperti apa," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aspek Keamanan

Namun apapun opsi yang dipilih, tempat latihan tembak ke depannya harus memperhatikan aspek keamanan dan dibuat indoor. Opsi pemindahan lapangan tembak, lanjut dia, juga masih sangat terbuka. Pemda DKI Jakarta, tambah Winarto, juga tengah mencari lokasi yang tepat.

"Relokasi ini juga harus ditemukan penggantinya di mana dan luas berapa, kepemilikannya di bawah siapa. Ini yang dicari sekarang, Pak gubernur membantu mencarikan titik relokasinya itu di mana," ucapnya. 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.