Sukses

Istilah Kecebong Vs Kampret, Din Syamsuddin: Tak Sesuai Akhlak Islam

Pemuka agama di Indonesia menyesalkan adanya panggilan kecebong dan kampret yang saat ini sering terdengar.

Liputan6.com, Jakarta - Pemuka agama di Indonesia menyesalkan adanya panggilan "kecebong" dan "kampret"' yang saat ini sering terdengar. Istilah tersebut sering digunakan di media sosial untuk menyebut pendukung tokoh politik tertentu.

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP), Din Syamsuddin, menjelaskan, manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Jadi janganlah didegradasikan menjadi binatang, karena itu berseberangan dengan nilai-nilai agama.

"Mohon maaf itu tidak sesuai dengan akhlak Islam. Siapa pun, baik pihak ini ke sana pihak ini ke situ," kata Din, Selasa, 10 Juli 2018.

Din melanjutkan, apa pun agamanya, hindarilah memanggil menggunakan istilah-istilah tersebut. "Saya salahkan kalau memberi label ke manusia seperti ('kecebong' dan 'kampret') karena dia manusia ciptaan Tuhan," kata Din.

Hal ini juga diungkapkan Majelis Tinggi Agama Khonghuchu Indonesia (Matakin), Uung Sendana. Dia meminta semua pihak tidak menggunakan istilah-istilah yang mendegradasikan manusia seperti penggunaan binatang kecebong dan kampret.

Ia menambahkan, "Menurut saya kenapa kita saling menyakiti dengan menggunakan istilah binatang yang tentu saja dilarang oleh agama-agama," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sepakat dengan Aa Gym

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno sepakat dengan pernyataan KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym yang menolak istilah "kecebong" dan "kampret" untuk menyebut massa pendukung tokoh politik tertentu. Istilah itu mencuat jelang pesta politik Pilpres 2019.

"Sepakat banget sama Aa Gym, saya paling enggak suka itu. Menyebut nama-nama itu merendahkan," kata Sandiaga di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu 8 Juli 2018.

Menurut Sandiaga Uno, istilah tersebut malah semakin membuat citra demokrasi dan berpolitik secara sehat semakin tergerus dan cenderung mengarah ke hal negatif.

"Saya enggak pernah menggunakan kata-kata tersebut dan itu kata-kata yang mendegradasi kita. Membuat kita tambah pesimistis dan begitu kita berpikir pesimistis, kita berpikir negatif," jelas Sandiaga Uno.

Sandi meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak ada lagi yang mengucapkan istilah itu lagi di kemudian hari, dan menggunakan sesuatu yang baik dan benar sebagai wujud persatuan kesatuan.

"Jadi mari gunakan kata-kata yang baik, kata-kata yang besar. Kita ingin membangkitkan semangat, kita pakai istilah-istilah yang membesarkan dan menggunakan kata Bhinneka Tunggal Ika," tegas Sandiaga.

Aa Gym dalam tausiahnya meminta kepada masyarakat agar tidak menyebut kepada kelompok massa pendukung tertentu dengan sebutan "kecebong" dan "kampret". Hal itu dia sampaikan kala mengisi acara Kajian Tauhid, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu 8 Juli siang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.